Siapa nabimu?
Jawaban dari pertanyaan ini bukan sekadar hafalan, tetapi harus datang dari keyakinan yang tertanam di dalam hati dan dipraktikkan dalam kehidupan. Seseorang yang sepanjang hidupnya hanya mengikuti Islam secara lahiriah, tanpa benar-benar memahami tauhid, bisa saja gagal menjawab meskipun ia Muslim sejak lahir.
Al-Qur'an menyatakan bahwa orang-orang yang hatinya tidak teguh dalam tauhid akan kebingungan saat ditanya di alam kubur:
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan berbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Ibrahim: 27)
Ayat ini menunjukkan bahwa hanya orang yang beriman dengan benar yang akan mampu menjawab pertanyaan kubur dengan keyakinan yang teguh.
"Matikan Dirimu Sebelum Mati"
Dalam tasawuf, ada konsep spiritual yang disebut dengan "Antal mautu qoblal maut" yang berarti "Matikan dirimu sebelum datang kematian yang sebenarnya."
Ini bukan berarti membunuh diri secara fisik, tetapi membunuh ego dan hawa nafsu yang cenderung membawa manusia kepada kesyirikan dan kesombongan. Nafsu yang sombong bisa membuat seseorang merasa tidak butuh Allah, atau bahkan lebih parah lagi, merasa seperti Tuhan itu sendiri.
Allah memperingatkan dalam Al-Qur'an:
"Apakah engkau telah melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya?" (QS. Al-Furqan: 43)
Maka, sebelum kita benar-benar menghadapi kematian, kita harus "mematikan" ego yang sombong, membersihkan hati dari syirik, dan memastikan bahwa tauhid kita murni hanya kepada Allah.