Mohon tunggu...
Johar Dwiaji Putra
Johar Dwiaji Putra Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai

Alumni Ilmu Komunikasi. PNS dan staf Humas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pekanbaru dan Museum Sang Nila Utama

28 Desember 2023   18:32 Diperbarui: 1 Januari 2024   20:24 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Museum Sang Nila Utama. Pic source: dok. pribadi

Pic source: dok. pribadi
Pic source: dok. pribadi

Baiklah. Aku mulai mengamati benda-benda yang terdapat di Museum Sang Nila Utama. Bagian pertama yang menarik perhatianku adalah, terdapat corner yang membahas soal Chevron. Chevron? Ya, perusahaan minyak itu.

Aku baca-baca informasi yang tersaji di corner ini. Menarik. Ya, Riau adalah sebuah provinsi yang kaya akan minyak. Corner ini menampilkan serba-serbi eksplorasi minyak yang pernah dilakukan oleh Chevron. Bahkan ada sejumlah botol yang berisi jenis-jenis minyak mentah yang berasal dari perut bumi Riau.

Dari corner Chevron aku bergerak ke lantai bawah. Di ujung tangga, aku menemukan miniatur situs Candi Muara Takus. Dari keterangan yang ada di miniatur ini, Muara Takus terletak sekira 118 km di sebelah barat Pekanbaru. Waoow.

Pic source: dok. pribadi
Pic source: dok. pribadi

Aku terus menelusuri bagian lantai bawah Museum Sang Nila Utama. Aku disuguhi banyak rak kaca. Rak-rak ini menyimpan sejumlah barang, yang berusaha mendokumentasikan adat budaya yang dimiliki suku Melayu. Khususnya suku Melayu yang ada di wilayah Riau.

Aku sungguh kagum dengan aneka baju adat yang terpampang di sini. Seingatku, baju-baju adat ini mereprentasikan setiap kabupaten dan kota yang terdapat di Riau. Bahkan juga masih ada baju adat dari daerah Kepulauan Riau, yang saat ini telah berdiri sebagai provinsi tersendiri.

Pic source: dok. pribadi
Pic source: dok. pribadi

Pic source: dok. pribadi
Pic source: dok. pribadi

Wah, sungguh kaya suku Melayu. Aku benar-benar terpukau dengan aneka baju adat, yang mana setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. Di tengah lantai bawah museum, terdapat wahana yang menunjukkan panggung pelaminan suku Melayu. Menarik.

Mataku kemudian dimanjakan oleh berbagai replika rumah adat yang ada di wilayah Riau. Sama seperti baju adatnya. Rumahnya pun mempunyai ciri khas yang berbeda di setiap daerah atau kabupaten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun