Bagian akhir dari episode 3
Setelah makan malam di warung tenda di kisaran simpang 5 Tugu Muda dekat Lawangsewu, mami papi kembali ke galeri. Wajah sendu, perasaan letih, mereka berjalan pelan memasuki ruangan.
"Hantu .. ! .. Hantuuu .. ada hantuuu ... itu keluar dari almari." suara teriakan wanita paruh baya, sambil menunjuk ke arah almari.
Dari luar, ...
Ada 3 orang kelihatan dibalik kelambu putih didalam almari.
Polisi dinas malam, segera datang, masuk ruang ganti, dimana almari mistis ada disana.
Pet, ...
Lampu padam, ...
~
Dari arah almari terdengar jerit anak gadis menangis.
~
Semua ruangan gelap, semua orang lari ketakutan, panik keluar ruangan kehalaman depan gedung, yang kadang terang dapat sinar dari kendaraan yang lewat dijalan.
Tindakan darurat, pintu ruangan ditutup oleh Polisi.
~~~
Lanjut eps 4
Dalam keadaan gelap, terdengar ada tangisan memenuhi ruang ganti. Polisi menangkap 3 orang yang keluar dari almari. Ternyata ke 3 orang itu saling terikat dengan tali satu dengan yang lain. Polisi yakin yang ditangkap manusia bukan makhluk halus, karena fisiknya bisa dipegang secara nyata.
Ada petugas lain masuk ruangan, membawa senter, flashlight untuk penerangan.
"Siapa yang bernama Kenanga?" tanya Polisi, sambil menyoroti satu per satu, yang ditanya diam.
"Kamu yang namanya Ayuk?" tanya polisi yang lain.
"Kenanga dan Ayuk belum ketemu, kami sedang cari, malah diteriaki hantu." jawabnya.
"Terus kalian siapa?"
"Saya Nelly, dan ini Agustin dan Tinuk, teman sekolah Kenanga dan Ayuk.
"Ayo, ... kalian keluar semua, untung kalian tidak ikutan ditelan almari sekalian, orang tua kalian bisa kehilangan anak gadis cantiknya.
Menurut pengakuan mereka.
Ternyata mereka bertiga tidak langsung pulang, mereka menyelinap masuk ke ruang ganti dan terus masuk almari, mencari Kenanga dan Ayuk, dengan saling mengikatkan diri, dalihnya ... mereka tetap saling terhubung.
~~~
Om'Paint ada tamu, seorang perempuan berwajah 'oriental', cantik, rupawan mempesona, walau sudah kelihatan gurat usia yang tidak muda lagi, namun aura penampilannya masih tetap terpancar, layaknya artis Silat Mandarin yang sering diputar di Indonesia.
Yaaah, ...
Setype dengan Bibi Lung di film Pemanah Rajawali.
Wadooh, ...
Bahasanya pakai bahasa China, yaa ... lumayanlah, waktu bicara dengan om'Paint pakai interperator / pengalih bahasa, agak ribet tapi bisa dimengerti.
Dia memperkenalkan diri, namanya Mei Hua, datang dari China, kebetulan ada acara di Indonesia, mengadakan tour dan wisata religi dibeberapa tempat bersejarah dan tempat ibadah sembayangan yang ada diseputaran kota Semarang.
Guidenya sangat jeli melihat peluang bisnis yang bisa ditawarkan kepada turis asing, selain wisata religi ke Kuil Budda Gaya, Klentheng Sam Poo Kong, juga wisata sejarah kekota lama serta sebagai puncak dia ajak ke Lawangsewu.
Lelang Lukisan yang sedang in di Lawangsewu, dengan misteri mistis yang ada di dalamnya.
"zus Mei Hua. mari saya antar keliling lokasi Lawangsewu terlebih dulu, sebelum terakhir kita melihat lukisan yang di lelang disana." tamunya setuju dan mereka keliling, keluar masuk ruangan yang ada, dengan cerita-cerita mistis yang diceritakan oleh guide. Sang turis sangat menyimak dengan penuh perhatian.
Wow, ...
Pemandu wisata yang satu ini sangat ahli dalam bidangnya. Dia bawa keliling dan menggiring suasana batin turis yang diantarnya kesuasana mistis, sehingga, nilai jual lukisan 'Kenanga' dipastikan akan naik tinggi, bukan hanya sekedar keindahan warna yang digoreskan di atas kanvas, tapi lebih dari itu, ada nilai misteri dan mistis yang mengikutinya.
"Lukisan ini sudah laku 1 milyard, silahkan ... siapa yang mau beli dengan harga yang lebih tinggi berhak atas lukisan ini." kata om'Paint, menjelaskan kepada tamu dari China itu, sambil mengamati lukisan dengan sangat teliti.
Dari depan, jarak dekat terus mundur sampai jauh nempel dinding belakang ruangan. Terus dari samping, kanan juga kiri, setiap melihat dari samping, dia melihat berulang kali, sepertinya meyakinkan penglihatan diri sendiri.
Memang seolah, ...
bukan gambar diam, tapi gambar hidup. Lukisan itu kalau dipandang dari samping kanan atau dari samping kairi, seolah pandangan arah mata lukisan itu selalu mengikuti orang yang memandangnya.
Ooh yaa ... maaf, saya alih bahasa sekalian ke bahasa Indonesia supaya tidak ribet.
"Saya mau bayar diatas penawaran tertinggi, tapi saya minta dipertemukan dengan gadis 'artis model lukisan' itu." kata permintaannya kepada om'Paint.
Sempat terkejut om'Paint dengar permintaan pembeli yang satu ini. Bagaimana mungkin bisa mempertemukan? tanya dalam hatinya.
"Oke, ... zus Mei Hua, berani memberi harga berapa." tanya om'Paint. Wow ... enaknya bisnis tanpa harga standard, bisa bebas pasang harga, yang menentukan bukan barangnya, tapi minat, selera, kesukaan juga hoby calon pembelinya.
"只需一分鐘 /Zhǐ xū yī fēnzhōng (tunggu sebentar)" om'Paint minta tamunya nunggu sebentar, dia masuk kekantor dan telpon seseorang, mungkin meneer bule yang kemarin beli lukisan itu.
Ternyata benar, ...
"Oke, oke ... Ik zal erover praten, saya akan bicarakan." terdengar suara om'Paint menjawab telpon dari pembeli pertama yang sudah berani dengan harga 1 milyard.
" Begini zus Mei Hua, saya sudah bicarakan dengan pembeli pertama, dia menanyakan zus berani sampai harga berapa, nanti akan saya sampaikan, kalau pembeli pertama tidak berani lebih tinggi, maka saya akan tutup dengan harga tertinggi hari ini.
"Saya bayar 3 kali, 3 milyard rupiah, sekarang juga saya bayar, dan antarkan saya menemui gadis model itu, siapa namanya? yaa ... Kenanga." jawab zus Mei Hua.
Dia bayar via e_Banking, langsung diterima masuk kerekening om'Paint, lunas.
"Saya tidak janji, zus Mei Hua bisa ketemu Kenanga, tapi ada baiknya di coba, dengan catatan, kalau anda tidak bisa kembali kealam nyata, jangan salahkan dan jangan tuntut saya. Ini adalah resiko anda sendiri, kalau yaa, mari saya antar.
"Ya, saya mau ketemu gadis itu, saya harus ketemu dia." zus Mei Hua tetap pada niatnya.
Tapi petugas Polisi melarangnya, karena siapapun dilarang masuk ke dalam almari misitis itu, mencegah adanya korban hilang yang lain.
"Saya mohon diberi kesempatan masuk, saya tanggung jawab atas diri sendiri, segala resiko saya tanggung, tidak menuntut secara hukum." pintanya kepada petugas.
Petugas kekeh jalankan tugas, sambil jelaskan, kalau pintu ruangan dan almari tetap terbuka tidak ditutup dan disegel, dengan maksud kalau sewaktu-waktu korban hilang ada yang datang kembali, akan bisa langsung keluar.
"Saya pastikan diri saya tidak hilang dan saya bisa kembali." kata zus Mei Hua meyakinkan.
"Tidak boleh, ini larangan, demi amannya tidak boleh dilanggar."
"Saya akan buktikan."
"Tidak boleh, silahkan keluar dari ruangan ini, jangan sampai saya bertindak secara paksa, saya minta patuhi peraturan polisi wakil negara." kata petugas sangat tegas.
"Percaya saya, saya akan buktikan saya pasti bisa kembali, saya akan cari mereka semua, dan akan saya bawa mereka pulang kealam nyata, meskipun saya bukan 'cenayang' juga bukan 'para normal' tapi saya punya 'indera ke enam' " katanya tetap bersikukuh minta masuk ke dalam almari.
Petugas diam tidak bicara, sambil tangannya menghalau wanita itu dengan guide'nya.
"Begini saja, saya akan buktikan sekarang, saya masuk dan langsung keluar lagi." kata janji zus Mei Hua setelah bicara dengan guide pakai bahasa mereka.
Sepertinya, guide'nya ada rasa was-was dan takut juga dicarter jadi pemandu dialam mistis, walau bayarannya tinggi bisa cukup untuk beli rumah, tapi kalau ikut jadi korban, bagaimana dia bisa keluar.
Akhirnya petugas menuruti kemauan tamu asing itu.
Tirai putih penutup almari dibiarkan terbuka dan zus Mei Hua masuk almari sendiri.
Jadi seperti guide menjadi tanggungan supaya dia kembali lagi untuk masuk lagi bersama guide tersebut.
Masuk akal, pikir petugas polisi.
Pintu almari dibuka dan zus Mei Hua masuk kedalam almari sendiri, terus pintu almari ditutupnya.
Detik-detik berjalan suasana hening sangat mencekam, polisi, guide dan om'Paint serta staff'nya diam terpaku dengan jantung berdebar, berdegup semakin kencang.
Tiba-tiba, ...
~~~
"Siap grak ! ... Lapor, ... penggantian petugas jaga segera dilaksanakan." terdengar di ruang depan petugas gilir jaga sudah datang.
Petugas lama yang masih menunggu berada didepan almari, langsung lari keluar tinggalkan ruangan.
Selanjutnya ... to be continued ...
Silahkan tunggu episode (5) minggu depan. Terima kasih, salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H