Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Niet Deja vu" De Serie : (Eps 2)

21 April 2018   16:01 Diperbarui: 26 April 2018   17:14 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bagian akhir episode 1

Dan ...
Nampaklah ada seorang wanita bergaun putih, berjalan naik di jalan bertangga dengan tetap memanggil namaku. 

Wanita itu adalah 'mami'ku.

"Ayoo nak ... keluarlah, ini mami menunggumu disini." aku ambil gaun mempelai saat dilukis tadi yang sudah sempat aku lepas dan segera keluar lewat pintu yang ada di dalam almari menuju keluar, disana mamiku sudah menunggu.

Dan seketika angin kencang berhenti, sesaat aku sudah berada diluar, pintu almari bagian belakang tertutup rapat kembali.

~~~

"Kenanga ... ini mami sama papi menjemputmu nak ... mami papi tidak akan marah, mami janji, mami sayang kamu." didepan ruang ganti ada banyak orang disana, mami, papi, om Paint dan banyak lagi termasuk Security dan  Polisi.

Brak Braaak BRAAAAAAAK !!! 

Pintu ruang ganti di dobrak paksa oleh Polisi, "TERBUKA"

Kenanga tidak ada. Almari terbuka, kosong tidak ada satu bendapun disana, dinding belakang almari tetap utuh.

Mami pingsan seketika.

~~~

Lanjut ... (eps 2)

Kenanga seharusnya ada didalam 'ruang ganti' tapi tidak ada, tidak ada tanda-tanda kepergian Kenanga, seolah dia tidak pernah masuk kesana.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu, panik, sebagian ketakutan dan juga masih penasaran mencari, sampai buka pintu almari berkali-kali.

Papi masih merawat mami yang baru siuman dari pingsan. Mami menangis dan kembali mencari Kenanga putri tunggal kesayangannya, keluar masuk almari yang besar dan tinggi, setinggi ukuran gaun terpasang di'hanger'

Ada bantuan 2 Polisi datang dari Pos terdekat. Jadi sekarang ada 3 Polisi.
Yang dua me-nyisir lingkungan sekitar gedung, yang satunya menginterograsi pengelola galeri, om Paint dan karyawannya yang masih ada, belum pulang.

Tapi diantara mereka tidak ada yang memberi keterangan yang berarti.
Mereka semua tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi.

Mami dan papi, tetap menunggu sampai pagi, sambil berdoa tak henti-henti mohon pertolongan Tuhan, Kenanga segera kembali atau ditemukan.
Paska waktu subuh, papi disarankan oleh Om Paint untuk coba pulang kerumah, kalau mungkin Kenanga sudah kembali kerumah pada waktu tengah malam.

Walau tidak masuk akal, tapi ada baiknya saran itu dilakukan, sambil rehat sebentar di rumah, siang bisa balik lagi mencari Kenanga bila belum pulang.
Semua masih misteri.

Almari kuno yang besar dikamar ganti, digeser rame-rame orang banyak,  butuh sampai 8 orang laki-laki dewasa baru bisa bergeser. sehingga tidak nempel dinding. Semua orang kecewa, karena dalam bayangan mereka, ada harapan di balik Almari, ada pintu terlihat disana. Ternyata, polos, rata dan halus, tidak ada tanda bekas tergambar pintu atau jendela.

Dirumah, ...
Mami papi tidak menemukan Kenanga. 

Walau dalam keadaan lelah, lelah badan dan batin, juga ngatuk, mami tetap ajak suaminya pergi beribadah misa pagi di Gereja Katholik Karang Panas, Candi Lama.

~~~

Berita pagi di media, peristiwa hilangnya Kenanga sudah dimuat jadi Headline.

"Kenanga Gadis Indo hilang di telan Almari".

Hari Minggu.

Didepan kamar ganti, masih terpasang 'Police Line', larangan masuk di area TKP, siapapun tidak boleh masuk termasuk papi n mami Kenanga.
Ada 2 polisi berjaga disana.

Om Paint nampak sedang memberi petunjuk kepada staff'nya, untuk menaruh lukisan gambar Kenanga gadis indo cantik, setelah selesai dipasang pigura warna bingkai merah keemasan. Menambah keanggunan tampilan seorang 'gadis' karya seorang pelukis piawai bernama om Paint.

Sense of Art and Sense of business, om Paint boleh juga, lukisan Kenanga yang belum sempat diberi judul, dipajang di galeri bagian dinding dalam, nampak jelas dari depan, dengan jarak aman takkan tersentuh oleh tangan. 

Langsung dia posting n upload ke media massa dan juga ke medsos.

Para pengunjung mulai berdatangan, disampaing niat wisata sejarah, kalau tidak boleh dibilang wisata mistis, sebagian dari mereka yang sudah tahu dan update info, tujuan ke Lawangsewu, pasti mau tahu tentang 'gadis indo' yang hilang.

"Stop stoooop! kalian tidak boleh masuk, ini batasnya, dilarang melewati batas polisi." ada 3 dara remaja, nyelonong masuk begitu saja.
Petugas melarang mereka masuk.

"Saya teman sekolah sahabatnya Kenanga pak, please ... boleh yaa pak, akan saya cari sampai ketemu." petugas tetap melarang.

Mengetahui ada keributan didepan kamar ganti, mami ortu Kenanga mendekat dan, "Kalian siapa, teman sekolah Kenanga ya?" tanyanya kepada tiga gadis remaja itu.

"Ya tante, saya Ayuk, Agustin dan ini Tinuk." Ayuk memperkenalkan  diri.
"Oyaa .. jij bent zijn vriend Kenanga." kalian temannya Kenanga.

Tak terduga, Ayuk bersimpuh didepan mami, sambil merangkul kaki mami, dia menangis.
"Ampuni Ayuk tante, Ayuk yang salah." semua orang yang ada di ruang galeri terkejut dan memperhatikan.
"Wat is er mis met jou, kamu ada salah apa?" tanya mami tidak mengerti apa yang dimaksud Ayuk.
"Ayuk yang ajak Kenanga kesini, Ayuk yang salah, gara-gara Ayuk, Kenanga hilang." jawabnya, tangisnya semakin keras.
Mami angkat Ayuk supaya berdiri.
"Bukan salah kamu, ini semua masih misteri, belum tahu apa yang sebenarnya terjadi." kata mami menjelaskan.
"Tolong tante, tolooong, mintakan ijin Ayuk masuk kedalam, Ayuk akan cari Kenanga sampai ketemu." pinta Ayuk.

Masuk akal juga, mungkin dengan dipanggil teman yang mengajanya kesini, Kenanga dengar dan mengira dia dipanggil temannya untuk diajak pulang. Tanpa pikir lama, mami dekati petugas polisi.

"Pak, tolong beri ijin anak ini teman Kenanga, akan cari Kenanga sampai ketemu, dia mau masuk ke kamar ganti itu." kata mami dengan penuh harap.
"Tidak bisa bu, ini peraturan, tidak boleh dilanggar."
"Tolong pak, yang hilang itu anak saya, saya berhak mencarinya."
"Eyaa pak, aku yang salah, aku harus mencarinya sampai ketemu, tolong pak." kata Ayuk mendukung mami.
"Eyaa pak, coba kalau yang hilang itu anak bapak sendiri, pasti akan mencarinya." kata Tinuk dan Agustin mengiyakan.
"Maaf, ini perintah, saya cuma jalankan tugas, kamar itu masih diperlukan keasliannya untuk penyelidikan." jawab polisi jelaskan alasannya.

Yaaah, ...
Mereka mundur semua dan mami kembali duduk di bangku yang ada didepan pintu masuk kamar ganti, kelihatan almari misterius ada nampak didalam, terbungkus kelambu warna putih bersih, sepertinya kelambu baru.

Ayuk tidak kurang akal, memang anak itu cerdas dan daya nalarnya tinggi.
Ayuk keluar sebentar, dengan mengajak Tinuk, ketoko beli  handschoenen / sarung tangan. Untuk dipakai, supaya tidak meninggakan jejak sidik jari.
Kembali dari toko, pelan-pelan menyelinap dia masuk ke kamar itu, loloslah dia tanpa diketahui petugas polisi.

Di galeri, sangat rame, banyak yang ber'selfie ria bersama lukisan Kenanga dari jarak yang cukup dekat, walau ada batas tak boleh sentuh, tapi cukuplah untuk ambil foto.

~~~

Mari kita lihat aksi pencarian Ayuk untuk dapat jumpa Kenanga.

Pelan-pelan ...
Ayuk mendekati almari mistis itu, dengan berjingkat-jingkat kecil, untuk sementara aman, tertolong adanya acara foto selfie rame-rame. Jadi ruang ganti diabaikan.

Waktu membuka kelambu putih selubung almari, sangat hati-hati, ada rasa was-was, takut dan ragu, belum tahu apa yang bakal terjadi.

WauoooOOOOW ...
Jantung Ayuk ... degdeg plaas ... terasa berhenti 1/1000 detik, dia sangat terkejut, tidak mengira akan melihat wajah seorang gadis yang dia sangat kenal, berwajah tegang ketakutan.
Dengan jarak yang sangat dekat, nyaris menempel, wajah dengan wajah. 

Padahal,...
Ayuk tidak mengira kalau dia akan melihat dirinya sendiri di cermin almari kamar ganti itu.
Untung ... dia tidak teriak ketakutan, bisa ketahuan.
Berhenti sejenak, tenangkan jantung dan lanjutkan missi pencarian.

Ayuk buka pintu almari dia geser super pelan.

"Kenanga, ... Ik kom eraan, kom hier" aku datang, kemarilah." panggil Ayuk kepada Kenanga.

Dengan pelan juga, Ayuk ketok dinding almari bagian belakang.

Dengan membentuk telapak tangannya seperti corong ditempelkan kedinding almari, Ayuk panggil Kenanga dengan agak keras suaranya.

"Kenanga ... ayo kita pulang, mami menunggu kamu." dia tunggu respon, tapi tetap sepi tidak ada tanggapan.

Klek klek ... 

Terdengar suara klek 2 kali.
Ayuk tunggu, harapannya dinding almari terbuka. 

Ayuk panggil lagi dengan suara tambah keras. "Kenanga ... kom hier, aku disini menjemput kamu."

Klek klek ... 

Terdengar suara seperti tadi. jantung Ayuk berdebar-debar, degup terasa kencang, keringat dingin, kaki terasa berat, nafas terengah.

Ayuk coba lagi. 

"Kenanga ... kom hier ... " 

Srooook ..... klek.

Ayuk terkejut, balik kanan, geduuUBRAK, Ayuk menabbrak pintu alamari yang tertutup rapat.

Ayuk terjebak didalam almari gelap dan tidak bisa membuka.

~~~

Agustin dan Tinuk gelisah, sudah lama Ayuk belum kelihatan keluar.

Sementara itu, di galeri ada tamu orang asing, menemui om Paint, bicara sebentar dan dipersilahkan melihat lukisan Kenanga.

Apa yang dibicarakan tidak ada yang tahu, lagian bahasa yang dipakai bahasa asing.

Selanjutnya ... to be continued (episode 3) Minggu depan.

Mau baca (eps 1) <---- Silahkan klik disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun