Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Meningkatkan Kesejahteraan Petani dengan Penguasaan Akses Internet

24 Desember 2014   12:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:34 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hamparan sawah di desaku (dok.pri)

Hamparan tanaman padi muda luas terbentang di depan mata.Nun jauh disana terlihat pemandangan Bukit Bintang,Pathuk Gunung Kidul dengan pepohonannya yang menghijau.Betapa suburnya lahan tanah di daerahku ini.Membayangkan 3 bulan kemudian,bulir tanaman padi sudah menguning tanda siap dipanen.Jadi teringat ada tradisipembagian nasi wiwit disetiap menjelang panen padi.

Sebagai anak petani,saya saat ini sungguh miris melihat nasib petani di desaku ini.Bekerja sejak habis sholat subuh hingga siang hari dilanjutkan hingga sore hari menjelang datangnya adzan mahgrib, penghasilan pak tani ternyata belum bisa menandingi gaji standar UMR di daerahku.Itulah sebabnya banyak pemuda di desa yang hijrah bekerja di kota demi mengejar pundi pundi penghasilan yang lebih besar.Hampir tidak tersedia lagi tenaga muda yang tertarik bekerja disawah.Permasalahan bertambah pelik bila melihat berkurangnya luas lahan pertanian secara drastis entah karena pembagian warisan maupun karena alih fungsi lahan karena ditanami tembok beton. Saat ini profesi sebagai petani menjadi pilihan profesi yang terakhir bagi angkatan kerja muda.Itupun sesungguhnya terpaksa dijalani karena tidak ada pilihan lainnya lagi.

Apakah nasib petani di desaku akan selamanya bernasib tidak beruntung terus?Tergantung niatan dari para petani sendiri apakah mau merubah nasibnya atau sudah nrimo (hs jawa=menerima) dengan keadaan saat ini.Pondasi melangkah ke arah perubahan adalah merubah pola pikir.Tidak mudah merubah kebiasaan yang sudah mendarah daging di kalangan petani di desaku.Harus dibukakan paradigma baru yang bisa menggugah semangat petani dalam bercocok tanam tanaman padi maupun tanaman palawija dan sayur sayuran.

Memaksimalkan hasil dengan pertanian organik

Seperti kita ketahui bersama,wilayah Indonesia mempunyai 2 musim yaitu musim penghujan seperti saat ini dan musim kemarau.Seperti biasanya,di awal musim penghujan para petani menanam tanaman padi.Varietas padi yang menjadi favoritnya adalah varietas IR 64.Pengelolaan tanaman padi saat ini masih mengandalkan pupuk kimia.Makanya tidak heran bila diawal musim tanam,pupuk kimia selalu menjadi barang buruan petani.Stok yang terbatas membuat harga jualnya mengalami kenaikan. Otomatis ongkos produksi padi secara total akan mengalami kenaikan juga.Belum ditambah ongkos tenaga kerja penanam padinya yang masih mengandalkan tenaga manusia.Waktu memanen padinya pun juga masih manual,dengan tenaga manusia juga.Kalaupun menggunakan teknologi mesin,dengan luas lahan yang semakin menyempit ongkos biaya mesinnya jatuhnya jadi lebih mahal dibanding dengan menggunakan tenaga manusia..

Dengan hasil panennya yang tidak maksimal,ditambah harga jual berasnya tidak terlalu tinggi, kesejahteraan petani hanya diawang awang saja. Saya maklum saja karena memang beras termasuk komoditi yang dipantau terus harganya oleh Pemerintah.

Sebenarnya kemampuan para petani di tempat saya saat ini untuk menanam beragam produk pertanian sudah mumpuni.Kendalanya adalah harga jual produk pertanian yang tergolong rendah serta modal yang dimiliki masih kecil. Walaupun di sebelah timur dusun saya sudah berdiri pasar yang cukup megah sehingga para petani bisa langsung memasarkan produk pertanian tersebut.Cuma ya harga jualnya menyesuaikan dengan kemampuan pembeli di pasar tersebut.

Beberapa tahun yang lalu,saya pernah berdiskusi dengan seorang petani yang kebetulan masih saudara dengan saya.Saya mengajukan usulan kepadanya untuk mencoba menanam padi organik. Pertimbangannya waktu itu adalah adanya kelangkaan pupuk bersubsidi sehingga saudara saya tersebut mengeluh tidak mendapatkan pupuk bersudbsidi tersebut.Usulan saya tentang padi organik tersebut saya jelaskan sampai detail berdasarkan apa yang saya ketahui.Tahap pertama lahan pertanian sebelum diolah di beri pupuk kompos,setelah memasuki masa tanam komposisi pupuk kimianya di kurangi sedikit demi sedikit hingga diperkirakan pada tahun ke-lima di lahan pertanian tersebut sudah murni menggunakan pupuk kompos.Setelah terbukti lahan tersebut,menghasilkan padi dengan kualitas lebih bagus barulah gerakan menaman padi organik tersebut saya sebar luaskan.

