GoDok -- Pernahkah Anda merasakan lemas, pusing, dan kelelahan dalam waktu yang bersamaan; bahkan sampai pingsan? Hati-hati! Bisa jadi, Anda mengalami kondisi kesehatan yang dinamakan bradikardi. Ayo, kenali gejala, penyebab, pencegahan dan penanganannya dengan menelaah poin-poin lengkapnya berikut ini!
Mengenal bradikardi
Bradikardi merupakan suatu kondisi di mana jantung berdetak lebih lambat dari kecepatan normalnya. Normalnya, pada keadaan sadar, jantung akan berdetak antara 60-100 kali/menit; dan berkisar antara 40-50 detik/menit pada saat tertidur. Nah, pada penderita penyakit ini, jumlah detak jantung saat sadar kurang dari 60 kali per menit. Berbeda drastis, bukan?
Dalam beberapa kasus, penderitanya tidak menunjukkan gejala atau komplikasi apapun. Namun, saat detak jantung telah kurang dari 50 kali/menit, maka penderita biasanya akan merasakan nyeri di area dada, pening, pingsan, dan sesak nafas. Jangan anggap sepele! Sebab, jika tidak ditangani dengan tepat, Â dapat menjadi pertanda adanya gangguan jantung yang mengancam nyawa.
Rendahnya jumlah detak jantung per menit menyebabkan otak dan organ tubuh tidak mendapatkan suplai oksigen yang cukup. Karenanya, akan timbul beberapa gejala umum, seperti:
- Pingsan atau hampir pingsan
- Pusing
- Lemas
- Kelelahan
- Sesak napas
- Nyeri pada dada
- Kebingungan atau bermasalah memori
- Mudah lelah pada saat melakukan aktivitas fisik
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan bradikardi :
- Perubahan pada kondisi dan kesehatan jantung dikarenakan proses penuaan.
- Adanya penyakit yang menyebabkan gangguan sistem kelistrikan jantung, seperti jantung koroner, serangan jantung, dan infeksi (endokarditis and miokarditis)
- Timbulnya kondisi yang memperlambat penyaluran impuls listrik ke jantung, seperti hipotiroid, dan hipernatremia (ketidakseimbangan elektrolit tubuh) .
- Penggunaan beberapa golongan obat untuk penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, semisal beta-bloker, antiaritmia dan digoksin.Â
Diagnosis
Jika Anda mengalami gejala-gejala bradikardi seperti yang telah disebutkan di atas, ada baiknya untuk segera mengonsultasikan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat. Umumnya, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa secara langsung denyut jantung dan menanyakan riwayat penyakit terdahulu. Jika hasil dirasa masih kurang komprehensif, maka Anda juga akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan penunjang, semisal elektrokardiogram (EKG atau ECG). Sedangkan, untuk mencari penyebab yang mendasari timbulnya penyakit ini, dokter akan melakukan berbagai macam pemeriksaan, seperti cek darah, elektrolit, kadar gula darah, kalsium, magnesium, fungsi kelenjar tiroid, dan pengamatan toksikologi.
Komplikasi
Komplikasinya amatlah bervariasi karena tergantung pada jumlah detak jantung per menit, letak masalah konduksi listrik yang terjadi, hingga besarnya kerusakan pada jaringanjantung. Meskipun begitu, terdapat beberapa macam komplikasi yang umum terjadi pada penderita bradikardi, seperti:
- Sering pingsan
- Ketidakmampuan jantung untuk memompa cukup darah (gagal jantung)
- Serangan jantung mendadak atau kematian mendadak
Perlu diketahui bahwa pengobatan bradikardi sangat bergantung pada stabil atau tidaknya kondisi pasien. Berikut opsinya:
-- Stabil
Pada pasien dengan kondisi stabil, atau tidak menunjukkan gejala, biasanya pengobatan tidak melibatkan proses terapi.
-- Tidak stabil
Pada pasien dengan kondisi tidak stabil, pemberian beberapa jenis terapi, seperti terapi oksigen, penggunaan obat-obatan atropin dan inotopik, semisal depomine dan pinephrine,dirasa penting. Terakhir, jika  tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan, maka cara yang dapat ditempuh adalah dengan menggunakan alat pacu jantung.
Pencegahan
Karena bradikardi pada umunya disebabkan oleh adanya kelainan pada jantung, maka penerapan pola gaya hidup sehat sehari-hari amatlah penting. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dicoba:
- Diet sehat, termasuk memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, gandum, ikan, serta bahan pangan rendah lemak.
- Olahraga secara teratur. Ada baiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai jenis olahraga apa yang aman untuk dicoba.
- Mempertahankan berat badan ideal.
- Tidak merokok.
- Menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan.
- Mengobati penyakit yang diderita,seperti tekanan darah tinggi atau kolesterol
Jadi, mulai sekarang jaga kesehatan Anda ya, sahabat sehat. Semoga bermanfaat!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI