Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cetak Generasi Emas Dimulai Dari Keluarga Yang Berkualitas

7 Agustus 2015   23:20 Diperbarui: 7 Agustus 2015   23:20 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap membaca tentang perlakuan orang tua terhadap anak anaknya seperti screenshot berita diatas, yang pernah menjadi berita heboh secara nasional,membuat saya merasa sedih dan kaget. Diberitakan bahwa ada sebuah keluarga di sebuah perumahan elit di Bekasi,Jawa Barat yang dengan sengaja melakukan penelantaran terhadap 5 orang anaknya (4 anak perempuan serta 1 anak laki laki).Tidak hanya mendapat perlakuan yang tidak patut yaitu melihat aktivitas orang tuanya sewaktu mengkonsumsi narkoba dan ternyata kedua anak dari pelaku tersebut juga mengalami kekurangan gizi.Menurut keterangan dari kedua orang tua anak-anak tersebut, penelantaran tersebut sebagai bentuk didikan agar anak anaknya tidak manja,terutama bagi anak laki lakinya.

Belum selesai kasus di Bekasi tersebut,muncul lagi kasus penelantaran anak dengan akibat yang cukup fatal.Kali ini terjadi di Pulau Dewata,Bali.Berita ini bahkan sampai menyebar ke mancanegara karena dimulai dengan berita kehilangan seorang anak yang akhirnya ditemukan beberapa hari kemudian dalam kondisi sudah meninggal dunia dan dikubur di pekarangan tempat tinggalnya. Sampai hari ini kasus ini masih mendapat perhatian dari masyarakat luas.

Masih banyak lagi kasus kasus lainnya yang melibatkan anak anak baik sebagai korban maupun sebagai pelaku utama yang terjadi di tengah masyarakat kita.Mulai dari kasus kehamilan di usia dini,perkelahian antar remaja usia sekolah, pembunuhan yang dilakukan anak anak terhadap teman bermainnya,pembuangan anak karena tidak diinginkan,anak anak yang menderita gizi buruk hingga prostitusi anak yang merajalela.Serta masih banyak lagi yang tidak terungkap di media massa,terutama di masyarakat bawah.Dalam pikiran saya berkecamuk banyak hal, diantaranya bagaimana peran orang tua mereka dalam mendidik anak-anaknya dan bagaimana masa depan anak anak tersebut kelak dikemudian hari.Bukankan tujuan utama sebuah keluarga melalui perkawinan adalah terciptanya keluarga yang bahagia dan sejahtera,lahir dan bathin serta memperoleh keselamatan dunia dan akhirat?

Saya menikah di usia 28 tahun sedangkan istri saat itu berusia 25 tahun.Usia yang cukup ideal serta kami berdua sudah memiliki penghasilan.Selain itu kami berdua telah siap baik secara mental maupun spiritual untuk bersama sama membangun sebuah keluarga yang bahagia.Saat ini kami dianugerahi 2 orang anak laki laki,anak pertama sudah duduk dibangku kelas 4 SD sedangkan anak kedua baru berumur 2 tahun.Memang cukup jauh jarak umur kelahiran keduanya karena kami menginginkan setiap anak kami mendapatkan kasih sayang yang cukup.Saat ini anak anak juga terlihat bahagia dalam menjalani kehidupannya.Agar anak bisa belajar bertanggung jawab sejak kecil apabila melakukan suatu kesalahan,saya lebih senang dengan memberikan hukuman yang bersifat membangun.Sedangkan hukuman yang bersifat kekerasan fisik dan psikis selalu saya hindari karena anak anak tidak akan dapat berkembang melalui cara kekerasan serta bisa menimbulkan trauma dikemudian hari.Selama ini kehidupan perkawinan kami nyaris tanpa gejolak berarti,kalau sekedar perbedaan pendapat hal itu masih lumrah terjadi dan masih dapat kami bicarakan secara baik baik untuk mencari jalan keluarnya.

Sementara itu,keluarga yang dibangun tanpa persiapan yang matang pasti akan menghadapi rintangan yang berat.Berkaca pada kasus kekerasan yang dilakukan orang tua atau orang terdekat terhadap anak anak terutama terkait hukuman kepada anak bila berbuat kesalahan,sebagian besar terjadi di lingkungan yang dianggap surga bagi anak anak yakni di rumah,sekolah dan lingkungan masyarakat.Faktor utama terjadinya kasus kekerasan tersebut adalah faktor ekonomi dan masalah jiwa atau psikologis.Minimnya lapangan pekerjaan,usia pernikahan yang terlalu dini,cara mendidik anak yang keliru,kurangnya interaksi dengan lingkungan sekitar menambah peliknya persoalan ini. Tak mengherankan bila kasus kekerasan yang dilakukan oleh anak selalu menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Komisi Perlindungan Anak nasional (KPAI) pada tanggal 14 Juni 2015 melalui situs resminya menyatakan bahwa kekerasan pada anak selalu meningkat setiap tahunnya.Pada tahun 2011 terjadi 2178 kasus kekerasan,tahun 2012 ada 3512 kasus,tahun 2013 ada 4311 kasus dan tahun 2014 ada 5066 kasus.Sedangkan 5 kasus tertinggi menurut jumlah kasus per bidang dari tahun 2011 hingga bulan April 2015 adalah pertama anak berhadapan dengan hukum tercata 6006 kasus,kasus pengasuhan 3160 kasus,kasus pendidikan 1764 kasus,kasus kesehatan dan napza 1366 kasus serta kasus pornografi dan cybercrime sebanyak 1032 kasus.Fakta ini menurut BKKBN disebabkan karena minimnya pengetahuan keluarga tentang program pembangunan keluarga menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

Padahal kekerasan yang dilakukan terhadap anak memiliki banyak resiko terutama trauma berkepanjangan,seperti :

  • Memiliki sifat agresif terutama ditujukan kepada pelaku tindak kekerasan.
  • Murung atau depresi,pendiam dan terlihat kurang ekspresif.
  • Mudah menangis.
  • Melakukan tindak kekerasan kepada orang lain,belajar dari pengalamannya kemudian bereaksi sesuai yang ia pelajari.
  • Mengalami penurunan kecerdasannya

Kekerasan terhadap anak tersebut baru sebagian dari berbagai permasalahan keluarga yang terjadi sekarang ini.Masih banyak lagi kasus kasus keluarga lainnya yang membuat miris bagi yang membacanya seperti pernikahan di usia dini,perceraian,kemiskinan yang menjangkiti para lansia,penguna narkoba di usia produktif,sex bebas yang merajalela serta kasus aborsi yang masih saja terjadi.

Dari mana memulai membentuk keluarga bahagia dan sejahtera?

Setiap orang yang memasuki pintu gerbang kehidupan keluarga melalui perkawinan,tentu menginginkan terciptanya suatu keluarga yang bahagia,sejahtera lahir dan bathin serta memperoleh keselamtan dunia dan akhirat nanti.Dari keluarga sejahtera inilah kelak akan terwujud masyarakat yang rukun,damai serta adil dan makmur yang menjadi cita cita dan tujuan pembangunan nasional yang sedang dan akan dilaksanakan terus oleh Pemerintah Indonesia.

Agar cita cita dan tujuan tersebut dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya,maka suami istri yang memgang peranan utama dalam mewujudkan keluarga bahagia dan sejahtera,perlu meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang bagaimana membina kehidupan keluarga sesuai dengan tuntunan agama dan tuntunan hidup bermasyarakat.Sehingga diharapkan setiap anggota keluarga khususnya suami istri mampu menciptakan stabilitas kehidupan rumah tangga yang penuh dengan ketentraman dan kedamaian yang menjadi modal dasar dari berbagai upaya pembinaan keluarga bahagia dan sejahtera tersebut.

Beberapa upaya yang dapat ditempuh guna mewujudkan cita cita keluarga bahagia dan sejahtera adalah :

A) Mewujudkan harmonisasi hubungan suami istri.
Upaya mewujudkannya dapat dicapai melalui adanya saling pengertian,saling menerima kenyataan,saling melakukan penyesuaian diri,terus memupuk rasa cinta,melaksanakan asas musyawarah dalam menyelesaikan dan memecahkan masalah,suka memaafkan dan berperan serta untuk kemajuan bersama.

B) Hubungan yang harmonis antara anggota keluarga dan lingkungannya.
Keluarga dalam lingkup yang lebih luas,tidak hanya terdiri dari ayah,ibu dan anak,akan tetapi menyangkut hubungan persaudaraan yang lebih besar lagi,baik hubungan antara anggota keluarga maupun hubungan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
a) Hubungan antara anggota keluarga
Salah satu ciri dari masyarakat kita adalah hubungan persaudaraan yang lebih luas, hubungan antara keluarga besar dari kedua belah pihak.Suami harus baik dengan pihak keluarga istri,demikian juga sebaliknya istri juga harus baik dengan keluarga pihak suami.
b) Hubungan dengan tetangga dan masyarakat sekitar.
Tetangga adalah orang orang terdekat yang umumnya merekalah orang-orang yang pertama kali tahu dan dimintai pertolongannya.Oleh karena itu sangatlah janggal bila hubungan dengan tetangga tidak mendapat perhatian.Saling kunjung mengunjungi dan saling berkirim bingkisan adalah perbuatan terpuji lainnya terhadap tetangga.Perbuatan tersebut akan menimbulkan rasa kasih sayang antara satu dengan lainnya,yang pada akhirnya akan menciptakan kebahagian.

C) Melaksanakan pembinaan kesejahteraan keluarga.
Beberapa upaya yang dapat ditempuh antara lain dengan dengancara melaksanakan :
a) Program keluarga berencana
Tujuan utama dari Keluarga Berencana ini adalah untuk lebih meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.Dengan mengatur kelahiran,istri banyak mendapat kesempatan untuk memperhatikan dan mendidik anak anak disamping memiliki waktu yang cukup untuk melakukan tugas tugas sebagai ibu rumah tangga.Di pihak lainnya,suami juga tidak terlalu direpotkan oleh tuntutan biaya hidup serta biaya pendidikan anak anaknya.Lebih dari itu anak anak akan mendapatkan perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya yang kelak dapat memberikan dampak positif bagi tumbuh kembangnya kepribadian anak.Sehingga kedepannya dapat menjadi manusia yang sehat secara fisik,mental dan sosial sesuai dengan apa yang dikehendaki dan diperintahkan oleh agama aykni menjadi anak yang sholeh.
b) Usaha perbaikan gizi keluarga
Gizi memegang peranan penting dalam mewujudkan kebahagian dan kesejahteraan keluarga.Nah,agar dapat mewariskan keturunan yang baik dan serta dapat menjaga kesehatan tubuh,pilihlah makanan yang halal dan baik.Makanan halal adalah makanan yang diperbolehkan sesuai dengan ajaran agama Islam untuk dimakan yang mencakup 3 hal yaitu halal zatnya,halal cara memperolehnya dan halal cara pengolahannya.Dengan memakan makanan yang halal tersebut akan membuahkan sikap yang baik dan budi pekertinya yang luhur bagi anak anak kita.Sedangkan makanan yang baik adalah makanan yang mengandung zat zat penting yang diperlukan bagi tubuh untuk berkembangnya fisik yaitu zat pembakar,zat pembangun dan zat pelindung.Selain itu makanan yan baik berbati makanan yang mencukupi sesuai dengan takaran yang diperlukan sesuai dengan usia,jenis kelamin serta keadaan dan kebiasaan masing masing.
Makanan yang halal dan baik tersebut diperlukan bagi seluruh anggota keluarga terutama bagi anak anak sejak masih dalam kandungan sampai usia 5 tahun,karena tumbuh dan berkembangnya jasmani,kecerdasan,rohani dan sosial dikemudian hari sangat ditentukan pada usia tersebut.Dengan memakan makanan yang halal dan baik merupakan upaya dalam memelihara dan meningkatkan mutu kehidupan baik dari segi fisik maupun mental.

D) Membina kehidupan Beragama dalam keluarga
Pendidikan agama yang ditanamkan sedini mungkin kepada anak anaknya akan sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan budi pekerti serta kepribadian mereka.Oleh sebab itu orang tua berkewajiban untuk memeberikan bimbingan dan suri tauladan kepada anak anaknya bagaimana seseorang harus melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan keluarga dan masyarakat agar mereka dapat hidup selamat dan sejahtera.Bagi pasangan suami istri,agama merupakan benteng yang kokoh terhadap ancaman yang dapat merapuhkan dan meruntuhkan kehidupan keluarga.Agama berpean sebagai sumber pendorong dan tempat untuk mengembalikan dan memecahkan beragam masalah yang timbul.Oleh karena itu,perlu bagi pasangan suami istri untuk mau dan mampu melaksanakan kehidupan beragama dalam keluarga baik dalam keadaan suka maupun duka.

