GoDok -Pernahkah Anda mendengar istilah 'ketindihan'? Ya, kata yang merujuk pada kondisi di mana seseorang merasakan kesusahan untuk menggerakkan badan pasca terbangun dari tidur ini konon disebabkan oleh gangguan makhluk halus. Benarkah seperti itu? Salah! Karena nyatanya, fenomena ketindihan bisa dijelaskan secara gamblang dari kaca mata dunia medis. Penasaran?
Ternyata, ketindihan adalah...
Pada dasarnya, ketindihan alias sleep paralysis-- merupakan kelumpuhan otot sementara yang dipicu oleh terganggunya fase tidur REM (Rapid Eye Movement).Selain ditandai dengan kesusahan bergerak, ketindihan alias sleep paralysis juga bisa memicu timbulnya halusinasi akan kehadiran sosok tertentu. Inilah yang ditenggarai sebagai cikal bakal munculnya pemahaman bahwa sleep  paralysis ada hubungannya dengan hal mistis.
Ternyata, sleep paralysis dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Hypnagogic sleep paralysis
Jenis ini mengacu pada kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan bergerak atau berbicara sebelum beranjak tidur. Umumnya, otot tubuh akan menjadi lebih rileks ketika akan tertidur. Namun, tidak begitu halnya dengan penderita hypnagogic sleep paralysis, karena mereka justru akan merasakan sensasi kelumpuhan otot sementara yang bisa bertahan selama hitungan detik atau menit.
2. Hypnopompic sleep paralysis
Jenis ini mengacu pada kelumpuhan otot yang dipicu oleh terganggunya masa tidur REM. Singkatnya, hypnopompic sleep paralysisterjadi ketika seseorang sudah terbangun, padahal masa REM belum berakhir. Inilah yang menyebabkan otak belum sipa untuk mengkoordinasi gerakan otot, sehingga terjadilah kelumpuhan otot sementara.
Cara atasi ketindihan
Anda sering mengalami fenomena ketindihan? Ternyata, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakiukan untuk menangani ketindihan alias Sleep Paralysis. Berikut penjabaran lengkapnya:
- Gerakkan mata. Kenapa? Karena meskipun berpengaruh pada kemampuan menggerakkan otot tubuh, sleep paralysissama sekali tidak berdampak pada kerja serta fungsi organ penglihatan. Karenanya, gerakkan bola mata Anda secara cepat agar segera terlepas dari kondisi ini.
- Cari anggota tubuh yang bisa digerakkan. Jika sleep paralysismembuat Anda susah menggerakkan tangan, maka segeralah beralih pada usaha untuk menggerakkan kaki, atau organ tubuh lainnya.
- Tarik napas dalam-dalam.Selain baik untuk relaksasi, cara ini juga ampuh untuk menghilangkan halusinasi yang menyertai sleep paralysis.
Beberapa faktor pemicu ketindihan
Tahukah Anda, bahwa terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami ketindihan alias sleep paralysis? Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Kondisi psikologis
Ternyata, sleep paralysis lebih mungkin terjadi pada mereka yang menderita gangguan psikologis, seperti schizophrenia, bipolar disorder, dan depresi berlanjut.
2. Posisi tidur yang salah
Kebiasaan tidur telentang terbukti dapat meningkatkan risiko terjadinya sleep paralysis. Solusinya, ubah posisi tidur Anda menjadi menyamping. Dengan begini, sleep paralysis akan lebih jarang terjadi.
3. Gangguan tidur
Anda menderita ganggaun tidur, seperti nakrolepsi? Maka, jangan heran jika sleep paralysislebih sering terjadi; karena faktanya, gangguan tidur berkontribusi besar pada kualitas fase tidur REM yang menjadi cikal bakal terjadinya sleep paralysis.
4. Jam tidur yang kurang
Kurangnya waktu tidur juga berpengaruh pada risiko terjadinya sleep paralysis. Karenanya, selalu pastikan bahwa waktu tidur Anda cukup, yaitu selama 6-8 jam/hari.
5. Pengunaan obat-obatan & zat kimia
Terakhir, sleep paralysisdapat dipicu oleh kebiasaan mengonsumsi obat-obatan (apalagi yang bersifat diuretik) dan minuman berlakohol.
Itu tadi serba-serbi ketindihan alias sleep paralysis. Semoga bermanfaat!
FacebookTwitterGoogle+LinkedInPinterest
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI