Sekitar jam 17.10 WIB,pesawat Garuda GA 252 tinggal landas menuju ke Denpasar,Bali. Penulis seperti tidak percaya kalau impian bisa naik pesawat terbang menjadi kenyataan.Ditambah lagi tujuannya menuju ke Pulau Dewata.Mimpi yang menjadi kenyataan..
Lama penerbangan Jogja-Denpasar diperkirakan 1 jam lebih 2 menit.Jam 19.15 WITA pesawat yang ditumpangi kontingen peserta tur Pertamina asal Jogja mendarat dengan selamat di Bandara I Gusti Ngurah Rai,Denpasar Bali.Kondisi Bandara Ngurah Rai sangat berbeda dengan bandara Adisucipto.Lebih luas serta lebih tertata,selain itu juga lebih bersih.Maklumlah karena bandara Ngurah Rai merupakan pintu pertama masuknya berbagai wisatawan mancanegara yang akan berlibur ke Bali.Jadi harus dipercantik..
Setelah menunggu bagasi keluar,rombongan dari Jogja segera menuju keluar dari bandara.Sempat bingung juga begitu keluar dari bandara,mau kemana nih kita?Begitu celetukan mas Fandi. Untungnya mas Hendra segera menghidupkan ponselnya dan membuka sms dari Mb Nur yang mengabarkan nomor kontak yang dapat dihubungi apabila sudah sampai di Bali.Segera penulis telepon nomor yang diberikan mas Hendra,dan dijawab dari bapak bapak diseberang telepon agar menunggu di depan rumah makan Rosaria.Tidak sampai 5 menit menunggu,kendaraan penjemput yang ternyata berasal dari sebuah hotel ternama menghampiri kami berempat.
Hanya 5 menit perjalanan menuju ke hotel tempat kami berempat menginap.Hotel Patra Jasa namanya.Jam 20.32 WIB kami berempat check in di konter depan.Sempat ada kejadian lucu karena Ibu Arifah semula satu kamar dengan Mas Fandi Sido...wah bisa gawat kalau beneran.Setelah berembuk dengan resepsionis akhirnya tercapai kesepakatan tentang pembagian kamarnya.Penulis satu kamar dengan Mas Hendra,Ibu Arifah dengan Mb Nur serta Mas Fandi dengan bang Fadli.
Setelah serah terima kunci kamar,penulis dan Mas Hendra dengan diantar pelayan segera mencari nomor kamar yang dituju.Hotel Patra Jasa ini mengadopsi model resort dan villa sehingga terdapat banyak bangunan yang dibagi bagi kamar didalamnya.
Badan lelah serta perut yang mulai menyanyikan orkestra keroncongan, penulis dan Mas Hendra menghampiri Ibu Arifah serta Mas Fandi berembuk untuk mencari makan malam bersama.Karena waktu check in di resepsionis kami berempat diberitahu kalau untuk makan malam saat itu tidak ditanggung.Jadinya ya mencari sendiri makan malan di luar.Bisa dibayangkan khan,4 orang belum pernah ke Bali,malam malam (jam 21 WITA) menyusuri jalanan dengan jalan kaki mencari angkringan. Di Bali mana ada Angkringan...
Setelah hampir menyusuri jalanan selama 1 jam dan menempuh jarak sekitar 2 km,barulah ibu Arifah memberi usul untuk menelpon Bpk Marlo.Nomor telepon Bpk Marlo ini sudah di sms-kan oleh mb Nur.Mungkin karena di resepsionis sudah ditegaskan tidak mendapat makan malam,jadi kami berempat berprasangka baik saja.Setelah menelpon Bpk Marlo barulah didapat kepastian kalau kami berempat dipersilahkan memesan makan malam di restoran hotel nanti tagihannya ditanggung oleh Bpk Marlo. Wah kok gak dari tadi nelponnya ya...
Dengan langkah tegap walau perut sudah meningkat menyanyinya dari keroncongan ke lagu rock,kami berempat segera balik badan menuju ke hotel lagi.Langsung menuju ke restoran hotel dan menyampaikan pesannya Bpk Marlo ke kasir.Setelah menunggu di meja restoran,pesanan makan malam kami pun siap disantap.
Hanya butuh waktu 10 menit,kami berempat menghabiskan menu makan malam ini.Hanya ibu Arifah saja yang kewalahan dengan porsi makan malamnya.Maklum dapat porsi "portugal" (porsi tukang gali) heheheee....