Memang untuk klasifikasi produk organik tidak bisa hanya mengandalkan satu lahan saja sementara lahan lahan disekitarnya masih menggunakan pupuk kimia.Setidaknya walaupun belum masuk produk organik 100%,padi hasil pertanian dengan pupuk kompos tersebut sudah sedikit merubah pola pikir petani di sekitar tempat tinggal saya.Saat itu saya belum memikirkan bagaimana dengan sistem pemasarannya. Padahal dengan intensifikasi padi organik,harga jual berasnya lebih tinggi dibanding dengan harga jual beras pada umumnya.Sasaran penjualannya adalah kelompok masyarakat yang peduli dengan kesehatannya dan selalu mengkonsumsi produk organik.Biasanya kelompok masyarakat tersebut tidak memperdulikan harga jual beras organik dari petani.

Tahap selanjutnya apabila teknologi beras organik sudah dikuasai,sekarang melebarkan sayapnya dengan mencoba sayur mayur tanpa pupuk dan pestisida kimia.Masa tanam sayur mayur ini dilakukan setelah memasuki musim kemarau.Saat ini pangsa sayur mayur masih dikuasai di beberapa daerah yang berhawa dingin seperti daerah lereng Merapi,daerah Dieng serta daerah berhawa sejuk lainnya. Dan produk sayur mayur tersebut saat ini masih mengandalkan pupuk kimia dan pestisida untuk membasmi hamanya. Dengan membudidayakan sayur mayur organik,harga jualnya bisa lebih tinggi serta bisa mengangkat prestise petani sendiri.

Tidak hanya sektor pertanian saja yang ikut berubah,sektor peternakan terutama budidaya kambing dan sapi juga bakalan berbasis organik.Dengan pemilihan pakan ternak yang berkualitas tanpa tercemar bahan pestisida,daging hewan yang dihasilkan pun akan bermutu tinggi dan mempunyai nilai jual yang tinggi pula.

Kesejahteraan petani akan tercapai bila produk pertaniannya mempunyai daya saing tinggi dibanding produk pertanian dari negara lainnya.Apalagi mulai tahun depan Pasar Bebas Asean sudah mulai berlaku.Saatnya merubah paradigma petani kita dengan menghasilkan produk unggulan.

Minimnya Penguasaan tekonologi informasi

Kelemahan para petani saat ini adalah tidak adanya akses informasi tentang pasar produk pertanian organik yang sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi perkembangannya.Banyak para petani saat ini bila sedang bekerja disawah sudah membekali diri dengan perangkat telepon seluler.Bahkan sekarang dengan membanjirnya smartphone yang harganya sudah cukup terjangkau,banyak para petani yang memilikinya.Salah satunya Pak Sulis yang saya temui sedang asyik mengolah sawahnya di barat desa. Entah belum tahu ada fungsi lain dari smartphone tersebut,Pak Sulis hanya memanfaatkan smartphone miliknya hanya untuk sms dan telepon saja.

Ditanya alasannya kenapa smartphonenya tidak digunakan untuk browsing internet,Pak Sulis hanya menjawab tidak tahu cara settingnya.Malah baik bertanya kepada saya,apa ada pengaruhnya bila saya bisa mengakses internet. Toh,nasib saya tetap jadi petani..

Kasus seperti pak Sulis itu masih banyak ditemui di daerah lainnya.Banyak yang berpikir bahwa internet hanya bisa dijangkau oleh kalangan berpendidikan,hanya untuk sekedar menghabiskan waktu tanpa hasil serta beragam alasan lainnya.Padahal para petani bisa memanfaatkan media blog untuk memasarkan produk pertaniaanya,ikut dalam mailing list maupun bergabung di forum-forum pertanian. Ilmu dalam bertani pun akan semakin bertambah.

Seandainya para petani kita mulai sadar akan pentingnya penguasaan teknologi informasi,pola pikir serta potensi pasar yang terbuka luas di dunia maya bisa diraihnya.Sekarang pun sudah ada portal situs lokal yang khusus beranggotakan beragam petani yang saling terhubung dari Sabang sampai Merauke selama 24 jam.Di situs tersebut di tampilkan beragam potensi pertanian serta hasil petani dari berbagai daerah.Para petani bisa melakukan penawaran produknya dan berinteraksi dengan petani lainnya di situs tersebut.

Impian dengan akses internet unlimited Indosat

Seandainya saya mempunyai akses internet unlimited milik Indosat,impian saya sebagai anak petani adalah mengajarkan kepada para petani di lingkungan saya tentang pentingnya para petani dalam penguasaan teknologi informasi khususnya akses internet.Para petani tersebut akan saya beri pelatihan tentang seluk beluk dunia internet.Gratis untuk akses internetnya,sepuasnya. Untuk peralatannya,saya cukup memasang modem portabel berbasis GSM yang mempunyai fasilitas wifi hotspot. Harga modem ini sekarang sudah cukup terjangkau.Untungnya lagi lokasi desa saya berada dekat dengan semua jaringan seluler baik GSM maupun CDMA sehingga kekuatan sinyalnya bagus. Apalagi sinyal Indosat,stabil dan selalu full bar walaupun berada di dalam rumah.Kekuatan sinyal ini penting agar koneksi jaringan kita tidak cepat putus karena lemahnya sinyal.

Mengapa saya memilih memakai modem dengan wifi hotspot?Sekarang ini kebanyakan perangkat komputer jinjing/laptop serta smartphone sudah disematkan fasilitas wifi.Selain lebih praktis dan simpel tanpa kabel dengan fasilitas wifi tersebut,beragam perangkat telekomunikasi dapat terhubung. Lebih hemat tentunya.

Pembelajaran pertamanya kepada para petani adalah tentang bagaimana caranya mengakses internet baik melalui komputer maupun melalui smartphone.Ini sebagai dasar pelatihan.Apabila para petani sudah bisa mengakses internet lewat jaringan wifi,proses berikutnya adalah cara pembuatan email. Seperti alamat di dunia nyata,di dunia maya juga dibutuhkan alamat sebagai identitas diri.Para petani bisa memilih menggunakan alamat email gratisan yang tersedia di berbagai situs internet.Bisa menggunakan alamat yahoo,gmail,hotmail maupun alamat email lainnya.Kesemuanya diserahkan ke petani masing-masing.

Sukses dengan mempunyai alamat email,tahap selanjutnya adalah para petani bisa mendaftar dan mengikuti berbagai forum pertanian,mendaftar di situs portal jual beli produk pertanian maupun bagi yang senang berbagi informasi bisa memanfaatkan blog.Bisa menggunakan blog pribadi maupun blog rame-rame seperti blog Kompasiana ini.Selain itu juga para petani bisa memanfaatkan media sosial yang disukainya untuk berinteraksi dengan para petani dari daerah lainnya sehingga akan terbuka wawasan pengetahunannya.Semua akan diulas tuntas dalam pelatihan yang akan saya adakan. Waktu pelatihan ini menyesuaikan waktu senggang para petani setelah selesai bekerja disawah,bisa setelah jam 7 malam maupun di waktu waktu senggang lainnya.Tidak ada biaya yang saya bebankan kepada para petani di sekitar saya,semuanya gratis sebagai wujud gotong royong sesama petani.

Akses internet unlimited tersebut melayani selama 24 jam,jadi para petani bisa mengaksesnya menyesuaikan dengan waktu senggangnya.Tentu karena jangkauan sinyal wifi yang terbatas,area cakupannya pun hanya sebatas di area sekitar rumah saya saja.Namun bila menghendaki,saya pun bersedia membawa peralatan modem wifi tersebut ke poskamling misalnya agar semua warga tidak terbatas petani saja bisa mengakses internet.Agar tidak disalahgunakan untuk mengakses situs negatif seperti situs pornografi,situs judi bola serta situs game online,akses terhadap situs situs tersebut harus saya blokir.

Setelah para petani menguasai dan sudah terbiasa dengan dunia internet,saatnya dibuatkan forum khusus yang membahas berbagai hal tentang permasalahan pertanian.Forum tersebut bisa di media sosial maupun di media blog.Selain berdiskusi online,para petani juga bisa menawarkan produk hasil pertaniannya.Jual beli di dunia maya yang sekarang lagi ngetrend ini,belum banyak produk pertanian yang ditawarkan,apalagi produk pertanian organik.Agar lebih dikenal masyarakat dunia maya,berbagai promosi online wajib dilakukan disamping tetap melakukan promosi offline.

Dunia internet inilah jawaban atas keraguan saya akan pangsa pasar organik yang pernah saya sampaikan kepada saudara saya dulu.

Harapan saya dengan semakin terbukanya arus informasi, kesempatan para petani untuk mengembangkan potensi diri semakin terbuka.Kesempatan menciptakan peluang usaha beras dan sayur mayur organik juga terbuka luas.Pangsa pasarnya pun tidak terbatas hanya di wilayah lokal saja,akan tetapi bisa menembus pangsa pasar ekspor.Inilah adalah satu kunci petani untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan berani untuk berubah.Saat ini pasar Singapura masih membutuhkan kebutuhan pangan organik dalam jumlah besar dan itu adalah peluang petani Indonesia untuk memasoknya.Tentu untuk memasuki pasar ekspor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ketat dari negara tujuan.Setidaknya dengan bantuan media internet berbagai peluang tersebut bisa diraih.Dengan bimbingan dan dorongan yang kuat dari Pemerintah,saya yakin para petani kita akan mampu bersaing dengan petani dari negara lain.

Salam Petani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun