Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Day 1 - Berkunjung ke Kapal VLGC Terbesar di Dunia

15 Oktober 2014   19:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:54 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah kapal LPG Pertamina Gas 2,tujuan utama tur Kompasiner (dok.pri)

Sesuai dengan agenda acara Tour ke Bali dan Visit pengisian Elpiji,Kamis pagi 09 oktober 2014 pukul 06.00 WITA 10 Kompasianer pemenang lomba blog Pertamina "Membincang Elpiji Non Subsidi",admin Kompasiana,media internal Pertamina serta 2 jurnalis mainstream bersiap meluncur ke Bandara Ngurah Rai. Ya,agenda hari ini adalah menuju ke Situbondo,mengunjungi kapal Pengisian Elpiji terbesar di dunia,milik Pertamina yang berlabuh di Teluk Kalbut,Situbondo.

Perjalanan menuju ke Situbondo ditempuh melalui jalur udara dari Bandara Ngurah Rai,Denpasar menuju ke bandara Blimbingsari,Banyuwangi. Karena jadwal penerbangan rute Denpasar-Banyuwangi hanya dilayani 1x dalam sehari itupun hanya di pagi hari dan hanya pesawat Garuda,sehingga peserta Tour harus bangun pagi-pagi. Jam 06.50 WITA rombongan Kompasianer sudah sampai di bandara Ngurah Rai dan langsung melakukan boarding di terminal domestiknya.

Dengan menumpang pesawat Garuda tipe ATR 72-600 yang memiliki baling baling pada kedua sayapnya,rombongan kompasiner pun terbang menuju ke Banyuwangi. Lama penerbangan dari Denpasar ke Banyuwangi hanya 40 menit saja.Cukup singkat...

Sebagian rombongan kompasiner berpose di depan pintu masuk bandara Ngurah Rai Denpasar (dok.pri)

Setiba di bandara Blimbingsari,Banyuwangi sudah menunggu minibus yang akan mengantar rombongan tour ke Situbondo dan kembali lagi ke Bali pada sore harinya.Dengan menumpang minibus tersebut,rombongan pun berangkat menuju ke Situbondo melewati alam pedesaan yang masih asri.Setelah melewati kota Banyuwangi,rombongan pun melintasi area hutan yang pohon-pohonnya meranggas.Wilayah yang terkenal dengan Afrika-nya Indonesia ini pun tak luput dijadikan arena jeprat jepret para Kompasianer.Itulah Taman Nasional Baluran...

Oh ya,selama dalam perjalanan Bpk Marlo Dika Wibawa selaku Cyber Officer Pertamina yang menemani peserta Tour menceritakan sekilas tentang Kapal tanker Elpiji milik Pertamina ini.Untuk lebih mengakrabkan diri diantara peserta tour,para Kompasinaer dipersilahkan diri untuk memperkenalkan diri masing masing.Dipersilahkan untuk bercerita tentang apa saja yang berhubungan dengan materi tulisan yang diikutkan dalam lomba blog Pertamina ini.Suasananya sangat cair dan diselingi dengan sendau gurau serta celetukan yang membuat tawa semua peserta tour ini.Asyikknya kopdar bersama Kompasiana ini seperti ini,yang tidak ditemukan di media blog lainnya.

Urut searah jarum jam = Bpk Marlo - Mas Dzulfikar - Bang R Fadli -Bpk Syukri (peserta paling jauh,Aceh) (dok.pri)

Setelah melewati kawasan hutan Taman Nasional Baluran,rombongan memasuki Situbondo yang dalam perjalanannya beberapa kesasar.Kenapa sampai kesasar?Ya karena semua yang ada dalam rombongan bus tersebut belum pernah mendatangi Pelabuhan Kalbut,tempat berlabuhnya kapal VLGC terbesar milik Pertamina tersebut.Walaupun dalam rombongan ada Pak Marlo yang notabene orang Pertamina sendiri,ternyata pak Marlo sendiri belum pernah berkunjung ke Kapal Pertamina Gas 1 maupun Gas 2 ini.Jadi kunjungan ke kapal VLGC terbesar ini merupakan kesempatan langka yang diberikan kepada Kompasianer pemenang Lomba Blog Pertamina ini,yang merupakan rombongan kedua yang diundang ke kapal ini.Sebelumnya rombongan pertama yang diundang berasal dari media mainstream.

Jam 11.10 WIB,rombongan Tour ke Bali tiba di kantor PT Pertamina Marine Region V-STS Kalbut di Situbondo.Setelah beristirahat sejenak di dalam kantor sambil menunggu persiapan kapal serta perlengkapan baju pelampungnya,rombongan menyempatkan diri untuk menunaikan sholat Dzuhur berjamaah dimasjid disamping kantor Pertamina tersebut.

Sebagian rombongan berposes didepan kantor Pertamina di Kalbut(dok.pri)

Sebelum berangkat,rombongan diberi intruksi agar meninggalkan korek api,mematikan handphone serta mematikan lampu blits pada kamera.Setelah berbagai persiapan serta kapal yang akan ditumpangi sudah siap di dermaga,rombongan pun berjalan kaki menuju ke dermaga teluk Kalbut.Sudah menanti kapal nelayan yang akan mengantar rombongan menuju ke kapal selanjutnya,kapal tugboat namanya.Dengan kapal Tugboat inilah rombongan mendekat ke kapal tanker LPG Pertamina Gas 2.Dari dekat kapal Pertamina Gas 2 terlihat sangat besar.

Setelah menambatkan sisi depan dari kapal tugboat ke tangga kapal Pertamina Gas 2,rombongan secara bergiliran, dibatasi 5 orang sekali naik,menaiki tangga menuju ke anjungan Kapal VLGC terbesar di dunia ini.

Rombongan bergiliran menaiki tangga menuju ke Kapal(dok.pri)

Setelah semua rombongan berada di dek kapal,setelah sebelumnya mengisi buku tamu, rombongan dipersilahkan untuk menuju ke geladak kapal.Sudah menanti kapten kapal beserta crew kapal yangmemberikan sambutan hangat atas kedatangan rombongan Kompasianer ini.

Menempati ruangan meeting yang terasa tidak muat menampung semua peserta rombongan ini,Kapten Kapal pertamina Gas 2 memperkenalkan diri.Kapten Kosim namanya,berasal dari Kebumen,Jawa Tengah.Usia masih sangat muda,37 tahun.Lulusan sebuah sekolah tinggi maritim di Semarang.Kapten Kosim ini belum lama mengambil alih kapal Pertamina Gas 2 in,baru sekitar 6 bulanan.

Dalam penjelasannya,Kapten Kosim menegaskan bahwa Kapal Pertamina Gas 1 dan kapal Pertamina Gas 2 ini merupakan "sister ship" (kapal kembar) yang dibeli dari Hyundai Heavy Industries Co. Ltd, Ulsan, Korea Selatan. Kapal Pertamina Gas 2 ini diresmikan pengoperasiannya pada tanggal 14 Mei 2014.Kapal VLGC Pertamina Gas 2 ini dibeli dengan harga sekitar US$73 juta,lebih murah US$ 3juta dari kapal Pertamina Gas 1 yang telah beroperasi sejak tanggal 17 September 2013.

VLGC Pertamina Gas 2 ini menjadi kapal milik Pertamina yang ke-61 dari total 191 kapal yang dioperasikan dalam menjamin keamanan pasokan energi di dalam negeri. Khusus untuk angkutan kapal LPG, VLGC Pertamina Gas 2 merupakan kapal ke-8 dari total 28 kapal yang digunakan.

Kapal VLGC Pertamina Gas 2 ini dipergunakan sebagai mothership dengan sistem STS (Ship to Ship).Memiliki kapasitas bahan baku elpiji hingga 84.000 M3 atau setara 42.000 MT LPG.Dengan kapasitas yang besar tersebut,kapal Pertamina Gas 2 ini diproyeksikan untuk menyalurkan elpiji ke kawasan Indonesia Timur.

Fungsi kapal Pertamina Gas 1 dan Pertamina Gas 2 ini adalah sebagai terminal terapung (floating storage) pengisian elpiji.Jadi setiap hari ada kapal kapal kecil dengan kapasitas dibawah 10.000 MT melakukan pengisian elpiji.Sayangnya waktu rombongan kompasianer berkunjung tidak ada kapal yang melakukan pengisian elpiji.

Bpk Marlo Dika dan Kapten Kosim (dok.pri)

Selain sebagai kapal penyalur,Kapal VLGC Pertamina Gas 2 ini juga sebagai kapal penerima gas impor yang dibawa oleh kapal kapal dari luar negeri.Nah,kenapa kita masih impor gas LPG dari luar negeri? Ya,LPG sebagai hasil samping dari produk kilang minyak sementara produksi gas kilang minyak nasional tidak mampu mencukupi kebutuhan gas yang semakin naik sejak konversi diberlakukan. Jadinya ya harus impor...itulah kenapa Pertamina melakukan penyesuaian harga LPG 12 Kg beberapa saat yang lalu.

Khan ada LNG Tangguh yang dijual murah,ada LNG Bontang,Arun..di alinea selanjutnya akan sedikit penulis jabarkan berdasarkan hasil perbincangan penulis dengan Bpk Marlo.

Ikut merasakan Kemeriahan Pesta Makan Siang Diatas Kapal

Berhubung sudah waktunya makan siang,sang Kapten mengajak kepada seluruh peserta visit ke kapal Pertamina Gas 2 untuk ikut bergabung dalam pesta yang diselenggarakan untuk membangun kebersamaan serta solidaritas diantara 26 crew awak Kapal Pertamina Gas 2. "Silahkan dicicipi sendiri makanan yang dibuat sendiri oleh chef yang berpengalaman di kapal pesiar ini" kata kapten Kosim.Tanpa banyak tanya,seluruh peserta rombongan pun menuju ke ruangan yang dimaksud. Diiringi musik dangdut koplo yang lagi ngetrend,rombongan kompasianer menyalami satu persatu awak kapal yang berada diruangan tersebut.dan rombongan kompasianer pun dipersilahkan untuk mengambil sendiri makanannya.

Bpk Marlo sedang mengambil sayuran (dok.pri)

Menu makanan dia tas kapal pertamina Gas 2 (dok.pri)

Setelah perut kenyang,acara selanjutnya berkeliling mengetahui seluk beluk bagian kapal.Dipandu oleh kapten kapal,Bpk Kosim,tujuan pertama adalah ruang cargo control.Di dalam ruang cargo control tersebut rombongan mendapatkan penjelasan bahwa kapal pertamina Gas 2 ini memiliki 4 cargo (tangki penyimpan) yang diberi nomor berurutan.Dari ke-4 cargo tersebut,nomor genap untuk penyimpanan propane,sedangkan untuk nomor ganjil untuk penyimpanan butane.Jadi bahan baku elpiji yang tersimpan dalam kapal Pertamina Gas 2 ini masih berwujud murni,belum dicampur serta masih netral dan pastinya tidak berbau.Maka didepan tadi ada intruksi agar mematikan handphone, mematikan lampu blitz pada kamera tujuannya bila ada kebocoran gas,kedua benda tersebut bisa memicu terjadinya ledakan gas.Ngeri juga ya...3 kg saja kalau meledak sudah geger sekampung,apalagi ini sekapal yang isinya 42.000 MT gas setara 14 juta tabung lpg 3kg..bisa geger se-Indonesia.

Dalam panel panel control cargo tersebut sudah menerapkan teknologi canggih.Tekanan gas yang berada dalam cargo beserta suhunya termonitor dengan jelas.Pergerakan suhu serta tekanan gas-nya pun terbilang sempit.Jadi dibutuhkan awak kapal yang benar benar teliti untuk memonitor ruang cargo ini.Hebatnya lagi awak kapal Pertamina Gas 1 dan Pertamina Gas 2 ini semua berwarganegara Indonesia.Sudah tidak ada lagi awak kapal ekspatriat.Semua sudah diawaki anak bangsa sendiri.Mantap....

Suasana di deck Navigasi (dok.pri)

Tujuan selanjutnya menuju ke ruang navigasi di deck atas.

Diruangan ini terdapat beberapa monitor yang menunjukan posisi dari kapal Pertamina Gas 2 ini.Selain itu ada peta digital yang memperlihatkan letak kapal dalam format digital.Di dalam deck navigasi ini,kapten kapal Kosim juga menyampaikan informasi tentang ukuran dari kapal Pertamina Gas 2 ini.Ukuran panjangnya 225.81 M dengan lebar 36,6 M serta memiliki bobot mati 54.433 Ton,kecepatan jelajahnya mencapai 16.75 knot.Dari ruang navigasi memandang kearah depan terlihat pipa pipa berwarna hijau serta jalur pedestrian yang dibatasi garis warna kuning di anjungan kapal pertamina Gas 2.

Setelah puas mendapatkan penjelasan dari Kapten Kosim yang tiada lelah menjawab setiap pertanyaan dari Kompasianer,saatnya tiba untuk mengajak pose kapten Kosim bersama Kompasianer. Aura sang kapten sayang kalau tidak diabadikan,kapan lagi bisa mengunjungi Kapal VLGC terbesar didunia ini.

Dari kiri-kanan = Novaly R,Dwi S (nfkaafi),Kapten Kosim dan R Fadli (dok.Pri)

Kesempatan yang sangat langka bisa mengunjungi Kapal VLGC Pertamina Gas 2 ini.Mungkin bagi penulis kesempatan ini hanya sekali ini saja seumur hidup bisa menginjakkan kaki di atas kapal VLGC  milik Pertamina ini.

Setelah puas berselfie ria dengan sang kapten,tepat jam 15.15 WIB rombongan kompasianer pun pamit undur diri untuk kembali ke daratan.Acara berkunjung ke Kapal VLGC Pertamina Gas 2 ini molor beberapa jam dari jadwal,karena memang semua peserta rombongan begitu menikmati beragam acara yang disuguhkan para awak Kapal.Kapal penjemput tugboat sudah siap berada dibawah tangga turun dari Kapal Pertamina Gas 2.Secara bergiliran,para peserta antri menuruni anak tangga menuju ke kapal tugboat.Setelah semuanya turun,kapal segera bergerak meninggalkan Kapal Pertamina Gas 2.

Sambil menunggu kapal nelayan yang akan menjemput rombongan di tengah laut,kapal tugboat berlayar melintasi saudara kembarnya Kapal Pertamina Gas 2,yaitu Kapal Pertamina Gas 1.Sama sama besarnya,sama sama kapasitasnya hanya harga pembeliannya saja yang berbeda.Lebih mahal US$3 juta.

Nah,dalam perjalanan kembali ke daratan dia tas kapal tugboat ini,penulis sempat menanyakan kepada Bpl Marlo tentang berlimpahnya gas alam di indonesia,kenapa kita harus impor gas.Oleh Bpk Marlo dijawab bahwa gas alam berbeda dengan elpiji.Kalau elpiji mempunyai tekanan yang rendah maksimal 12 bar,kalau gas alam (LNG) mempunyai tekanan yang tinggi sampai 200 bar.Jadi kalau gas alam tersebut dipaksakan disimpan dalam tabung seperti kondisi saat ini,biaya fabrikasi tabungnya sangat mahal sekali.Saat ini ketebalan palt untuk tabung elpiji 12 Kg adalah sekitar 2.3 mm,kalau LNG dibuatkan tabung,ketebalan platnya bisa mencapai 8 mm.Wooo...tebal sekali,proses produksinya tentu akan sangat kesulitan.Makanya LNG dialirkan melalui pipa sehingga lebih efisien.

Kembali lagi ke kapal tugboat...

Setelah mengelilingi kapal Pertamina Gas 1,dari kejauhan sudah nampak kapal nelayan yang akan menjemput rombongan kompasianer.Walaupun saat itu kondisi cuaca panas terik,tidak terlihat keletihan dan kelelahan para peserta,semuanya terpuaskan bisa melihat dan menginjakkan kakinya secara langsung diatas kapal kebanggaan Pertamina ini.

Semoga kedua kapal tersebut dapat memberikan sumbangsih bagi ketahanan energi khususnya pasokan elpiji bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jam 16.00 WIB,rombongan kompasinaer bertolak kembali menuju ke Pulau Dewata melalui jalan darat dengan menumpang bus.Melalui rute Situbondo-banyuwangi via Baluran akhirnya pada pukul 18,45 rombongan sampai di pelabuhan Ketapang.Setelah menunggu 10 menitan,rombongan pun memasuki kapal feri dan 20 menit kemudian sampailah di pelabuhan Gilimanuk,Bali.Tidak perlu menunggu lama,rombongan segera melanjutkan perjalanan menuju ke hotel.Jam 00.30 WITA,rombongan tiba dengan selamat di hotel.

Di ibaratkan para peserta kompasinaer ini adalah prajurit,pada hari Kamis 09 Oktober 2014 ini dinyatakan lulus.Tiga matra sudah sukses dilalui,matra udara,matra air dan terakhir matra darat.Komplit...Menu utama hari ini sudah sukses dilalui,saatnya melahap menu hiburan yang tidak kalah serunya esok harinya.Rafting di Ayung...

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun