Namun asa terbuka lebar ketika format baru piala dunia dilaksanakan oleh FIFA, dengan menjadikan peserta piala dunia menjadi 48 negara, dan Asia memperoleh jatah 8,5 dibabak kualifikasi. Indonesia jika ingin qualified maka minimal harus melalui babak kelima atau babak play off melawan wakil dari Konfederasi lain.
STRATEGI TRADISIONAL BERTAHAN
Sebagai tim dengan peringkat 128 dunia dan akan melawan tim-tim dengan peringkat diatasnya tentu wajar jika Indonesia bermain dengan strategi cenderung bertahan, sama halnya dengan tim medioker atau tim papan bawah liga primer Inggris, apabila mereka bersua tim dari the big six tentu akan lumrah adanya jika mereka menerapkan strategi bertahan atau bahkan parkir bus, pesawat, kapal, gerobak dan sebagainya asal gawang terhalang rapat.
Kita telah lama ketahui bahwa perihal fisik merupakan salah satu kekrangan mendasar pemain sepakbola lokal, dengan tinggi badan yang rerata hanya 170cm tentu akan kewalahan ketika harus melawan tim dunia yang rerata tinggi badan mereka diatas 170cm. Tentu kita belum bicarakan faktor fisik lain seperti VO2 Max dll.
Masih teringat di era zaman kegelapan timnas, berapa kali timnas kita harus kebobolan hanya karena faktor keunggulan tinggi badan lawan, sesuatu yang sangat elementer dan kerap digunakan sebagai jurus andalan lawan tuk meredam perlawanan timnas, sebuah crossing atau lofted ball lalu disambut heading striker lawan yang postur tingginya melebihi bek-bek timnas kita, dan berujung pada goal. Menyedihkan..
Kini segalanya tlah berubah, ketika  tiba saatnya era coach Shin dengan program potong generasi dan naturalisasi pemain diaspora yang mempunyai darah indonesia, langkah awal beliau mulai dengan memperkuat sektor pertahanan, lihatlah kini barisan pertahanan timnas diisi oleh pemain-pemain yang tak hanya tinggi secara fisik namun mumpuni secara teknikal. Â
Hari ini hampir tak ada lagi timnas yang kebobolan lewat skema sederhana berupa umpan cross plus heading, di fase babak 3 kualifikasi sejauh ini timnas hanya kebobolan lewat gol deflected versus Saudi, kemudian gol lain yang terjadi hanya melalui tendangan bebas kala bersua Bahrain.
Praktis pertahanan indonesia menjelma menjadi benteng nan kokoh. Sekali lagi, sebuah skema yang wajar ketika tim semenjana lebih fokus pada rapatnya pertahanan dan bermain dengan pola cenderung tertutup dan mengandalkan counter attack.
Tim semenjana, itulah kita. Timnas Garuda yang berjuang mewujudkan mimpi 200 juta penduduknya, berjibaku mengharumkan nama baik bangsa dikancah sepakbola internasional.
Sebuah tim semenjana yang masih dalam tahap berproses dengan memperkuat lini pertahanan dan kita yakini sejalan dengan waktu, Â timnas kita akan semakin padu dan kuat maka skema offensif akan dijalankan oleh coach Shin.
Lihatlah skuad lini belakang kita nan mewah, Ridho, Diks, Idzes, Hilgers, Verdonk, Paes dan akan terus berkembang seiring waktu, percaya proses.