Kaum Minoritas dan Para Pandawa sejatinya jauh berbeda, pangsa pasar keduanya pun berbeda. Dewa 19 didominasi kalangan menengah keatas, setidaknya demikian klaim Ahmad Dhani dengan dibuktikan dalam setiap konser yang bertiket seharga ratusan ribu dan tetap sold out.
Namun Slank tak kalah menarik, basis massa-nya teramat loyal dan fanatik, maka tak berlebihan jika sebuah majalah musik ternama menyebut Slanker sebagai umat-nya Slank dengan tanpa maksud mensejajarkan personil Slank dengan para utusan Tuhan.
Dimana acara konser outdoor dihelat, disanalah  bendera Slank berkibar, sebuah market yang menggiurkan yang selalu dilirik produsen dalam mengenalkan produknya kepada khalayak ramai, hal yang tak luput disadari jua oleh para bohir partai politik dalam rangka menggaet massa dan mengenalkan 'produk'-nya.
Slank dan Dewa 19, terus memimpin jalan ditengah gempuran kuat musik dangdut di skena musik tanah air, keduanya adalah  sedikit dari unit musik yang sanggup bertahan dari era 90-an hingga era 2000, dimana artis Indonesia berlomba berkarya dan mensiasati arus zaman dengan mengedepankan kualitas dan originalitas.
Panjang umur kaum Minoritas..dan semoga keluarga Pandawa Lima tetap terdepan dan berjaya.
Berbah, 9 Februari 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H