Mohon tunggu...
armand yazin
armand yazin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - #inarmandastheniawetrust

IG: @armandasthenia | penabuh drum tingkat pemula | cityzen di Manchester City FC | just talk and write about music and football

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Dewa 19 dan Slank, Para Pandawa Versus Kaum Minoritas

9 Februari 2023   21:05 Diperbarui: 9 Februari 2023   21:10 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal tahun 1997, tepatnya tanggal 25 Januari adalah hari yang adalah  istimewa bagi khalayak musik tanah air pada umumnya dan untuk Baladewa pada khususnya, pada tanggal tersebut sebuah album musik terbaik dari anak negri diluncurkan. Dibawah naungan label Aquarius Musikindo, Dewa 19 melepas album keempat dengan tajuk Pandawa Lima,  mengambil sebutan dari 5 bersaudara anak Pandu Dewanata dalam epos Mahabarata.

Dewa 19 dalam album Pandawa Lima hadir dengan formasi Dhani, Erwin, Wong Aksan, Andra dan Ari. Proses recording mereka lakukan di Gin's studio, hal-hal yang mengenai proses mixing dikerjakan di Essen, Jerman. Lebih tepatnya di Basement Studio milik Wolf Arndt, adapun proses mastering 11 lagu yang terdapat di album ini dilaksanakan secara seksama di Studio 301, Australia.

Album ini menampilkan 4 hits yang dijadikan video klip yang salah satu diantaranya adalah 'Kirana'.

Kirana, video musik ini disutradarai oleh Rizal Mantovani dari rumah produksi Avant Garde. Sebuah video musik yang menuai kontroversi ketika dilempar di layar kaca Indonesia, dimana samar terdapat adegan seolah dua orang berlainan jenis berciuman dipertontonkan sekian detik, dan lagi terdapat  visualisasi dimana jarum suntik menembus lengan.


Terlepas dari segala kontroversi video klip tesebut, nyatanya Kirana adalah sebuah nomor yang lagu yang magis, dan hanya menjadi magis ketika dibawakan oleh Ari Lasso dalam versi Dewa 19 kala itu, bahkan Ari Lasso versi solo tak lebih baik dalam membawakan Kirana secara live diatas pentas. Karena kita tahu Ari Lasso versi solis lebih mendekati karakter vokal Bryan Adam dalam tarikan suaranya usai memutuskan diri bersolo karir.

Album Pandawa Lima ini sukses terjual 800ribu copy dan diganjar sertifikat 5 Platinum, Art Work album ini di desain oleh Johar Prayudhi dan Arie Asona, album ini sukses menyabet penghargaan Cover Terbaik Anugrah Musik Indonesia 1997.

Cover Album Dewa 19 Pandawa Lima (pophariini.com)
Cover Album Dewa 19 Pandawa Lima (pophariini.com)

Membicarakan album Pandawa Lima tak mungkin lepas dari peran seorang Wong Aksan, adik kandung dari novelis Jenar Mahesa Ayu ini memberi warna lebih dalam album keempat Dewa 19, Aksan tak hanya bertugas menjaga tempo lagu di Dewa 19. Aksan-lah yang membawa Dewa 19 terbang jauh hingga ke negri Jerman untuk proses mixing berkat Deutschland  Connection-nya.

Dan dalam beberapa aspek musikalitas Deutschland  Connection ini cukup memberi andil yang signifikan,  sebut saja  Konich yang mengisi  puisi bernada orasi dalam interlude tembang 'Bunga', seorang teman Aksan yang lain, Jorg Lenhardt mengisi seluruh part gitar dengan synthesizer di track 'Suara Alam'. Terakhir adalah nama yang paling penting, Wolf Arndt. Wolf selain melakukan mixing materi juga menjadi sound engineer untuk tur Pandawa Lima.

Koneksi Jerman cukup mendapat  mendapatkan credit tersendiri di tubuh Dewa 19, dalam hal ini khususnya Wolf, terbukti dalam Art Work tersebut ia beroleh space tersendiri untuk mengucapkan terima kasih layaknya member band yang lain.


Dan kelak Wolf adalah tokoh yang berada dibalik proses rekaman album kedelapan grub band yang dulu kala bernama Cikini Stone Complex, Slank!

Membicarakan musik Indonesia tak mungkin terlepas dari dua bendera raksasa yang terus berkibar, adalah Slank dan Dewa 19, keduanya telah lebih dari 3 dasawarsa tak hanya memimpin laju blantika musik Tanah Air, namun juga menjadi panutan dan insprasi bagi band-band yang hadir setelahnya.

Keduanya juga mempunyai basis massa yang jamak, dan bandrol pentas menjapai ratusan juta dalam live concert-nya.

Walaupun demikian Slank dan Dewa 19 berada dalam  2 kutup yang berbeda, Slank yang lebih dahulu hadir dalam kancah musik Indonesia membawa nafas baru diluar arus utama band-band kala itu, Slank hadir dalam kemasan  music rock yang dibalut attitude Slenge'an dan apa adanya.

Dewa 19 di kutup yang lain hadir dalam format yang lebih formal dan format musik yang tersusun rapi, walaupun demikian menurut Dhani, Slank adalah inspirasi bagi Dewa 19 untuk merekam demo dan berangkat ke Ibu Kota menawarkan musik mereka.


Slank terlahir pada akhir tahun 1983, dengan pemimpin utamanya Bimo Almachzumi yang hari ini oleh para Slanker lebih familiar dengan panggilan King Bim-bim. Ya Bim-bim adalah Raja di kerajaan yang dengan jerih payah ia bangun, dan hingga kini kerajaan itu berusia 3 dasawarsa lebih 9 tahun. Sepanjang 1983 hingga album perdana dirilis band yang terkenal dengan slogan perdamaian ini telah mengalami 13 kali pergantian personil.

Dewa 19 terlahir 9 tahun setelahnya jika dihitung dari awal perjalanan karir di blantika musik tanah air, diusia personilnya yang rata-rata berumur 19 tahun band ini melempar album perdana dengan hits 'Kangen'. Dhani dan kawan-kawan sukses membawa Dewa 19 tetap survive hingga kini dan mengibarkan bendera Republik Cinta dengan ia sendiri sebagai Kepala Negaranya.

Bimbim adalah King dan Dhani adalah pemimpin negara, keduanya adalah kepala negara di negri masing-masing. Setiap sabda Raja adalah hukum dan Raja hanya bisa lengser ketika Ia berkehendak atau ia telah mangkat. Dan King Bim-bim adalah Raja.


Ahmad Dhani menjabat presiden di republik yang ia bangun, tanpa pernah terdengar sinyalemen pergantian kekuasaan, arogan? Itulah Ahmad Dhani.

Untuk membandingkan dua living legend di industri musik nusantara  ini, maka selayaknya kita harus menampilkan versi terbaik dari keduanya.

Versi terbaik dari Slank disebut-sebut adalah Slank formasi 13, Dengan Kaka sebagai Vokal, Pay Burman pada Gitar, Bongky Marcell di Bass, Indra Qadarsih sebagai Kibordis dan Bim-bim pemain Drum.

Sedang versi terbaik dari Dewa 19 adalah terletak pada album ke 4 dengan personil Ari Lasso (Vokal), Erwin Prasetya (Bass), Andra Ramadhan (Gitar), Ahmad Dhani (Kibod) dan  Aksan (Drum).

cover album Slank Minoritas (slank.com)
cover album Slank Minoritas (slank.com)

Karya terapik Slank ada pada album Minoritas, album yang dirilis pada 20 Januari 1996 silam. sedangkan Dewa 19 menerbitkan album Pandawa Lima setahun kemudian tepatnya pada 25 januari 1997.

Keduanya juga tercatat sebagai album terakhir sebelum Slank formasi 13 pecah dan Dewa 19 formasi keluarga Pandawa Lima bubar jalan.

Slank menyebut diri kaum minoritas yang memainkan musik minor dan berbicara tentang hal-hal minor bangsa Indonesia, sedang Dewa 19 menyebut diri sebagai kaum Pandawa. Ningrat, bangsawan nan rupawan yang berdiri di sisi putih dalam melawan pihak hitam.

Musik bukanlah arena perlombaan dimana pihak yang tak berdiri di sisi yang sama adalah lawan, pun bukan arena adu mekanik dimana pihak yang satu dianggap lebih mumpuni dan lebih terdepan dari pihak yang lain .

Namun jika harus dibanding-bandingke dan disaing-saingke, komparasi antara keduanya sangat menarik. Slank si kaum minoritas ini memiliki Pay yang disebut-sebut sebagai salah satu gitaris terbaik negri ini, sayatan gitarnya terlihat rumit  walau begitu tetap terdengar elok ditelinga. Pay terhitung  banyak membantu proses rekaman artis-artis nasional pada saat itu, pun hari ini ia masih tetap bermusik dengan BIP dan General Maya.


Disisi lain dipihak Pandawa terdapat nama Aksan, ia musisi jebolan Folkwang Hoechschule Essen, Jerman. Aksan sangat jauh berkonstribusi dalam album Pandawa Lima, Ia adalah personifikasi sosok Arjuna yang sebenar-benarnya dalam diri Dewa 19. Aksan menguasai banyak ilmu musik, dan piawai dalam beberapa alat musik terlebih pada instrumen Drum, selayaknya Arjuna ia tak hanya sakti namun juga lembut dan berparas rupawan.


Pada masing-masing album terakhir dalam formasi terbaik mereka,  terdapat lagu yang ditingkahi oleh alunan instrument tiup, kaum minoritas Slank memasukkan fill trumpet pada interlude part lagu 'Jinna' yang sejurus kemudian disambung dengan alunan melodi gitar pay, mahal dan bercita rasa tinggi.


Kaum elit Pandawa tak mau kalah, mereka memasukkan  mute trumpet pada outro lagu 'Aku Disini Untukmu'.  yang kemudain disusul oleh backing vocal Reza Artamevia. Dasar kaum elit, pengisi mute trumpet ini adalah seorang mancanegara bernama Petter Holl, megah dan berselara tinggi.


Dalam hal petikan gitar, kaum minoritas nan slenge'an  memiliki sebuah karya  gitar instrumental. Band yang Desember lalu baru saja merayakan konser ulang tahun nya di Candi Prambanan ini menghadirkan solo akustik gitar Pay nan merdu mendayu, sebuah instrumentalia berlatar etnik Dayak dalam lagu 'Aku Ingin Damai'.


Dipihak Dewa 19, Andra menunjukkan kebolehan yang sama dalam instumentalia gitar berjudul 'IPS'.


Persaingan berlanjut, kali ini persaingan dalam lagu bernuansa mellow, menilik jauh ke album ke 3 Slank yang bertajuk 'Piss!', Slank menghadirkan sebuah lagu dengan  iringan denting piano. Slank hadir dengan  tembang 'Anyer, 10 maret'. 


Dewa 19 ogah kalah, para Dewa ini hadir dalam 'Cinta kan Membawamu Kembali'.


Beralih ke konstelasi politik, pada pilpres 2014 nama Slank akrab dengan pasangan nomor urut 02. Dan Dewa 19 dalam hal ini Ahmad Dhani lekat dengan pasangan capres nomor urut 01.

Namun band yang berada di kutup yang berbeda ini harus menerima takdir bahwa formasi terbaik mereka pupus ditengah jalan, album Minoritas kita dapati sebagai album studio terakhir dari Slank yang dilempar kepasaran, Slank harus pecah setelah dihantam berbagai masalah internal utamanya pengaruh narkoba yang menjangkiti para personilnya.

Setali tiga uang dengan Dewa 19 yang harus mengakhiri formasi terbaik mereka, formasi Pandawa Lima harus berakhir setelah Aksan dikeluarkan perihal perminannya yang kental dengan nuansa Jazz. Menyusul kemudian Ari Lasso mengundurkan diri berikut Erwin Prasetya untuk merehabilitasi diri dari narkoba.

Bongkar pasang personil adalah hal yang lazim dalam sebuah band, membangun sebuah band ibarat membangun rumah tangga dimana proses interaksi, pengendalian ego hingga masalah kepemimpinan diuji.

Bim-bim dan Kaka melanjutkan Slank  dengan formasi album Lagi Sedih. Sedang ketiga karib mereka melanjutkan karir musik dengan membentuk BIP.

Ahmad Dhani dan Andra vakum beberapa saat dan membentuk Ahmad Band, lalu melanjutkan Langkah Dewa 19 dengan Once sebagai frontman dan tongkat estafet kini beralih ke Virzha dan Ello.

Sejarah mencatat keduanya bertemu dan saling membawakan lagu diantara mereka, disebuah acara di stasiun TV mereka tampil live, Slank membawakan lagu Dewa 19 demikian sebaliknya. Pun di backstage seorang Kaka dengan humble-nya datang menyambangi transit room Dewa 19 hanya tuk sekedar saling sapa dan meminta bubuhan tanda tangan Ahmad Dhani dan kawan-kawan diatas cover vynil album Dewa 19 'Terbaik-terbaik'.


Kaum Minoritas dan Para Pandawa sejatinya jauh berbeda, pangsa pasar keduanya pun berbeda. Dewa 19 didominasi kalangan menengah keatas, setidaknya demikian klaim Ahmad Dhani dengan dibuktikan dalam setiap konser yang bertiket seharga ratusan ribu dan tetap sold out.

Namun Slank tak kalah menarik, basis massa-nya teramat loyal dan fanatik, maka tak berlebihan jika sebuah majalah musik ternama menyebut Slanker sebagai umat-nya Slank dengan tanpa maksud mensejajarkan personil Slank dengan para utusan Tuhan.

Dimana acara konser outdoor dihelat, disanalah  bendera Slank berkibar, sebuah market yang menggiurkan yang selalu dilirik produsen dalam mengenalkan produknya kepada khalayak ramai, hal yang tak luput disadari jua oleh para bohir partai politik dalam rangka menggaet massa dan mengenalkan 'produk'-nya.

Slank dan Dewa 19, terus memimpin jalan ditengah gempuran kuat musik dangdut di skena musik tanah air, keduanya adalah  sedikit dari unit musik yang sanggup bertahan dari era 90-an hingga era 2000, dimana artis Indonesia berlomba berkarya dan mensiasati arus zaman dengan mengedepankan kualitas dan originalitas.

Panjang umur kaum Minoritas..dan semoga keluarga Pandawa Lima tetap terdepan dan berjaya.

Berbah, 9 Februari 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun