Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Goro-Goro Jelang 2019

29 April 2018   13:27 Diperbarui: 29 April 2018   14:01 2010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Punokawan | boombastis.com

Kejadian dibawah Matahari.  
Kita sudah mengalami penggantian  presiden berulang kali.
Proses gantinya tidak perlu dibahas disini, saya penulis membatasi hanya pada konteks 'ganti presiden' 2019.

Jangan 'baper' dulu.

Pengertian 'GANTI' itu bisa dikembangkan dalam arti yang luas.

Ganti person'nya . orang'nya
Ganti kebijakan'nya, program'nya
Ganti haluan'nya
~~~

Ganti person.

Sangat jelas, 'orang'nya ganti.
Hal ini terjadi secara wajar terjadi di tahun 2019. Sesuai program 5 tahunan, konstitusi menghendaki acara 'pergantian' kepemimpinan nasional, bangsa dan negara. Didalam acara ini diadakan pemilihan umum untuk memilih presiden yang baru.

Wajar, wajar banget.
Tidak ada kudeta, pelengseran secara paksa atau pengunduran diri oleh sesuatu sebab.
Jadi, ...
Why ... ? Mengapa mesti 'baper', GANTI Presiden, ayo kita ganti presiden, aku apa kamu yang dipilih rakyat.

Kompetisi 'PROGRAM' bukan kompetisi 'JANJI'
~~~

Ganti kebijakan.

Orangnya sama, bisa saja kebijakannya beda / baru.
Ini yang banyak diinginkan / diharapkan rakyat, dilakukan oleh 'calon petahana', orangnya sama, tapi dimasa pemerintahan berikutnya, melanjutkan program yang belum tercapai, bisa ada kebijakan plus minus untuk mencapai tujuan yang sempurna.
~~~

Ganti haluan.

Sangat mungkin, sang kapten 'banting stir, arah kemudi pindah haluan, pastinya dengan tujuan yang lebih baik, aman dan selamat sampai tujuan.
Dan, ...
Ini sah-sah saja, apalagi, pemerintahan yang sedang berjalan, tidak berdasarkan GBHN, jadi bisa bebas sebebas-bebasnya mau kemana, tergantung 'Visi n Misi' sang kapten kapal.

Sistem pemerintahan seperti ini yang membingungkan rakyat.
Rakyat tidak tahu dan sering bertanya 'Quo Vadis' Indonesia. Sekarang kita sampai dimana, arahnya mau kemana?

~~~

Lalu hubungannya dengan 'judul' diatas apa?

Posting tulisan ini apa cuma mau bahas 'dagelan' wayang kulit, dengan lakon 'Goro-Goro'?
Oh, ...
Tentu tidak, tapi untuk ilustrasi, boleh kaan .... ?

Lanjut , ........

Masa pemerintahan hasil pemilu periode 2014 - 2019, sudah berjalan 4 tahun, jadi ibaratnya didunia pentas pewayangan sudah jalan 4/5 waktu atau tinggal 20% masa berlaku, harus ada 'pemilihan umum' memilih 'presiden baru'

Ki Dalang sudah tabuh kecrek dan suluk. 

"Bumi gonjang ganjing, langit kelap-kelap .... OooooOOoooo ... bla bla bla ...  Goro -Goro"

Team gara-gara, Punokawan masuk panggung di saat dini hari jelang subuh.

Punokawan itu siapa?
Punakawan berasal dari kata "Pana" yang berarti terang dan"Kawan" yang berarti teman, yang apabila diterjemahkan menjadi teman untuk menuju jalan yang terang.

Punakawan terdiri dari empat tokoh, yakni Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Sunan Kalijogo membuat empat karakter ini untuk menggambarkan sifat kebanyakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sumber : Artikel

Suhu politik mulai memanas, persiapan sana-sini, perlu semua orang siap siaga, tidak boleh terlena.
Maka dari itu, oleh sang pencipta 'sastra pujangga pewayangan' sangat jeli menata alur cerita, disaat sudah lelah, pemain dan penonton di ajak menikmati canda gurau, seger penuh gelak tawa, dengan sentilan-sentilun yang membuat semua bangun.

Jadi, ...
Kehadiran 'Punokawan' ini, jangan disikapi negatif, justru sangat positif, Beliau Sunan Kalijaga, pesannya sangat jelas, yang diperankan oleh 4 sekawan yang mewakili 'karakter' manusia pada umumnya. Semar, Gareng, Petruk dan Bagong. Lengkapnya, (klik disini) 

Siapa yang pas perankan Semar, Gareng, Petruk atau Bagong?
Silahkan , didapuk / disusun sendiri, saya penulis tidak punya kapasitas untuk itu.

~~~

Mari, ...
Kita sikapi semua kejadian akhir-akhir ini, dengan sikap arif bijaksana.
Kepala boleh panas, namun hati tetap dingin sejuk, situasi kondisi, terkendali.
Semua demi kesatuan dan persatuan negara kita tercinta, Indonesia.

PRESIDEN, ...
Ajak kami Rakyat bicara, duduk bersama satu meja, satukan langkah dalam visi n misi, untuk raih impian, bukan mimpi, yang paling penting,

INDONESIA 2030 , Tidak 'BUBAR' Tetap Jaya Indonesia negara kita, negaramu, negaraku.

~~~)o( ~~~

INDONESIA, tetap jaya selamanya. Tuhan Allah memberkahi kita Rakyat semua. Amin.

Sekian, terima kasih. salam.

~~~

Sumber Gambar : Punokawan (editing : Cinta Renjana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun