Mohon tunggu...
armand yazin
armand yazin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - #inarmandastheniawetrust

IG: @armandasthenia | penabuh drum tingkat pemula | cityzen di Manchester City FC | just talk and write about music and football

Selanjutnya

Tutup

Diary

Etihad, Dan Bude Pemilik Warung Makan di Cangkringan

23 Agustus 2021   19:59 Diperbarui: 23 Agustus 2021   20:01 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear Diary..

Cangkringan, salah satu kepanewon terakhir dibawah puncak Gunung Merapi. Waktu menunjukkan pukul 9 pagi, kala itu saya bersama seorang kawan berkendara menyusur jalan dari arah bilangan Kepuh Sport Center, menyusur jalan aspal yang mulus dan terawat baik, meski tiap hari menjadi rute truk-truk bertonase besar mengangkut pasir Merapi.

Truk-truk tersebut hilir-mudik mengangkut pasir yang ditambang dari sungai-sungai yang berhulu di lereng Merapi, tiap hari pasir Merapi ditambang dan ditambang, diangkut dengan truk-truk dan dijual sebagai material bahan bangunan berkualitas tinggi.

Saya bersama kawan yang berangkat dari pusat kota sedari pagi mulai merasakan lapar, kecepatan kendaraan kami kurangi sambil awas mata ini mencari mini market atau warung tuk sekedar membeli sekerat roti dan air mineral guna menggajal perut yang belum terisi.

Hingga kami dapati sebuah warung makan di pinggir jalan yang berdekatan dengan pangkalan truk dan Backhoe penambang pasir Merapi, warung yang cukup startegis dan  higienis menurut saya.

Jujur dari palung hati ini,  saya memilih berhenti diwarung ini karena rasa iba, sebuah warung kecil. Saya pikir kami menjadi dermawan jika berhenti dan singgah tuk turut serta membantu ekonomi pemilik warung dengan cara membeli dagangan mereka, layaknya kampanye kepedulian sosial yang sering lalu-lalang di lini masa medsos, bahwa kita dianjurkan untuk membeli di warung tetangga sehingga nadi ekonomi mereka berdenyut dan hidup.

Warung yang kami singgahi itu dijaga oleh 2 orang Ibu-ibu, saya mencoba lebih akrab saya memanggil mereka Bude.

*"Kula nuwun Bude..?" ujarku memohon izin masuk degan bahasa jawa halus

"Monggo Mas pinarak, monggo dhahar mendhet piyambak.." timpal bude penjaga warung ramah

"Njih Bude, matur nuwun.."

"Ngunjuk ipun menapa Mas..?"

"Teh anget mawon kalih Bude.."

"Njih Mas.."

Hari teramat pagi bagi industri pasir Merapi tuk memulai kegiatan, depo pasir tampak sepi. Di warung itu hanya saya dan rekan yang duduk di bangku kayu dan mulai melahap nasi dan Sayur nDeso beserta lauk ikan lele, didepan kami hanya terdapat pemandangan Backhoe berwarna kuning yang berjajar diparkir diantara gundukan pasir Merapi yang siap diangkut dengan truk dan dijual.

Depo Pasir Merapi (pasirmerapi11.blogspot.com)
Depo Pasir Merapi (pasirmerapi11.blogspot.com)

Usai makan dan sedikit obrolan ringan dengan bude pemilik warung, saya segera pamit beranjak melanjutkan perjalanan.

**"Sampun Bude.. pinten njih..?" kata ku sambil meneguk teh hangat

"Tigang dasa ewu mawon Mas.." sahut bude

"Njih menika Bude.. matur nuwun.." sembari memberikan  3 lembar uang kertas sepuluh ribu.

Saya dan teman saya segera memasuki kendaraan dan menyalakan mesin, layaknya seorang tamu terhormat yang diuntapke (diantar untuk diberangkatkan), bude itu masih berdiri di depan warung dan tetap dengan senyum ramah.

***"Ngatos-atos njih Mas.." ramah bude berpesan

"Njih Bude..matur nuwun.." jawabku

"Kok ada Etihad nya mas..?" tanya Bude tersebut keheranan sembari menunjuk stiker Etihad di kaca belakang mobil.

Saya yang seorang pendukung kesebelasan Manchester City tersenyum tak kalah heran, wah Bude nya gaul ternyata, sepakbola mania kupikir. Saya berasumsi Bude ini seorang penggemar Manchester city atau mungkin anak dari Bude tersebut seotang Cityzen.

Jack Grealish dengan Jersey Manchester City. (goal.com)
Jack Grealish dengan Jersey Manchester City. (goal.com)

"Kok tahu Etihad dari mana Bude njih..?" tanya ku penasaran sekaligus kegirangan mendapati sesama penggemar Manchester City yang mungkin di republik ini masih  terhitung minoritas.

Dan jawaban yang saya tunggu adalah: "Anak saya punya kaos sepakbola berwarna biru langit ada tulisannya Etihad Mas..".

Karena saya berasumsi khalayak mengenal Etihad dari jersey Manchester City yang entah itu original, player issue, replica  atau pun tiruan buatan produk lokal dan sebagainya yang sering dikenakan orang-orang.

Namun bukan itu jawaban yang saya dengar..

"Saya dulu umrah naik Etihad Mas..!!"

Jlebbb..!!. Seketika pudar senyum gembira diwajah saya, terik mentari yang bersinar terang seolah mendung seketika, Backhoe kuning berlogo Komatsu yang diam terparkir  seolah tertawa.

Saya yang lapar, menepi disebuah warung kecil dengan niat membantu Ibu-ibu berjualan lauk nasi, seolah tertampar. Dan kendaraan kami terus melaju pergi meninggalkan warung Bude tersebut, di kiri-kanan jalan kami pepohonan seolah bertanya..

"Bro..lo kapan umrah..?" 

"Bro..lo udah umrah..? wkwkwk.."

"Bro..kapan lo naik Etihad..??"


Berbah, Sleman, 19:05, 23 Agustus 2021.


*"Kula nuwun bude..?"  = "Mohon izin bude..?"

"Monggo mas pinarak, monggo dhahar mendhet piyambak.." = "Silakan mas mampir, sila makan ambil sendiri.."

"Njih Bude, matur nuwun.." = "Baik bude, terima kasih.."

"Ngunjuk ipun menapa mas..?" = "Minum nya apa mas..?"

"Teh anget mawon kalih, bude.." = "Teh hangat saja dua, bude.."

"Njih mas.." = "Baik mas.."


**"Sampun bude.. pinten njih..?"  = "Sudah bude.. berapa (harga) nya..?"

"Tigang dasa ewu mawon Mas.." = "Tiga puluh ribu mas.."

"Njih.. menika bude.. matur nuwun.." =  "Baik.. ini bude.. terima kasih.."


***"Ngatos-atos njih Mas.." = "Hati-hati ya mas.."

"Njih bude.. Matur nuwun.."  = "Baik bude.. terima kasih.."

"Kok wonten Etihad ipun mas..?"  = "Kok ada Etihad nya Mas..?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun