Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Angkringan de'Cintren Indonesia 2030 (eps 2)

13 April 2018   23:44 Diperbarui: 14 April 2018   00:00 748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertarungan Kesatria Bangsa lawan Kesatria Negara.

Cerita 'imajinatif' dari seorang budayawan.

Di negara Indra Jaya dunia antah berantah, ada dua orang Kesatria bertarung bersyarat dan ketentuan.  
Dilarang melukai lawan, kalau sampai melukai lawan, siapa yang terluka dan berdarah, dialah yang jadi pemenang.

Missi utama menyelamatkan seorang 'Wanita' yang menderita sakit parah.

Wanita itu berada di Istana Raja.

Sebenarnya, tinggal buka pintu istana, sudah sampai dan ketemu dengan wanita yang harus diselamatkan, tapi ada syaratnya, kedua Kesatria harus mampu membuktikan bahwa dia seorang kesatria sejati, dia pemenang bukan pecundang.

Start dari halaman Istana Raja.
Kesatria 'Bangsa' terbang keliling dunia ke arah barat.
Dan ...
Kesatria 'Negara' terbang keliling dunia ke arah timur, jadi jarak tempuhnya sama.

Siapa yang jadi pemenang, dialah yang diperbolehkan masuk istana menemui wanita target penyelamatan.

Mendapat Mahkota kemenangan.

Dan mereka berangkat, Kesatria naik kendaraan 'Kuda Terbang' dan yang satunya 'Rajawali Terbang'

Pertanyaan :

Apa yang terjadi, saat mereka bertemu di tengah perjalanan.
Dan ...
Siapa yang jadi pemenang?

)
~~~>
)

Malam yang dingin, cuaca tidak begitu bersahabbat, sejak siang hujan deras tak kunjung reda, baru menjelang petang hujan berhenti.
de'Cintren feelingnya cerdas, bisa menangkap peluang, dia belanja jualannya nambah jenisnya, ada jagung manis, siap jadi jagung bakar aneka rasa.

"Dengaren Son ... jam segini sudah nongol, pulang gasik yaa?" tanya de'Cintren, waktu Sony datang.
"Nggih de' bukan gasik, biasanya itu yang pulang lambat, nambah omong-omong nyantai di studio." jawab Sony sambil pilih nasi bungkus menu oseng teri pedas dengan ambil kepala ayam 1 dan cakarnya 2, seperti biasa dia bakar sendiri tidak lupa dikasih  kecap kentalnya.

Sebentar kemudian kopi susu jahe sudah siap didepannya.

Warung masih sepi, belum pada datang, sejak sore, satu dua silih berganti datang beli dibungkus dibawa pulang. Kebanyakan buruh pabrik yang pulang mampir beli nasi kucing / bungkus, biasanya beli lebih dari satu bungkus, persediaan untuk makan sarapan besuk pagi.

Pak Bejo datang bersama mas Medron muncul dari jalan gang kampung. "Met malem de' apa kabar malam ini, dingin ya de'" sapa salam mas Medron, de'Cintren menyambutnya dengan senyum ramah sambil menata dagangannya. 

"Kok pas datang bareng sama kang Bejo?" tanyanya ke mas Medron.  "Nggih de' kang Bejo yang ngampiri saya ajak keluar bareng."

Melihat de'Cintren sibuk melayani pembeli. mas Medron bakar jagung sendiri, juga bakarkan pesanan kang Bejo.
Jagung bakar manis pedas rasa favorit pelanggan.

Agus Kempling datang, disusul Dikky Sitorus dengan adikya, terus ada pelanggan lama yang sudah lama tidak ngangkring, dia pak Kumis, walau sudah setahun dia sudah tak berkumis, tapi panggilan terkenalnya tetap pak kumis.

Seperti biasa, tanpa ada perintah, mereka langsung duduk nyantai di area lesehan disamping kanan warung.

~~~

"Ayoo kang, lanjut cerita minggu yang lalu, saya sudah siap jawaban, kelamaan ntar basi." hahaha ... bang Dikky membuka bicara awali acara 'ngobrol' di angkringan de'Cintren malam itu.

"Bentar ... pesan kopi jahe dulu buat cadangan." jawab kang Bejo masuk area dengan membawa makanan dan bawa jahe kopi hitam ditangan.

"Oke bang, kamu duluan yang jawab, keburu basi klo ditunggu sampai pagi." kelakar kang Bejo. bang Dikky siap menjawab pertanyaan cerita minggu kemarin.

Waktu ditengah perjalanan keliling bumi, Kesatria bangsa dan Kesatria negara bertemu pas di titik tengah, berarti kecepatan mereka sebanding, belum bisa ditebak siapa pemenangnya di pacuan terbang mereka. kang Bejo mendasari topik cerita malam itu.

"Nah .. itu dia kang, mereka punya strategi untuk kalahkan lawan, tujuannya mengalahkan lawan, bukan memenangkan pertarungan." kata bang Dikky semangat.

"Memangnya beda itu bang?" tanya kang Birin yang baru saja datang.

"Tentu beda kang ... klo mengalahkan lawan itu, berusaha menjatuhkan, klo memenangkan artinya berusaha jangan sampai dikalahkan." jawab bang Dikky.

"Yaah ... sami mawon, podo wae alias sama saja itu bang." sanggah Agus Kempling.

"Beda, secara filosophi artinya beda Gus."

"Sudah - sudah, itu nggak penting, yang penting mereka terus ngapain." sela mas Medron.

Dikky lanjutkan. "Mereka tarung berhadapan, yang satu menyerang terus, berusaha supaya dia kena senjata lawan sehingga terluka, yang satunya menghindar terus, berusaha jangan sampai senjatanya melukai lawan."

"Yaa ... jawaban cerdas, karena yang terluka yang menang, itu syarat dan ketentuannya," jawab kang Bejo menanggapi jawaban bang Dikky.

"Wah ... kalau begitu tidak rame, tidak seru dong." Sony komentar, dasar anak muda, maunya tarung ketahuan siapa yang kalah, siapa yang menang.

"Nah ... itulah, kita bisa memetik pelajaran dari syarat dan ketentuan pertarungan itu, si ibu / perempuan target penyelamatan itu, dia maunya 2 kesatria bangsa dan kesatria negara, dalam pertarungan jangan sampai ada yang saling melukai. Mereka sama-sama selamat sampai tujuan." jawab kang Bejo menjelaskan sesuai dengan cerita sang Budayawan bijaksana itu.

"Kalau begitu tidak ada pemenangnya dooong." kata mas Agus Kempling.

"Ada. yang datang duluan yang jadi pemenang, tapi kan kemenangannya tidak harus melukai, menjatuhkan lawannya." 

Oooo ... seperti itu ... jawab semua berbarengan.

"Eyaa ... ibu wanita target penyelamatan itu sangat bijak, 2 kesatria itu, Kesatria Bangsa dan Kesatria Negara sama-sama dibukakan pintu dan mereka berdua, bersama-sama selamatkan ibu yang sedang sakit parah itu."

Ooh ... betapa bijaksananya ibu itu, ibu 'Pertiwi' yang sedang sakit parah, menangis dan bersedih hati, melihat putra-putri bangsa negaranya saling bertarung, saling melukai, tidak ada kedamaian diantara mereka, Kerajaan Indra Jaya, rusak berantakan dan mungkin takkan bertahan sampai tahun 2030, Negeri "INDRA JAYA - INDONESIA RAYA JAYA, akan 'bubar'

OooooooOOHH .............. JANGAAAAAAAAN !!! ........ !

SELAMATKAN !!! SAVE INDONESIA.

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESI. Tetap Jaya, bersatu, kuat aman sejahtera dan bahagia. dalam naungan Tuhan Sang Pencipta alam semesta, Yang Maha Esa dan Kuasa. Puji Gusti ALLAH. Amin.

Terima kasih, selamat malam.

Demikian 'nGobbrol di Angkringan de'Cintren, laris manis tanjung kimpul, jualan habis, uang kumpul, semua senang, semua pulang dengan hati sukacita.

Sampai jumpa di malam-malam selanjutnya. nuwun, matur nuwun.

Taoon 2030 Indonesia tidak bakal 'bubar' selamanya. Amin.

~~~~~ )o(~~~~~

Cerita yang lalu. <---- klik disini. (eps 1)

ide Cerita, Original karangan Cinta Renjana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun