"Stop stoooop! kalian tidak boleh masuk, ini batasnya, dilarang melewati batas polisi." ada 3 dara remaja, nyelonong masuk begitu saja.
Petugas melarang mereka masuk.
"Saya teman sekolah sahabatnya Kenanga pak, please ... boleh yaa pak, akan saya cari sampai ketemu." petugas tetap melarang.
Mengetahui ada keributan didepan kamar ganti, mami ortu Kenanga mendekat dan, "Kalian siapa, teman sekolah Kenanga ya?" tanyanya kepada tiga gadis remaja itu.
"Ya tante, saya Ayuk, Agustin dan ini Tinuk." Ayuk memperkenalkan  diri.
"Oyaa .. jij bent zijn vriend Kenanga." kalian temannya Kenanga.
Tak terduga, Ayuk bersimpuh didepan mami, sambil merangkul kaki mami, dia menangis.
"Ampuni Ayuk tante, Ayuk yang salah." semua orang yang ada di ruang galeri terkejut dan memperhatikan.
"Wat is er mis met jou, kamu ada salah apa?" tanya mami tidak mengerti apa yang dimaksud Ayuk.
"Ayuk yang ajak Kenanga kesini, Ayuk yang salah, gara-gara Ayuk, Kenanga hilang." jawabnya, tangisnya semakin keras.
Mami angkat Ayuk supaya berdiri.
"Bukan salah kamu, ini semua masih misteri, belum tahu apa yang sebenarnya terjadi." kata mami menjelaskan.
"Tolong tante, tolooong, mintakan ijin Ayuk masuk kedalam, Ayuk akan cari Kenanga sampai ketemu." pinta Ayuk.
Masuk akal juga, mungkin dengan dipanggil teman yang mengajanya kesini, Kenanga dengar dan mengira dia dipanggil temannya untuk diajak pulang. Tanpa pikir lama, mami dekati petugas polisi.
"Pak, tolong beri ijin anak ini teman Kenanga, akan cari Kenanga sampai ketemu, dia mau masuk ke kamar ganti itu." kata mami dengan penuh harap.
"Tidak bisa bu, ini peraturan, tidak boleh dilanggar."
"Tolong pak, yang hilang itu anak saya, saya berhak mencarinya."
"Eyaa pak, aku yang salah, aku harus mencarinya sampai ketemu, tolong pak." kata Ayuk mendukung mami.
"Eyaa pak, coba kalau yang hilang itu anak bapak sendiri, pasti akan mencarinya." kata Tinuk dan Agustin mengiyakan.
"Maaf, ini perintah, saya cuma jalankan tugas, kamar itu masih diperlukan keasliannya untuk penyelidikan." jawab polisi jelaskan alasannya.
Yaaah, ...
Mereka mundur semua dan mami kembali duduk di bangku yang ada didepan pintu masuk kamar ganti, kelihatan almari misterius ada nampak didalam, terbungkus kelambu warna putih bersih, sepertinya kelambu baru.
Ayuk tidak kurang akal, memang anak itu cerdas dan daya nalarnya tinggi.
Ayuk keluar sebentar, dengan mengajak Tinuk, ketoko beli  handschoenen / sarung tangan. Untuk dipakai, supaya tidak meninggakan jejak sidik jari.
Kembali dari toko, pelan-pelan menyelinap dia masuk ke kamar itu, loloslah dia tanpa diketahui petugas polisi.
Di galeri, sangat rame, banyak yang ber'selfie ria bersama lukisan Kenanga dari jarak yang cukup dekat, walau ada batas tak boleh sentuh, tapi cukuplah untuk ambil foto.
~~~