GoDok – Jumat pekan lalu (17/3/2017), kita semua digegerkan dengan pemberitaan beredarnya video live dari jejaring sosial Facebook yang berisi adegan bunuh diri seorang pria bernama Pahinggar Indrawan. Banyak pihak yang tidak menyangka bahwa almarhum memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Padahal, Pahinggar dikenal sebagai sosok yang baik, ramah, dan akrab dengan tetangga.
Mengenai alasan di balik langkah nekat Pahinggar, banyak pihak berasumsi bahwa korban tengah dilanda depresi berat sehabis ditinggal istri dan anak-anaknya. Parahnya lagi, korban diketahui sedang menghadapi permasalahan ekonomi karena taksi yang dikendarainya sepi penumpang.
Adanya insiden bunuh diri yang direkam dan disebarkan ke publik ini tentu saja membuat kita semua prihatin. Karena tidak menutup kemungkinan, depresi yang diderita almarhum dapat menimpa siapa saja tanpa pandang bulu. Karenanya, sebelum terlambat, ayo kenali dan tangani depresi sejak dini dengan menyimak penjelasan lengkap di bawah ini!
Apa itu depresi?
Jika dilihat dari kacamata medis, maka depresi dapat diartikan sebagai salah satu gangguan psikis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, mulai dari aktivitas sehari-hari, perasaan, hingga cara dan pola pikir.
Para ahli percaya bahwa depresi tidak hanya memengaruhi kejiwaan, tapi juga kesehatan tubuh. Buktinya, depresi dapat mempengaruhi produksi beberapa jenis hormon, seperti adrenalin, norepinephrine, dan kortisol. Karenanya, jika tidak segera ditangani, gangguan psikis ini dapat berakibat fatal dan memicu kematian.
Waspada! Gejala depresi meliputi…
Ternyata, terdapat beberapa gejala umum (fisik dan psikis) yang ditunjukan oleh penderita depresi. Apa saja gejala yang dimaksud? Simak poin lengkapnya berikut ini!
1. Gejala fisik:
– Kelelahan
Seorang psikolog klinis dari University of Alabama -Josh Klapow, Ph.D.,- menyatakan bahwa penderita depresi umumnya mengeluhkan kondisi fisik yang mudah lelah serta menurunnya energi untuk beraktivitas sehari-hari. Ia menambahkan bahwa hal ini disebabkan oleh sistem syaraf yang kelewat tegang sehingga memicu terjadinya pelambatan gerak fisik atau psikomotor, ucapan, dan proses berpikir.