Bila dulu faskes BPJS Kesehatan langganan saya ini hanya seorang dokter praktek perorangan,yang hanya bisa melayani pengobatan umum,sekarang kondisinya lebih meningkat lagi menjadi klinik kesehatan.Layanan kesehatan yang disediakan pun bertambah,selain pemeriksaan umum juga melayani pemberian imunisasi dasar bagi bayi,pemeriksaan ibu hamil serta melayani persalinan secara normal,pemasangan kontrasepsi KB dan pemeriksaan laboratorium sederhana.Sedangkan untuk pengobatan gigi masih menjalin kerjasama dengan dokter lainnya.Bertambahnya layanan kesehatan tersebut sangat menguntungkan bagi peserta seperti saya ini.
Seperti pengalaman saya sewaktu istri hamil yang kedua,dari pemeriksaan kehamilan serta proses kelahiran anak diawal bulan Mei 2014,saya lakukan di klinik BPJS Kesehatan langganan saya ini, termasuk juga pemberian imunisasi dasarnya.Bahkan setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan alat kontrasepsi IUD,walaupun harus menunggu lumayan lama untuk pengadaan IUD-nya yang disuplai dari BKKBN.Semuanya itu gratis tanpa ada tambahan biaya administrasi lainnya.
Pengalaman lainnya terkait pelayanan BPJS Kesehatan adalah sewaktu gigi susu anak saya yang pertama sudah mulai goyah dan harus dicabut,dengan menggunakan kartu BPJS Kesehatan saya cukup mendatangi faskes dokter gigi pilihan saya.Selain dilakukan tindakan pencabutan gigi,dokter gigi yang melayani juga memberikan saran untuk perawatan giginya.Tidak hanya sekali saya menggunakan kartu BPJS Kesehatan untuk memeriksakan gigi anak saya tersebut.Pernah juga oleh dokter gigi tersebut diberikan rujukan untuk dilakukan foto rontgen gigi di sebuah laboratorium ternama di kota Yogyakarta untuk melihat apakah ada akar gigi yang tertinggal.Mumpung usia anak saya masih anak anak,kesadaran merawat gigi dengan secara rutin memeriksakan ke dokter gigi saya lakukan.Enaknya lagi tidak ada biaya tambahan dengan menggunakan kartu "sakti" ini.
Manfaat BPJS Kesehatan tidak hanya dirasakan saya dan anak istri saja,ibu saya pun ikut merasakannya.Ceritanya kedua mata ibu saya ini menderita sakit sudah cukup lama.Sudah diperiksakan keberbagai rumah sakit belum sembuh juga,bahkan sudah dibawa ke rumah sakit khusus mata ternama yang ada di Yogyakarta.Akhirnya di bulan Agustus kemarin berdasarkan rujukan dari dokter Puskesmas Prambanan sebagai faskes BPJS Kesehatan untuk pemegang kartu Jamkesmas,ibu saya dirujuk ke RSPAU Hardjolukito dan disana dinyatakan kedua mata ibu saya terserang katarak.Tindakan operasi menjadi pilihannya.Secara bergantian dengan selang waktu beberapa hari,operasi katarak kedua mata ibu saya berhasil dilakukan.Setelah itu ibu saya masih diharuskan untuk kontrol rutin serta diberikan perlengkapan alat bantu berupa kacamata.Berkat kartu Jamkesmas tersebut,pihak keluarga tidak mengeluarkan biaya sepeserpun sejak pemeriksaan di puskesmas hingga operasi di RSPAU Hardjolukito beserta kontrol rutinnya.Alhamdulillah saat ini kondisi kedua mata ibu saya sudah membaik.
Kisah lainnya tentang kehebatan kartu "sakti" ini saya dapat dari teman yang bapaknya belum lama ini terserang stroke dengan pendarahan berat.Sebut saja Pak Wanto,nama bapak teman saya ini. Beliau sebagai pensiunan PNS pemegang kartu Askes menderita stroke ringan sudah cukup lama. Awal bulan Agustus kemarin beliau harus dilarikan ke rumah sakit Dr.Sardjito karena mendadak kondisi badannya lemah dan bicaranya pelo.Setelah mendapat perawatan selama 1 minggu di rumah sakit,hari Senin kemarin Pak Wanto sudah diperbolehkan pulang dan diharuskan untuk kontrol rutin.Dari keterangan teman saya ini,keluarga tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk membiayai perawatan beserta obat obatannya selama 1 minggu berada rumah sakit serta kontrol rutinnya.Semuanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.Kondisi Pak Wanto saat ini berangsur-angsur membaik dan dapat beraktivitas seperti biasanya.
Ada lagi kisah tetangga saya yang berprofesi sebagai office boy,beliau mengalami kecelakaan persis di depan kantornya karena ditabrak pengendara sepeda motor.Kondisinya cukup parah karena mengalami pendarahan di kepala.Dibawa ke rumah sakit swasta di kota Yogyakarta dan oleh dokter dianjurkan untuk dilakukan tindakan operasi.Selama 2 minggu lebih,beliau menjalani perawatan di rumah sakit.Setelah dinyatakan sembuhpun beliau diharuskan untuk kontrol secara rutin sampai dinyatakan benar benar sembuh.Total biaya selama berada di rumah sakit tersebut mencapai puluhan juta.Karena kasus ini adalah kasus kecelakaan lalu lintas,maka biaya perawatan rumah sakit menjadi tanggungan dari program jaminan kecelakaan lalu lintas (Jasa Raharja).Akan tetapi ternyata nilai santunan tersebut masih kurang untuk menutupi semua biaya rumah sakit yang mencapai puluhan juta.Untungnya tempat kerja tetangga saya tersebut mendaftarkan semua karyawannya menjadi anggota BPJS Kesehatan sehingga dengan mempunyai kartu "sakti" itu kekurangan biayanya yang menanggung BPJS Kesehatan.
Sekelumit kisah pengalaman nyata diatas hanyalah sebagian kecil dari kisah kisah nyata lainnya yang terjadi di sekitar tempat tinggal saya yang mendapatkan keuntungan dan manfaat jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan.Bisa dibayangkan apa jadinya apabila ada keluarga tidak mempunyai jaminan kesehatan kemudian jatuh sakit atau mengalami kecelakaan,bisa jadi istilah "sadikin;sakit menjadi miskin" menjadi kenyataan.
Capaian dan Kinerja BPJS Kesehatan selama 1 lebih tahun berjalan
Diibaratkan seperti bayi yang baru berumur 1 tahun yang baru bisa berjalan,BPJS Kesehatan lebih dari itu dilihat dari capaian dan kinerjanya.Jika dilihat dari capaian prestasinya yaitu pertama, jumlah pesertanya sampai akhir tahun 2014 kemarin mencapai 133.432.653 jiwa,melebihi target yang ditetapkan sebesar 121,6 juta jiwa.Jumlah peserta ini akan terus bertambah sampai cakupan semesta pada tahun 2019 yaitu seluruh penduduk Indonesia.Kedua,pencapaian absensi pembayaran klaim rumah sakit sebesar 100 % dengan waktu pembayaran klaim rata-rata 13 hari (lebih cepat dari ketentuan undang-undang, maksimal 15 hari).Ketiga,berbagai keluhan peserta yang diterima oleh BPJS Kesehatan sebanyak 104.427 keluhan sampai dengan triwulan IV tahun 2014 dapat diselesaikan 100%.Dan terakhir,hasil survei terakhir memperlihatkan bahwa tingkat awareness masyarakat terhadap JKN meningkat pesat,dari target 65% menjadi 95%.
BPJS Kesehatan tidak berhenti berinovasi dalam memberikan kenyamanan kepada pesertanya. Dengan metode virtual account yang diperoleh ketika mendaftarkan menjadi peserta BPJS Kesehatan,peserta semakin dimudahkan dalam membayar iurannya melalui 3 bank nasional yang telah menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan yaitu BNI,BRI dan Bank Mandiri.Pembayaran iuran bisa dilakukan melalui teller bank,anjungan tunai mandiri (ATM),internet banking,LLG/RTGS dan EDC (Electronic Data Capture),mini ATM BRI dan Bank Mandiri di Kantor Cabang BPJS Kesehatan.Dan tidak ada tambahan biaya administrasi untuk pembayaran tersebut walaupun peserta tidak mempunyai rekening di ketiga bank tersebut.