Mohon tunggu...
Cinta Renjana
Cinta Renjana Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Naskah Drama Opera, Hoby Otodidak

Menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belenggu (Eps 2) di Rundung Hutang

13 April 2018   06:05 Diperbarui: 13 April 2018   08:33 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
belenggu eps 2 (pixabay)

HUTANG Negara

Ada 3 macam hutang : hutang uang, jasa dan budi.

Hutang pasti karena kebutuhan yang mendesak, sehingga harus berhutang, dan pasti sudah ada cadangan untuk mengembalikan / membayar sampai lunas.
Tapi, kita harus tahu, saat kita terima dana hasil hutang, saat itu pula adalah 'awal' kita di rundung hutang.

Kita mulai berpacu dengan 'WAKTU' yang namanya 'JATUH TEMPO'

Apapun yang terjadi, waktu berjalan terus, ibaratnya, kita bisa hentikan matahari berputar, tapi kita tidak akan mampu menghentikan waktu.
Waktu tidak bisa diajak kompromi, waktu tidak punya hati. Kejamkah waktu itu?, tidak kejam, kita saja yang bermain-main dengan waktu.
Waktu mengejar terus, tidak peduli dengan kondisi kita.

BELENGGU.

1. Kita dibelenggu 'WAKTU' untuk bayar hutang, kita di 'RUNDUNG' HUTANG.

Mengerikan.
Menteri Keuangan mangatakan berdasarkan fakta dengan perhitungan, setiap orang warga negara, kita punya beban hutang 13 juta rupiah.
Katakanlah itu didramatisir, wOke ... saya dramatisir sekalian supaya lebih heboh, 'setiap bayi lahir, cengeeer ... tangisan pertama itu tangisan bayar hutang.'

2. MARTABAT bangsa kita di "JAJAH", kita di 'RUNDUNG HUTANG'.

Mengerikan.
Mau tidak mau,  kita kalah posisi, negara pemberi hutang selalu menang angin dikancah percaturan dunia, ada rasa sungkan.
Walau kita punya cadangan kekayaan alam yang melimpah, kita tetap akan kalah 'set', kita kehilangan rasa percaya diri.

Bersyukur, anak-anak kita masih kuat dan tegar, untuk kalahkan mereka dengan 'prestasi gemilang'Terima kasih.

Jangan bangga dengan nilai hutang kita yang masih lebih kecil dibanding negara lain.
Hutang tetap hutang, sekecil berapapun kita negara penghutang. Di beberapa bagian, nyali kita pasti kecil saat berhadapan dengan negara pemberti hutang.

3. Kita dihantui FAKTOR X, kita di 'RUNDUNG HUTANG'.

Mengerikan.
Hidup kita dipengaruhi oleh berbagai macam hal, biasanya saat akan berhutang, faktor tak terduga di'abaikan, disingkirkan jauh-jauh, atau mungkin malah dianggap tidak ada.

Nah ...
Ini dia, yang tak pernah jadi pemikiran.
Bencana alam, wabah penyakit, kerusuhan, pengkhianatan, narkoba, teroris, korupsi, kerja lambat, perang, ganti presiden, ganti menteri dan lain sebagainya sangat banyak faktor x yang mungkin bisa terjadi.

"de'Cintren ... ! kamu pesimis banget, tidak mendukung tapi malahan menjatuhkan." Ooops ... malah saya yang disalahkan.

Kenyataan ... ini nyata terjadi masBro, mbakSist, tidak usah saya tulis disini, beritanya lengkap digelar di sejagat raya.

~~~~~

1 pertanyaan saja yang silahkan dijawab. "Mengejar ketertinggalan dengan negara lain, itu baik dan perlu, tapi ...  dengarkah anda sekalian, jeritan 'Rakyat' kalangan bawah?"

Di depan kita ada acara 'PESTA DEMOKRASI' PILKADA dan PILPRES' semua sibuk konsen kesana. Pesta dengan biaya tinggi.
Faktor X pasti diabaikan., yaa semoga semua baik-baik saja, semua bisa diatasi, optimis sukses menuju Indonesia yang lebih baik.

Tapi tetap harus ingat...

Hutang kita 4.000.000.000.000.000,- Rupiah.  wooOW ... nol'nya berderet-deret persis kereta mudik lebaran. ooOH ! ...

Sudah terbukti, kita sudah kalah set, tenaga kerja asing masuk, kita buka pintu karena 'sungkan' untuk menolak. Padahal, angkatan kerja kita bertambah tiap tahun tidak tertampung, sampai mbludak mau kerja dimana, banyak pengangguran.

Jangan 'NGELES' "Kan kita buka tidak khusus untuk negara 'dia'. (dalam tanda petik, mesti tahu siapa itu 'dia'.)

Sementara itu, "WAKIL RAKYAT" diam, sibuk pesta dengan hasil korupsi. 'BELA NEGARA' patut dipertanyakan.

OoooooooOOH !!!!!! ...

Bung Karno, Bung Hatta, pak WR Supratman, Pangeran Diponegoro, Cut Nyakdin, Cut Mutia, ibu Pertiwi dan para pahlawan bangsa, termasuk ortu kami semua para pejuang kemerdekaan 45,  maafkan kesalahan kami, Indonesia rusak di tangan generasi kami, akankah Indonesia 'BUBAR' di tahun 2030?

OoooooooOOH !!!!!! ... tidaaaaaaaaaaaaaaAAAKKK !!!

Tuhan ........ tolong kami, hanya Engkaulah yang Maha Kuasa, yang mampu menolong kami. Amin.

~~~~~ )o( ~~~~~

Sekian. terima kasih. Salam sejahtera bagi kita semua. Amin.

to be continued (eps 3) Topik "Character Building" yang di nomer duakan.

~

Saya penulis, bukan orang partai, bebas tidak memihak.

Penulis tua, satu generasi dengan pak Jokowi, Generasi Baby Boomers, (1946 - 1964)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun