Mohon tunggu...
Dwi Suparno
Dwi Suparno Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Receh

Kuli pabri..Bisa ditemui di nfkaafi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mendidik Anak Agar Memiliki Pola Hidup Bersih dan Sehat

24 Desember 2014   21:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:32 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pasien sedang menjalani perawatan di rumah sakit (dok. republika)

Awal tahun 1990 waktu awal kelas 1 SMP,saya masih ingat betul selama hampir 2 bulan lebih saya terbaring di rumah karena terkena serangan penyakit tifus.Kondisi ekonomi orang tua yang pas-pasan memaksa saya hanya dirawat di rumah saja.Setiap 1 minggu sekali,saya diantar oleh bapak saya untuk kontrol rutin ke sebuah klinik kesehatan yang terletak di sebelah timur candi Prambanan. Dengan menaiki sepeda onthel,saya membonceng bapak saya yang tetap semangat mengayuh sepedanya agar cepat sampai di tempat tujuan.Perjuangan orang tua untuk anaknya agar diberikan kesehatan yang selalu saya ingat sampai hari ini.

Penyakit tifus tersebut sebenarnya sudah menjadi penyakit "langganan' bagi saya dan kakak saya sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Hampir setiap tahun sekali,saya dan kakak saya terkapar di tempat tidur terserang tifus.Kadang-kadang sakitnya tersebut seperti punya jadwal sendiri,kakak saya terkena tifus pada awal tahun,saya menyusul pada pertengahan tahunnya.Yang paling parah adalah waktu kakak saya kelas 3 SMP,lebih dari 3 bulan tidak masuk sekolah karena sakit tifus sehingga tidak dapat mengikuti Ebtanas (sekarang berubah menjadi Unas) dan terpaksa tidak lulus dan tinggal kelas.Sedangkan saya sendiri,kejadian paling parah terkena serangan penyakit tifus saat masih duduk di kelas 1 SMP tersebut.Untungnya akibat dari sakit tifus tersebut tidak membuat saya tinggal kelas.

Kondisi ekonomi yang serba terbatas serta tidak adanya edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari dari pihak terkait pada dekade 1990-an tersebut membuat wabah penyakit tifus merajalela di desaku.Tidak hanya saya dan kakak saya yang terkena serangan tifus,hampir setiap anak yang seumuran dengan saya pernah merasakan serangan tifus tersebut.Sudah menjadi kebiasaan warga masyarakat di desaku waktu itu,untuk kegiatan mandi,mencuci serta buang hajat masih dilakukan di sungai.Kebiasaan buruk tersebut ternyata menjadi salah satu pemicu menjalarnya serangan penyakit salah satunya penyakit tifus tersebut.Sanitasi yang buruk ditambah kebiasaan mencuci tangan dengan sabun yang belum membudaya membuat virus penyebab penyakit tifus mudah berkembang biak.

Tidak semua warga masyarakat di desa saya saat itu memiliki kamar mandi yang dilengkapi dengan closet WC.Semua fasilitas sanitasi tersebut masih dianggap barang mahal.Seiring membaiknya perekonomian warga,satu persatu rumah warga melengkapinya dengan kamar mandi dan closet wc lengkap dengan septik tanknya.Memang tingkat kesehatan itu selalu berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan.

Berkaca pada pengalaman masa lalu

Tidak dapat dipungkiri,kebiasaan buruk masyarakat pada dekade 90-an tersebut tidak hanya terjadi di desa saya saja.Hampir di desa desa tetangga pun menjalani kebiasaan buruk tersebut.Bila mengingat peristiwa sewaktu saya terbaring lemah selama 2 bulan sewaktu SMP akibat serangan virus tifus tersebut diatas,timbul semangat dalam diri saya agar anggota keluarga saya saat ini tidak mengalaminya. Perencanaannya dimulai sejak saya dan istri sepakat membangun rumah sendiri. Kamar mandi serta toilet wajib ada walaupun tidak saya jadikan satu ruangan.Antara kamar mandi dan toilet, letaknya terpisah ruangannya menyesuaikan dengan letak septiktank yang juga terpisah. Khusus jarak septiktank dengan sumur saya buat jaraknya lebih dari 9 meter.Jarak ini penting karena air rembesan dari septik tank yang mengandung bakteri E-colli masih dapat bertahan hidup maksimal dalam radius 7-8 meter. Sehingga masih ada jarak aman 1 meter lebih.

Pentingnya air sumur yang digunakan untuk kegiatan mandi,mencuci serta air minum ini menjadi perhatian saya sejak dalam perencanaan pembangunan rumah.Karena air ini sebenarnya termasuk dalam unsur gizi yang sama pentingnya seperti karbohidrat,protein, lemak dan vitamin bagi tubuh kita.Kurangnya asupan air dapat menyebabkan gangguan fisik berupa penurunan stamina, hilangnya konsentrasi dan mood, sakit kepala, bahkan pingsan.

activate javascript

Komik Edukasi Pentingya Air Minum untuk Kita (dok.Unilever)

activate javascript

Dalam gambar diatas terlihat jelas bahwa setiap hari tubuh kita membutuhkan air sehat sebanyak 2-2.5 Liter atau setara 8-10 gelas.Jumlah kebutuhan ini sudah termasuk asupan dari air minum dan makanan.Di kebiasaan keluarga saya saat ini untuk mendapatkan air minum yang sehat sumbernya berasal dari air sumur kemudian cara pengolahannya dengan cara dimasak sampai mendidih selama 10 menit.Ini sebagai upaya agar bakteri yang masih ada didalamnya sudah dipastikan mati.

Pengelolaan sumber air bersih terutama air sumur tidak dapat dilepaskan dari pengelolaan limbah/sampah rumah tangga. Sedapat mungkin limbah/sampah rumah tangga diletakkan jauh dari sumber air sumur.Untuk sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos sedangkan untuk sampah anorganik seperti pecahan kaca diletakkan tersembunyi jauh dari jangkauan anak-anak,untuk sampah plastik pembungkus saat ini pemecahannya hanya saya bakar.Untuk sampah plastik kemasan lebih baik dikumpulkan jadi satu,sehingga bisa digunakan sebagai kerajinan tangan. Kebersihan air minum ini menjadi syarat mutlak menuju ke kehidupan yang bersih dan sehat.

Metode Pengajaran Pola Hidup Sehat

Saat ini mendidik anak-anak seusia SD dibutuhkan kesabaran dan sebisa mungkin orang tua memberi contoh perilaku. Tidak bisa hanya memerintah saja tanpa ada tuntunan dan panutan dari orang tua.Untuk mengajarkan pentingnya memiliki pola hidup sehat kepada anak-anak yang meliputi 3 pilar dasar yaitu kebiasaan mencuci tangan dengan sabun,menggosok gigi serta mau ikut serta menjaga kebersihan toilet dan kamar mandi,saya menggunakan metode komik bergambar yang saya peroleh dari situs Unilever. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana dilengkapi dengan gambar yang menarik sehingga dapat dimengerti anak seusia SD.Pesan serta petunjuknya cepat dimengerti oleh anak saya.

activate javascript



  • Membiasakan mencuci tangan dengan benar.

Tangan adalah media paling cepat dalam menularkan bibit penyakit.Lewat makanan yang kita makan dengan tangan,sewaktu berjabat tangan,memegang barang yang kotor,serta masih banyak lagi lainnya.Awal mulanya memperkenalkan kebiasaan mencuci tangan ini kepada anak saya adalah sewaktu anak sudah bisa buang hajat sendiri.Setelah buang hajatnya selesai kemudian disusul dengan menceboki dan menguyur sendiri closet WC-nya.Setelah itu didesak untuk mencuci tangannya sendiri.Awalnya mencuci tangannya tidak memakai sabun,baru setelah diterangkan resikonya terkena penyakit karena tidak higienisnya tangan,secara perlahan lahan anak saya dengan kesadaran sendiri setiap selesai buang hajat selalu mencuci tangan dengan sabun.

activate javascript

Setelah melihat komik edukasi mencuci tangan dengan benar dari Unilever diatas,anak saya pun semakin mengerti akan pentingnya mencuci tangan.Urutan proses cuci tangannya pun sudah benar yaitu :



  1. Membasuh dengan air yang mengalir


  2. Menggunakan sabun baik sabun cair maupun sabun padat.Gosok hingga berbusa secara merata pada telapak tangan


  3. Menggosok sela-sela jari tangan


  4. Menggosok punggung tangan dan pergelangan tangan secara merata


  5. Membersihkan sela-sela kuku satu persatu


  6. Membilas tangan dengan air mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk.


  7. Tidak lupa membersihkan tangan dengan tisu.

Kebiasaan memcuci tangan ini tidak hanya saya biasakan setelah selesai buang hajat saja. Sebelum makan serta sebelum memegang adiknya,saya tetap menyuruh untuk mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun.Sedangkan bagi saya dan istri,kebiasaan mencuci tangan dengan sabun bertambah diluar rutinitas selesai buang hajat serta sebelum makan.Setiap sebelum menyiapkan makanan serta sesudah menceboki si bungsu,saya dan istri tidak lupa mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun.

Selain itu sudah menjadi rutinitas di sekolah SD anak saya,setiap hari senin ibu guru wali kelas selalu mengecek panjang kuku para muridnya.Bagi yang berkuku panjang dan hitam di peringatkan agar segera memotongnya.Kebiasaan memotong kuku ini juga membantu mencegah penularan bibit penyakit.Bagi rambutnya yang sudah panjang juga disuruh untuk memotong rambutnya.Di depan setiap ruangan kelas juga disediakan keran air yang bisa dimanfaatkan para murid untuk mencuci tangannya.Kebersihan kuku serta kebersihan badan bila diterapkan secara disiplin sejak masih kecil,bila sudah menginjak usia dewasa kebiasaan tesebut akan ditularkan kepada generasi berikutnya.

activate javascript

Fasilitas cuci tangan yang ada di sekolah si sulung (dok.pri)

Dari kebiasaan mencuci tangan dengan sabun tersebut,kita bisa mencegah setidaknya 10 penyakit mulai dari biang keringat,bakteri NDM-1,influenza,jerawat,iritasi kulit,diare,bau badan, infeksi kulit,disentri dan radang tenggorokan.Kerjasama edukasi pentingnya cuci tangan antara sekolah dengan orang tua dirumah membuat anak anak terbiasa dan akhirnya menjadi kebiasaan. Apabila hal tersebut diajarkan sejak kecil,dikala sudah menginjak usia remaja dan dewasa, kebiasaan mencuci tangan tersebut harapannya tetap akan dilakukan dan ditularkan kepada generasi berikutnya.



  • Membiasakan gosok gigi minimal 2x sehari

Menurut hasil penelitian yang dilakukan terhadap 1.906 anak berusia 12 tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta didapat hasil hanya 19,6 % anak yang terbebas dari gigi berlubang.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyakit gigi berlubang ini menjadi salah satu penyakit terbesar di dunia khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dalam mengembangkan ekonominya, makanan manis menjadi semakin banyak tersedia dan menjadi makanan yang banyak diminati khususnya anak anak, sehingga konsumsi gula semakin meningkat dan menyebabkan semakin tingginya kemungkinan gigi berlubang.Contoh konkretnya banyaknya iklan makanan yang berseliweran di media televisi saat ini.

activate javascript

Komik Edukasi cara menyikat gigi yang benar (dok.Unilever)

Pada awalnya untuk membiasakan sikat gigi setelah sarapan serta sebelum tidur kepada anak saya,susahnya minta ampun.Ada saja alasan yang disampaikannya mulai dari jawaban nanti lah,habis lihat inilah,besoklah,jawaban yang terkesan malas untuk melakukan kegiatan sikat gigi.

Puncaknya setelah merasakan tidak enaknya sakit gigi,baru anak saya dengan kesadaran sendiri mau melakukan sikat gigi rutin setiap harinya.Hanya memang caranya yang belum benar.Kemarin setelah saya perlihatkan komik edukasi cara menyikat gigi yang baik dan benar,barulah anak saya belajar sendiri bagaimana cara menyikat gigi yang benar dengan secara bergantian saya dan istri memberikan contohnya.



  1. Pegang sikat gigi dengan sudut 450,sikat gigi dari arah gusi ke gigi dengan gerakan vertikal atau memutar di tiap rahangnya.Selalu menyikat gigi dengan tekanan sedang karena resesi gusi sering terjadi akibat menyikat gigi terlalu keras.


  2. Sikat seluruh permukaan luar dan kunyah gigi. Sikat gigi bagian luar samping,atas dan bawah, gigi depan dan bagian belakang yang sulit dijangkau. Sikat permukaan kunyah gigi dengan gerakan maju mundur.


  3. Sikat permukaan dalam gigi dan lidah. Untuk membersihkan permukaan dalam gigi, sikat dengan gerakan mencungkil. Jangan lupa menyikat lidah karena merupakan tempat dimana bakteri paling banyak berkumpul.


  4. Menyikat gigi setiap selesai makan dan tepat sebelum tidur. Sikatlah gigi selama 2 menit. Buang sisa pasta gigi dan berkumur hanya sekali agar bahan aktif flouride dapat bertahan lebih lama dan memberikan perlindungan lebih optimal.Berkat komik edukasi tersebut, anak saya pun jadi tahu kenapa kita harus sikat gigi sebelum tidur malam.Karena kuman dalam mulut tidak pernah tidur dan berkembang biak 2X lebih banyak di malam hari

Selain itu,kualitas sikat giginya juga menjadi perhatian saya.Ketika bulu sikat sudah sudah mengembang itu tandanya sikat gigi sudah waktunya diganti.Atau lebih mudahnya minimal setiap 3 bulan sekali,sikat gigi harus diganti dengan sikat gigi yang baru.Agar lebih hemat,sekarang banyak kok pasta gigi yang dijual satu paket dengan sikat giginya.Lebih praktis tentunya.

Pengawasan orang tua agar anaknya tidak banyak ngemil makanan yang manis serta lengket juga perlu diperhatikan.Akan lebih baik,sewaktu berangkat sekolah anak diberikan bekal makan dari rumah sehingga anak tidak sembarangan jajan di lingkungan sekolah.Kualitas makanan yang dijajakan di lingkungan sekolah biasanya tidak memperhitungkan tingkat higienisnya.Hanya menonjolkan warna yang menarik sehingga memancing anak anak untuk membeli.Banyak mengkonsumsi makanan yang tidak sehat ternyata juga bisa mempercepat terjadinya kerusakan gigi.

Di usia anak SD,pertumbuhan gigi susu juga sudah mulai berganti menjadi gigi tetap.Periksa ke dokter gigi yang seharusnya setiap 6 bulan sekali bisa di percepat setiap 3 bulan sekali atau ketika ada gigi yang goyang,secepatnya gigi tersebut harus dicabut.Bila terlambat dicabut dan gigi tetapnya sudah mulai tumbuh,gigi goyang tersebut akan terdesak keluar sehingga mengakibatkan timbulnya gigi gingsul.Kebersihan dan kerapian gigi turut menyumbang kepercayaan diri pemiliknya dimasa dewasa nantinya.



  • Memastikan kamar mandi dan toilet dalam kondisi bersih.


activate javascript

Kamar mandi dan toilet yang terlihat bersih dan rapi mencerminkan kepribadian dari pemilik rumah yang mengutamakan kebersihan.Mengapa demikian?Karena kamar mandi dan toilet merupakan sarana pembuangan hasil pencernaan dari tubuh kita yang berupa urine serta kotoran lainnya.Karena sebagai tempat pembuangan kotoran yang identik sebagai sarang penyakit,kamar mandi dan toilet yang kotor bisa menyebabkan penyakit bagi penghuninya.Penyakit diare, muntaber serta tifus,penyakit yang ditimbulkan karena adanya kuman di kamar mandi yang kotor.Apalagi di musim penghujan seperti saat ini,bak mandi yang jarang dibersihkan berpotensi menjadi sarang nyamuk penyebab penyakit demam berdarah.

Selain itu kondisi lantai kamar mandi yang licin bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan bagi penghuninya.Sudah tak terhitung lagi,adanya berita anak kecil bahkan orang tua yang jatuh di lantai kamar mandi sehingga harus menjalani opname di rumah sakit bahkan ada yang meninggal dunia.

Dalam perawatan kamar mandi dan toilet,minimal 1 minggu sekali air dalam bak kamar mandi selalu saya kuras dan saya gosok dindingnya.Tujuannya agar bibit bibit jentik nyamuk penyebab penyakit demam berdarah terputus mata rantai perkembangannya.Selain itu dengan dinding bak kamar mandi yang bersih,kegiatan membersihkan diri menjadi semakin nyaman.Siapa yang tidak suka bila melihat kondisi kamar mandi yang terlihat bersih dan rapi.Sedangkan untuk kegiatan pembersihan toilet,bisa sewaktu waktu saya lakukan tidak perlu menunggu 1 minggu sekali. Bila didapati lantai toilet serta kondisi wastafel yang sudah kotor,saat itu juga saya langsung membersihkannya.Dengan kondisi lantai toilet yang bersih dan selalu kering,toilet tidak dijadikan sarang hewan serangga dan tikus.

Hasil studi menunjukkan 88% dari penyakit diare disebabkan oleh tidak terawatnya sanitasi toilet dan air yang tidak sehat.Selain itu dengan rutin melakukan pembersihan kamar mandi dan toilet,dapat mengurangi tingkat kematian akibat diare sampai 3x lipat.Fakta juga membuktikan, sanitasi yang baik akan mendorong anak-anak untuk rajin datang ke sekolah,bapak-bapak menjadi rajin bekerja serta anggota keluarga lainnya lebih semangat dalam menjalani aktivitasnya.

Produktivitas kerja meningkat sehingga mendorong peningkatan pendapatan ekonomi keluarga.

Kesimpulan

Apabila setiap keluarga Indonesia memulai kebiasaan hidup sehat sejak dari rumah masing-masing kemudian mengajak tetangga kiri kanan untuk turut serta menjaga lingkungan rumahnya,dan beranjak dalam lingkup yang lebih luas lagi,tingkat desa,kecamatan hingga akhirnya tingkat nasional,hasilnya akan sangat luar biasa.Dengan mayoritas warganya yang dalam kondisi sehat, peningkatan produktifitas kerja dapat dicapai lebih cepat yang akan berpengaruh terhadap kesejahteraan bersama.Cita-cita sebagai negara yang makmur dan sentosa menuju Indonesia Sehat niscaya akan tercapai dimulai dari sanitasi kesehatan di lingkungan keluarga masing masing.

Ayo budayakan "Mulai Sekarang dan Seterusnya,Kita Biasakan Berperilaku Bersih dan Sehat Setiap Hari menuju Masa Depan Indonesia Yang Sehat..."

activate javascript

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun