Kinerja kinclong BPJS Kesehatan lainnya adalah semakin bertambahnya jumlah fasilitas kesehatan tingkat pertama dan faskes tingkat lanjutan yang bergabung.Dari data yang dilansir oleh BPJS Kesehatan,per 1 Juli 2015 jumlah faskes tingkat pertama total mencapai 19.436 faskes yang terdiri dari puskesmas sebanyak 9.814 buah,dokter praktek perorangan sebanyak 4.314 buah,klinik pratama sebanyak 2.923 buah,klinik TNI sebanyak 718 buah,klinik Polri sebanyak 570 buah,RS D Pratama sebanyak 8 buah dan terakhir dokter gigi praktek mandiri sebanyak 1.089 buah. Sedangkan jumlah faskes rujukan tingkat lanjut per 1 Juli 2015 berjumlah 4.438 buah yang terdiri dari rumah sakir pemerintah tipe A,B,C,D sebanyak 586 buah,RS khusus non jiwa sebanyak 161 buah,RS khusus jiwa sebanyak 35 buah,RS swasta sebanyak 729 buah,RS TNI sebanyak 105 buah,RS Polri sebanyak 40 buah,RS BUMN sebanyak 40 buah,klinik utama sebanyak 87 buah,apotek sebanyak 1.777 buah dan optikal sebanyak 878 buah.
Untuk mencapai segmen peserta seluruh penduduk Indonesia pada tahun 2019,BPJS Kesehatan terus berupaya menambah jumlah kantor yang tersebar di seluruh Indonesia.Saat ini BPJS Kesehatan mempunyai 1 kantor pusat,13 kantor divis regional,119 kantor cabang,389 kantor layanan operasional kabupaten/kota,1.347 kantor BPJS kesehatan center dan 34 Liasion Officer dengan jumlah pegawai per Juli 2015 mencapai 6.274 orang.
Berdasarkan hasil audit yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Kanaka Puradireja,BPJS Kesehatan berhasil mendapat mendapat predikat WTM (Wajar Tanpa Modifikasian).Audit dilakukan pada posisi keuangan BPJS Kesehatan dan DJS Kesehatan pada tanggal 31 Desember 2014 serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut,sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Sampai dengan 31 Desember2014, pendapatan iuran BPJS Kesehatan mencapai Rp 40,72 triliun, yang bersumber dari Pemerintah,Pemberi Kerja dan Pekerja serta kelompok Peserta Bukan Penerima Upah.
Selain mengutamakan pembayaran biaya manfaat,BPJS Kesehatan juga mengadakan kegiatan promotif preventif sebagai upaya kesehatan perorangan,antara lain: senam sehat,deteksi dini kanker leher rahim (pap smear) dan screening kesehatan.Pemilihan deteksi dini kanker leher rahim ini didasari pada fakta bahwa dari sekian banyak kanker yang menyerang penduduk Indonesia, kanker payudara dan kanker leher rahim tertinggi kasusnya di seluruh rumah sakit.Berdasarkan Sistem informasi RS (SIRS),jumlah pasien rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara yaitu 12.014 orang (28.7%) dan kanker serviks 5.349 orang (12.8%).Di wilayah Yogyakarta sendiri, kegiatan Pap-Smear gratis dilaunching pada tanggal 4 September 2014 di Bangsal Kepatihan Yogyakarta yang diikuti sekitar 400 orang peserta.Sedangkan di perusahaan saya sendiri,kegiatan telah dilaksanakan sekitar pertengahan bulan September 2014 yang mendapat respon sangat baik oleh para karyawannya.Selain pemeriksaan Pap-Smear,para peserta juga mendapatkan informasi tentang kanker leher rahim dan deteksi dininya dari pihak yang berkompeten.Sedangkan screening kesehatan merupakan bentuk deteksi dini untuk penyakit yang berdampak biaya besar dan menjadi fokus pengendalian BPJS Kesehatan yaitu Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi.
Untuk memberikan nilai tambah lebih bagi kalangan masyarakat mampu,hingga Juli 2015 BPJS Kesehatan telah bekerjasama dengan 52 perusahaan asuransi swasta melalui skema koordinasi manfaat atau coordination of benefit (CoB) dalam memberikan tambahan manfaat non-medis. Beberapa perusahaan asuransi swasta yang sudah CoB antara lain PT Asuransi Allianz Life Indonesia, PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera,PT Equity Life Indonesia,PT MNC Life Assurance, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia,PT Asuransi Sinar Mas dan sebagainya.
Sebagai penutup dari artikel ini,saya ingin mengusulkan kepada BPJS Kesehatan agar menambahkan saluran kontak yang selama ini hanya bisa dilakukan melalui nomor telepon 1500400 saja.Di era sosial media seperti sekarang ini alangkah baiknya bila BPJS Kesehatan juga membuka saluran media komunikasi langsung dengan para pesertanya melalui aplikasi sosial media yang bersifat personal seperti WhatsApp,BlackberryMesengger,Line,WeChat serta yang lainnya.Walaupun sudah mempunyai akun sosial media seperti di Facebook dan Twitter,sayangnya juga tidak dicantumkan di website resminya.Selain itu keberadaan aplikasi apps yang dapat di install di ponsel berbasis Android,Windows Phone,Blackberry maupun iOS juga perlu di tampilkan link-nya di website resmi BPJS Kesehatan.
Banyak manfaat yang dapat diambil bila berbagai akun sosial media tersebut dipajang disitus resmi BPJS Kesehatan.Informasi yang disampaikan dapat dipercaya kebenarannya serta masyarakat peserta mempunyai banyak pilihan saluran untuk memberikan pendapat,keluhan maupun testimoninya tentang BPJS Kesehatan.Selain itu keberadaan akun sosial media tersebut bisa digunakan untuk menyebarkan berbagai informasi program maupun berita berita penting yang menyangkut keberadaan BPJS Kesehatan seperti isu yang sedang hangat dibicarakan saat ini terkait rekomendasi dari MUI.
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kehadiran BJPS Kesehatan di tengah masyarakat telah memberikan manfaat yang berarti dengan memberikan jaminan kesehatan berkualitas dengan harga terjangkau.Dengan capaian dan kinerja yang mengesankan selama setahun lebih ini diharapkan sebelum tahun 2019 target peserta seluruh penduduk Indonesia menjadi anggota BPJS Kesehatan akan tercapai sehingga upaya negara untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju,mandiri,adil dan makmur terlaksana lebih cepat.Amien.