Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis otodidak, tak pernah berhenti menuntut ilmu pengetahuan

Pembelajar otodidak yang gemar membaca, suka olahraga jalan kaki, dan bekerja online dari rumah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Talqin: Belajar Sebelum Mati, Bukan Setelah Mati

2 Februari 2025   19:24 Diperbarui: 2 Februari 2025   19:24 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku pedoman orang mati - bocoran pertanyaan alam kubur (Sumber : google, ilustrasi AI) 

Banyak orang memahami "talqin" sebagai doa atau bacaan yang dibacakan setelah seseorang meninggal dunia, terutama saat ia sudah dikuburkan. Tradisi ini dianggap sebagai pengingat bagi mayit agar mampu menjawab pertanyaan di alam kubur yang diajukan oleh Malaikat Munkar dan Nakir. Namun, pertanyaannya adalah: apakah seseorang yang tidak belajar sejak hidup bisa tiba-tiba mengingat jawaban hanya karena ditalqin setelah mati?

Talqin yang Sebenarnya: Belajar Memahami Tauhid

Talqin berasal dari kata dalam bahasa Arab yang berarti "mengajarkan" atau "memberikan pemahaman." Seharusnya, talqin dilakukan sejak seseorang masih hidup, bukan setelah ia meninggal. Ini sejalan dengan prinsip dasar dalam Islam bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim, sebagaimana sabda Rasulullah:

"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim (laki-laki maupun perempuan)." (HR. Ibnu Majah)

Ilmu yang dimaksud tentu bukan sekadar ilmu dunia, tetapi lebih utama adalah ilmu tauhid---ilmu tentang mengenal Allah dengan benar. Sebab, tanpa pemahaman tauhid yang benar, seseorang bisa terjerumus dalam kesyirikan tanpa disadari.

Ketika seseorang meninggal, akalnya sudah tidak berfungsi, dan ia tidak bisa lagi belajar atau memahami sesuatu yang baru. Jika selama hidupnya tidak pernah mempelajari tauhid, bagaimana mungkin ia bisa menjawab pertanyaan alam kubur hanya karena ada orang yang membacakan talqin di atas makamnya?

Persiapan Sebelum Ujian Alam Kubur

Ujian di alam kubur adalah ujian yang sesungguhnya, bukan formalitas. Tiga pertanyaan yang akan diajukan oleh malaikat adalah:

Siapa Tuhanmu?

Apa agamamu?

Siapa nabimu?

Jawaban dari pertanyaan ini bukan sekadar hafalan, tetapi harus datang dari keyakinan yang tertanam di dalam hati dan dipraktikkan dalam kehidupan. Seseorang yang sepanjang hidupnya hanya mengikuti Islam secara lahiriah, tanpa benar-benar memahami tauhid, bisa saja gagal menjawab meskipun ia Muslim sejak lahir.

Al-Qur'an menyatakan bahwa orang-orang yang hatinya tidak teguh dalam tauhid akan kebingungan saat ditanya di alam kubur:

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan berbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ibrahim: 27)

Ayat ini menunjukkan bahwa hanya orang yang beriman dengan benar yang akan mampu menjawab pertanyaan kubur dengan keyakinan yang teguh.

"Matikan Dirimu Sebelum Mati"

Dalam tasawuf, ada konsep spiritual yang disebut dengan "Antal mautu qoblal maut" yang berarti "Matikan dirimu sebelum datang kematian yang sebenarnya."

Ini bukan berarti membunuh diri secara fisik, tetapi membunuh ego dan hawa nafsu yang cenderung membawa manusia kepada kesyirikan dan kesombongan. Nafsu yang sombong bisa membuat seseorang merasa tidak butuh Allah, atau bahkan lebih parah lagi, merasa seperti Tuhan itu sendiri.

Allah memperingatkan dalam Al-Qur'an:

"Apakah engkau telah melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya?" (QS. Al-Furqan: 43)

Maka, sebelum kita benar-benar menghadapi kematian, kita harus "mematikan" ego yang sombong, membersihkan hati dari syirik, dan memastikan bahwa tauhid kita murni hanya kepada Allah.

Kesimpulan: Talqin Harus Dilakukan Saat Hidup

Belajar tauhid adalah kewajiban hidup, bukan sekadar seremoni kematian.

Talqin sejati adalah pemahaman tentang Islam dan tauhid yang harus dipelajari sejak masih hidup.

Jawaban pertanyaan kubur bukan sekadar hafalan, tetapi harus tertanam dalam hati.

Mematikan ego dan hawa nafsu sebelum kematian fisik datang adalah langkah utama menuju tauhid yang murni.

Jangan menunggu hingga meninggal dunia baru "diajari" di atas kubur. Saat itu, semua sudah terlambat. Belajarlah sebelum mati, bukan setelah mati.

Belajarlah selagi masih hidup dan sehat. Jangan tunggu malaikat Munkar Nakir datang dengan pertanyaan soal ujian, sementara kita masih bingung mencari contekan bocoran pertanyaan di alam kubur dan kunci jawabannya. 

#Talqin #Tauhid #BelajarSebelumMati #AlamKubur #UjianKubur #Makrifatullah #HakikatTauhid #Islam #IlmuAgama #Tasawuf #pertanyaanalamkubur #kajianislam

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun