Mohon tunggu...
Abdul Haris
Abdul Haris Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis otodidak, tak pernah berhenti menuntut ilmu pengetahuan

Pembelajar otodidak yang gemar membaca, suka olahraga jalan kaki, dan bekerja online dari rumah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Talqin: Belajar Sebelum Mati, Bukan Setelah Mati

2 Februari 2025   19:24 Diperbarui: 2 Februari 2025   19:24 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku pedoman orang mati - bocoran pertanyaan alam kubur (Sumber : google, ilustrasi AI) 

Siapa nabimu?

Jawaban dari pertanyaan ini bukan sekadar hafalan, tetapi harus datang dari keyakinan yang tertanam di dalam hati dan dipraktikkan dalam kehidupan. Seseorang yang sepanjang hidupnya hanya mengikuti Islam secara lahiriah, tanpa benar-benar memahami tauhid, bisa saja gagal menjawab meskipun ia Muslim sejak lahir.

Al-Qur'an menyatakan bahwa orang-orang yang hatinya tidak teguh dalam tauhid akan kebingungan saat ditanya di alam kubur:

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan berbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ibrahim: 27)

Ayat ini menunjukkan bahwa hanya orang yang beriman dengan benar yang akan mampu menjawab pertanyaan kubur dengan keyakinan yang teguh.

"Matikan Dirimu Sebelum Mati"

Dalam tasawuf, ada konsep spiritual yang disebut dengan "Antal mautu qoblal maut" yang berarti "Matikan dirimu sebelum datang kematian yang sebenarnya."

Ini bukan berarti membunuh diri secara fisik, tetapi membunuh ego dan hawa nafsu yang cenderung membawa manusia kepada kesyirikan dan kesombongan. Nafsu yang sombong bisa membuat seseorang merasa tidak butuh Allah, atau bahkan lebih parah lagi, merasa seperti Tuhan itu sendiri.

Allah memperingatkan dalam Al-Qur'an:

"Apakah engkau telah melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya?" (QS. Al-Furqan: 43)

Maka, sebelum kita benar-benar menghadapi kematian, kita harus "mematikan" ego yang sombong, membersihkan hati dari syirik, dan memastikan bahwa tauhid kita murni hanya kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun