Sangat mungkin, sang kapten 'banting stir, arah kemudi pindah haluan, pastinya dengan tujuan yang lebih baik, aman dan selamat sampai tujuan.
Dan, ...
Ini sah-sah saja, apalagi, pemerintahan yang sedang berjalan, tidak berdasarkan GBHN, jadi bisa bebas sebebas-bebasnya mau kemana, tergantung 'Visi n Misi' sang kapten kapal.
Sistem pemerintahan seperti ini yang membingungkan rakyat.
Rakyat tidak tahu dan sering bertanya 'Quo Vadis' Indonesia. Sekarang kita sampai dimana, arahnya mau kemana?
~~~
Lalu hubungannya dengan 'judul' diatas apa?
Posting tulisan ini apa cuma mau bahas 'dagelan' wayang kulit, dengan lakon 'Goro-Goro'?
Oh, ...
Tentu tidak, tapi untuk ilustrasi, boleh kaan .... ?
Lanjut , ........
Masa pemerintahan hasil pemilu periode 2014 - 2019, sudah berjalan 4 tahun, jadi ibaratnya didunia pentas pewayangan sudah jalan 4/5 waktu atau tinggal 20% masa berlaku, harus ada 'pemilihan umum' memilih 'presiden baru'
Ki Dalang sudah tabuh kecrek dan suluk.Â
"Bumi gonjang ganjing, langit kelap-kelap .... OooooOOoooo ... bla bla bla ... Â Goro -Goro"
Team gara-gara, Punokawan masuk panggung di saat dini hari jelang subuh.
Punokawan itu siapa?
Punakawan berasal dari kata "Pana" yang berarti terang dan"Kawan" yang berarti teman, yang apabila diterjemahkan menjadi teman untuk menuju jalan yang terang.