(juru potretnya Hendra W)
Bulan Oktober 2014 ini benar benar menjadi bulan yang penuh berkah bagi penulis.Berkah yang pertama tentu saja,pada hari minggu 5 Oktober kemarin mendapatkan pembagian daging kurban.Berkah yang kedua,mendapatkan hadiah tur ke Bali bersama Pertamina dan Kompasiana.
Jujur saja,sebelumnya penulis belum sempat menginjakkan kaki ke pulau Dewata,Bali.Alasannya klasik,belum ada dana.Selain itu penulis juga belum pernah merasakan duduk sebagai penumpang pesawat. Jadi hadiah tur ke Bali merupakan berkah yang tak terkira bagi penulis.
Alhamdulillah...
Awal mulanya,waktu ada pengumuman lomba blog Pertamina dengan tema "Membincang Elpiji Non-subsidi",penulis merasa tidak yakin akan lolos masuk 10 besar. Sebabnya karena selain tidak ikut acara Nangkring-nya yang bertempat di Penang Bistro pada Jumat 29 Agustus 2014 yang lalu,sehingga penulis tidak merasakan aura kebatinan suasana acaranya seperti apa.Bersaing dengan 200-an artikel memperebutkan posisi 10 besar tentu persaingannya sangat ketat.Berbekal materi presentasi yang disebar oleh pihak Kompasiana,penulis pun mencoba mengambarkan seperti apa, bila harga LPG 12 Kg mengalami kenaikan harga. Pada tanggal 12 September 2014,penulis memposting artikel dengan judul Drama Panjang Penyesuaian Elpiji 12 KG Dimulai.Sebenarnya ada 1 artikel lagi yang penulis ikut sertakan dalam lomba blog Pertamina ini. Karena tidak yakin dengan 1 artikel,penulis pun menambah 1 artikel lagi.
Setelah menunggu dengan sabar,akhirnya pada tanggal 29 September 2014 jam 19.19,Kompasiana pun mengumumkan pemenangnya.
Malam itu sebenarnya penulis belum tahu kalau termasuk 7 pemenang Favorit.Informasinya justru dari timeline FB yang di unggah oleh teman-teman yang ada di Jakarta (kalau tidak salah Pak Tubagus Encep sama Mas Dzulfikar Al'Ala).Informasi itupun baru penulis buka pada pukul 4 pagi lewat handphone made in China kepunyaan penulis.Langkah pertama yang penulis lakukan adalah memperlihatkan pengumuman tersebut kepada istri.Hasilnya....hehee dapat pelukan dan ucapan selamat. Asyikkk.....
Segera pagi itu juga,penulis konfirmasi dengan mengirim email ke admin Kompasiana dengan menyertakan persyaratan yang diminta oleh admin Kompasiana tersebut.Hati tenang,tinggal menunggu kabar selanjutnya dari sana.
Hari Jumat tanggal 3 Oktobe 2014,sekitar jam 15.00 WIB penulis sudah bersiap untuk pulang kerja.Baru menginjakkan kaki di depan kantor,telepon jadul penulis berdering.Lampu warna kuning berkedip kedip menandakan nomor telepon belum terdaftar di phonebook.Segera penulis angkat ternyata dari CS-nya Kompas.Ini yang ditunggu-tunggu.Peneleponnya seorang ibu (lupa gak tanya namanya) menanyakan nama penulis serta meminta untuk membuka email saat itu juga karena penulis diminta untuk segera mengirimkan scan KTP yang masih berlaku untuk proses pemesanan tiket. Ditunggu sampai jam 17.00 WIB hari itu juga....
Segera setelah menutup telepon,penulis balik lagi ke kantor dan membuka email.
Dari informasi email tersebut,penulis mendapat kepastian tentang jadwal keberangkatan menuju Denpasar pada Rabu 8 Oktober 2014.Waktu itu belum dapat kepastian apakah berangkatnya pada pagi hari,siang hari,sore hari atau malah malam hari.Kepastian ini penting bagi penulis karena untuk mengajukan cuti ke kantor.Karena belum pasti waktunya,pengajuan ijin cutinya pun penulis tunda.Setelah menunggu dengan sabar,tanggal 7 Oktober kemarin,tiket pesawat beserta jam keberangkatannya sudah di kirimkan ke penulis lewat email beserta rund down acaranya selama di Bali.Mantap dan bakalan asyik nih acaranya....
Sebelumnya penulis merasa 10 pemenang kompetisi blog Pertamina ini kebanyakan berdomisili di Jakarta dan sekitarnya.Belum mengetahui kalau ternyata ada juga pemenang yang berasal dari Jogja.Setelah mendapatkan salinan tiket,baru mengetahui ternyata dari Jogja ada 4 orang termasuk penulis yang masuk 10 besar. Ada mas Fandi Sido,Ibu Arifah serta mas Hendra. Ternyata bukan hanya masuk 10 besar,malah juara 1 dan 2-nya direbut oleh kontingen dari Jogja..wah gak nyangka,Kompasianer Jogja hebat hebat juga ya....
Kontingen dari Jogja rencananya menumpang pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 252 yang menurut jadwal berangkat dari Bandara Internasional Adisucipto pada pukul 16.15 WIB dan sampai di bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai,Denpasar pada pukul 18.35 WITA
Hari Rabu 8 Oktober 2014,penulis masih menyempatkan untuk masuk kerja walaupun hanya setengah hari saja.Setelah mempersiapkan segala perbekalan,jam 13.30 penulis diantar saudara menuju ke Bandara Adisucipto. Suasana bandara Adisucipto sudah terlihat ramai walaupun tidak sampai menimbulkan antrian di pintu masuk check in.Setelah melakukan proses check in di konter Garuda,penulis menuju ke pintu masuk ruang tunggu dengan melewati pintu pemeriksaan.Barang-barang bawaan akan diperiksa termasuk kamera dan handphone.Eh..sebelumnya penulis membayar airport tax sebesar Rp 35.000,00 di konter depan sebelum memasuki pintu pemeriksaan.Lolos pemeriksaan,langsung memasuki ruang tunggu.Mencari kursi yang kosong dan istirahat sambil menunggu kedatangan dari teman teman lainnya.
Jam 14.30 WIB,ibu Arifah menelepon mengabarkan kalau rombongan dari Jogja sudah berada di ruang tunggu dan sekarang berada di depan toko batik.Celingak celinguk mencari keberadaan toko batik,akhirnya ketemu juga dan sudah berkumpul Mas Fandi Sido,mas Hendra serta ibu Arifah. Komplit kontingan Jogja siap berangkat..
Setelah berkenalan serta bercerita tentang lomba blog Pertamina ini,sayup sayup terdengar pengumuman dari pengelola Bandara kalau jadwal penerbangan Jogja-Denpasar mundur sekitar 50 menit dari jadwal semestinya. Yah gak apa-apalah...
Jam 16.50 WIB,penumpang tujuan Yogyakarta-Denpasar dipersilahkan memasuki pesawat. Kebetulan nomor tempat duduk kontingan Jogja ini berurutan.Penulis mendapatkan "seat" nomor 21C (pinggir dekat jendela),ditengah ada Mas Hendra.Sedangkan mas Fandi dan Ibu Arifah berada di deretan kursi sebelah kanan.Kebetulan nomor tempat duduk ini berada di depan sendiri untuk kelas ekonomi,karena didepannya sudah masuk kelas bisnis.
Sekitar jam 17.10 WIB,pesawat Garuda GA 252 tinggal landas menuju ke Denpasar,Bali. Penulis seperti tidak percaya kalau impian bisa naik pesawat terbang menjadi kenyataan.Ditambah lagi tujuannya menuju ke Pulau Dewata.Mimpi yang menjadi kenyataan..
Lama penerbangan Jogja-Denpasar diperkirakan 1 jam lebih 2 menit.Jam 19.15 WITA pesawat yang ditumpangi kontingen peserta tur Pertamina asal Jogja mendarat dengan selamat di Bandara I Gusti Ngurah Rai,Denpasar Bali.Kondisi Bandara Ngurah Rai sangat berbeda dengan bandara Adisucipto.Lebih luas serta lebih tertata,selain itu juga lebih bersih.Maklumlah karena bandara Ngurah Rai merupakan pintu pertama masuknya berbagai wisatawan mancanegara yang akan berlibur ke Bali.Jadi harus dipercantik..
Setelah menunggu bagasi keluar,rombongan dari Jogja segera menuju keluar dari bandara.Sempat bingung juga begitu keluar dari bandara,mau kemana nih kita?Begitu celetukan mas Fandi. Untungnya mas Hendra segera menghidupkan ponselnya dan membuka sms dari Mb Nur yang mengabarkan nomor kontak yang dapat dihubungi apabila sudah sampai di Bali.Segera penulis telepon nomor yang diberikan mas Hendra,dan dijawab dari bapak bapak diseberang telepon agar menunggu di depan rumah makan Rosaria.Tidak sampai 5 menit menunggu,kendaraan penjemput yang ternyata berasal dari sebuah hotel ternama menghampiri kami berempat.
Hanya 5 menit perjalanan menuju ke hotel tempat kami berempat menginap.Hotel Patra Jasa namanya.Jam 20.32 WIB kami berempat check in di konter depan.Sempat ada kejadian lucu karena Ibu Arifah semula satu kamar dengan Mas Fandi Sido...wah bisa gawat kalau beneran.Setelah berembuk dengan resepsionis akhirnya tercapai kesepakatan tentang pembagian kamarnya.Penulis satu kamar dengan Mas Hendra,Ibu Arifah dengan Mb Nur serta Mas Fandi dengan bang Fadli.
Setelah serah terima kunci kamar,penulis dan Mas Hendra dengan diantar pelayan segera mencari nomor kamar yang dituju.Hotel Patra Jasa ini mengadopsi model resort dan villa sehingga terdapat banyak bangunan yang dibagi bagi kamar didalamnya.
Badan lelah serta perut yang mulai menyanyikan orkestra keroncongan, penulis dan Mas Hendra menghampiri Ibu Arifah serta Mas Fandi berembuk untuk mencari makan malam bersama.Karena waktu check in di resepsionis kami berempat diberitahu kalau untuk makan malam saat itu tidak ditanggung.Jadinya ya mencari sendiri makan malan di luar.Bisa dibayangkan khan,4 orang belum pernah ke Bali,malam malam (jam 21 WITA) menyusuri jalanan dengan jalan kaki mencari angkringan. Di Bali mana ada Angkringan...
Setelah hampir menyusuri jalanan selama 1 jam dan menempuh jarak sekitar 2 km,barulah ibu Arifah memberi usul untuk menelpon Bpk Marlo.Nomor telepon Bpk Marlo ini sudah di sms-kan oleh mb Nur.Mungkin karena di resepsionis sudah ditegaskan tidak mendapat makan malam,jadi kami berempat berprasangka baik saja.Setelah menelpon Bpk Marlo barulah didapat kepastian kalau kami berempat dipersilahkan memesan makan malam di restoran hotel nanti tagihannya ditanggung oleh Bpk Marlo. Wah kok gak dari tadi nelponnya ya...
Dengan langkah tegap walau perut sudah meningkat menyanyinya dari keroncongan ke lagu rock,kami berempat segera balik badan menuju ke hotel lagi.Langsung menuju ke restoran hotel dan menyampaikan pesannya Bpk Marlo ke kasir.Setelah menunggu di meja restoran,pesanan makan malam kami pun siap disantap.
Hanya butuh waktu 10 menit,kami berempat menghabiskan menu makan malam ini.Hanya ibu Arifah saja yang kewalahan dengan porsi makan malamnya.Maklum dapat porsi "portugal" (porsi tukang gali) heheheee....
Setelah melahap habis makan malamnya,saatnya menuju ke kasir.Cukup menyebutkan nomor kamar masing-masing,sudah beres urusan pembayarannya.Sekilas penulis melihat tagihan pembayaran makan malam waktu itu,busyet mahal juga ya.Kami berempat, penulis perkirakan menghabiskan duit sekitar 700-800 ribu hanya untuk makan malam saja.Untungnya gak bayar..gratis.
Baru beberapa langkah meninggalkan restoran hotel,di lobby penulis melihat kontingen dari Jakarta baru saja sampai di Hotel.Ada Bang Fadli,Mas Dzulfikar,Mas Nauval Rushans serta mas Achmad Nurisal.Padahal waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.00 WITA kurang sedikit.Wajah lelah bertemu wajah sumringah habis makan malam jadinya ya tetap senang....
Ngobrol ngalor ngidul sebentar,akhirnya undur diri menuju ke kamar masing masing.Esok harinya harus bangun pagi pagi karena siap siap menuju ke menu utama dari tour ke Bali ini.Ke Kapal LPG Pertamina di Situbondo via Banyuwangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H