Berdasarkan pengalaman saya selama hampir 10 tahun membina rumah tangga,banyak hal yang harus dipahami sebelum seseorang memutuskan untuk menikah dan membina rumah tangganya. Selain berupaya mewujudkan cita cita keluarga yang bahagia dan sejahtera melalui 4 upaya diatas,dibutuhkan juga pengetahuan tentang kesehatan reproduksi,perawatan pasangan selama menjalani kehamilan,persiapan menghadapi kelahiran anak dan kesabaran serta ketelatenan dalam merawat dan mendidik anak anaknya.

BKKBN Memiliki Program Pembangunan Keluarga

Tingginya permasalahan keluarga yang terjadi selama ini seperti pernikahan dini,perceraian yang meningkat setiap tahunnya,kemiskinan,penggunaan NAPZA,sex bebas serta masih ditemukannya kasus aborsi yang dilakukan oleh remaja membuat Pemerintah melalui BKKBN membuat Program Pembangunan Keluarga.Program ini bertujuan untuk :
Terbangunnya Ketahanan Keluarga Balita dan Anak serta Kualitas Anak dalam memenuhi Hak Tumbuh Kembang Anak.
Terbangunnya Ketahanan Keluarga Remaja dan Kualitas Remaja dalam menyiapkan Kehidupan Berkeluarga.
Meningkatnya kualitas Lansia dan Pemberdayaan Keluarga Rentan sehingga mampu berperan dalam Kehidupan Keluarga.
Terwujudnya Pemberdayaan Ekonomi Keluarga untuk meningkatkan Kesejahteraan Keluarga

 

Pihak yang menjadi sasaran dari program ini adalah

  • Balita dan anak anak
  • Remaja
  • Lanjut Usia (lansia)

Inti dari program Pembangunan Keluarga ini adalah mempersiapkan generasi emas,generasi 100 tahun Indonesia Merdeka pada tahun 2045 yang akan datang.Hal ini didasari pada hasil sensus penduduk tahun 2010 dimana jumlah penduduk Indonesia di kelompok umur 0-9 tahun mencapai 45.93 juta jiwa dan dikelompok umur 10-19 tahun berjumlah 43.55 juta jiwa.Sehingga pada tahun 2045,usia kedua kelompok umur tersebut berkisar antara 35 - 54 tahun.Usia yang cukup matang untuk menjadi calon calon pemimpin negara Republik Indonesia ini dimasa mendatang.

Peran Penting Program Pembangunan Keluarga

Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan BPS pada tahun 2010, jumlah penduduk usia 0-24 tahun mencapai lebih dari 87 juta jiwa atau sekitar 27,2 % dari total penduduk Indonesia. Jumlah sebesar ini jika tidak dikelola dengan baik maka bisa jadi sumber masalah bagi Indonesia 30 tahun kedepan.

 

Untuk mewujudkan generasi emas di ulang tahun emas kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045, BKKBN meluncurkan 4 program kegiatan,yaitu :

1) Program Bina Keluarga Balita
Program ini menyasar keluarga muda dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti penyuluhan KB serta bimbingan cara pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan balita.Difasilitator oleh kader kader BKB yang sudah terlatih.Tujuan program ini adalah menjadikan keluarga muda tersebut menjadi orang tua hebat dalam mengasuh anak anaknya yang meliputi persiapan menjadi orang tua,memahami peran orang tua,memahami konsep diri orang tua,melibatkan peran ayah,mendorong tumbuh kembang anak,membantu tumbuh kembang balita,menjaga anak dari pengaruh media,menjaga kesehatan reproduksi balita dan membentuk karakter anak sejak dini.

2) Program GenRe (Generasi Berencana)
Program ini bertujuan agar remaja memahami dan mempraktikkan pola hidup sehat dan berakhlak, berketahanan dan siap menjadi generasi berencana Indonesia.Fokus program Genre ini adalah mempromosikan penundaan usia kawin (dengan mengutamakan sekolah dan berkarya),menyediakan informasi reproduksi seluas luasnya melalui PIK remaja dan mempromosikan rencana kehidupan berkeluarga dengan sebaik baiknya (kapan menikah,kapan mempunyai anak,berapa jumlah anaknya dsb).Sasaran pokok dari program Genre adalah:
1) Remaja usia 10-24 tahun dan belum menikah
2) Mahasiswa dan belum menikah
3) Keluarga yang memiliki anak remaja
4) Kelompok masyarakat peduli remaja
Inti dari program Genre adalah menyiapkan remaja agar memiliki bekal yang memadai mengenai kesehatan reproduksi dan memiliki bekal pengetahuan dalam membentuk keluarga sejahtera.Melalui program Genre ini membantu generasi remaja untuk dapat melalui periode transisi remaja yaitu melanjutkan sekolah,mencari pekerjaan,membentuk sebuah keluarga,menjadi anggota komunitas masyarakat dan dapat mempraktekan gaya hidup sehat.

3. Program Lansia Tangguh
Bappenas pada tahun 2013 kemarin meproyeksikan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sebesar 255,5 juta jiwa dengan perincian jumlah balita sebesar 47.4 juta jiwa,remaja sebesar 66 juta jiwa dan lansia sebesar 21.7 juta jiwa.Data terkini,ada 26 lansia per 100 anak, pada tahun 2035 diperkirakan perbandingannya menjadi 74 lansia per 100 anak.Saat ini ada 13 pekerja untuk mendukung satu lansia, pada tahun 2035 menjadi hanya 6 pekerja per 1 lansia.Saat ini Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia dan sudah mendekati aging population.Hal ini ditandai dengan usia harapan hidup naik dari 70,6 (2010) menjadi 72 (2014).Implikasinya kepada pembangunan ekonomi jangka panjang adalah dalam hal AKUMULASI TABUNGAN dan juga kepada implementasi program JAMINAN SOSIAL.Jumlah pembayar pajak semakin menurun,sementara warga yang meminta bantuan sosial semakin meningkat.Dari sekian banyak lansia,lebih dari separohnya adalah perempuan dan sebagian besar (56.5%) berstatus janda.Yang menjadi pertanyaannya adalah dengan siapa mereka tinggal?Siapa yang menanggung biaya hidup sehari hari mereka?Apakah mereka sehat?

 

 

Berbagai alasan itulah yang mendasari BKKBN mengadakan program Lansia Tangguh ini. Nah,lansia tangguh adalah lansia yang sehat secara fisik,sosial dan mental,mandiri,aktif dan produktif. Program ini bertujuan agar ada peningkatan kualitas hidup lansia biar tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk berperan dalam kehidupan keluarga.Program pemberdayaan lansia tangguh ini dilaksanakan oleh Kelompok Bina Keluarga Lansia yang dibentuk di setiap desa.

4. Program pemberdayaan ekonomi keluarga melalui kelompok UPPKS
Program ini bertujuan sebagai pemberdayaan keluarga rentan dengan memberikan perlindungan dan
bantuan untuk mengembangkan diri agar setara dengan keluarga lainnya dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga.Pelaksanaan program ini dimulai dari pembentukan kelompok,mengenali peluang pasar,menentukan jenis usaha,menggalang permodalan,melaksanakan proses produksi, pemasaran dan pembinaan dan pendampingan.Sedangkan kelompok UUPKS adalah kelompok usaha ekonomi produktif yang beranggotakan sekumpulan anggota keluarga yang saling berinteraksi dan terdiri dari berbagai tahapan KS, baik pasangan usia subur (PUS) yang sudah ber KB maupun yang belum ber-KB dalam rangka meningkatkan tahapan kesejahteraan dan memantapkan kesertaan ber-KB.

Pada kesempatan Peringatan Hari Keluarga Nasional ke 23 tahun 2015 yang dilaksanakan di kota Tangerang Selatan pada tanggal 01 Agustus 2015 kemarin,menjadi momentum dalam upaya membangun karakter bangsa untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera,dengan dibarengi berbagai Program BKKBN tersebut diatas untuk mempersiapkan generasi emas pada tahun 2045 tersebut.Program BKKBN tersebut sesuai dengan program Revolusi Mental yang digagas oleh Presiden Joko Widodo yang juga sebagai ruh dari Kabinet Kerja 2014-2019 yaitu NAWACITA.Isi didalamnya menggagas kembali perlunya character and nation building yang di mulai dari diri kita sendiri,dari lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta lingkungan kerja dan kemudian meluas menjadi lingkungan kota dan lingkungan negara.Disertai dengan kerja keras dari semua pihak,tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah saja,tetapi kita semua harus melaksanakannya sebagai bukti upaya nyata.Semoga dengan melalui Program Pembangunan Keluarga yang komprehensif sebagai Implementasi Revolusi Mental dapat meningkatkan kualitas keluarga yang berkharakter guna mewujudkan Indonesia Sejahtera.Amien.

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun