Baiklah. Aku mulai mengamati benda-benda yang terdapat di Museum Sang Nila Utama. Bagian pertama yang menarik perhatianku adalah, terdapat corner yang membahas soal Chevron. Chevron? Ya, perusahaan minyak itu.
Aku baca-baca informasi yang tersaji di corner ini. Menarik. Ya, Riau adalah sebuah provinsi yang kaya akan minyak. Corner ini menampilkan serba-serbi eksplorasi minyak yang pernah dilakukan oleh Chevron. Bahkan ada sejumlah botol yang berisi jenis-jenis minyak mentah yang berasal dari perut bumi Riau.
Dari corner Chevron aku bergerak ke lantai bawah. Di ujung tangga, aku menemukan miniatur situs Candi Muara Takus. Dari keterangan yang ada di miniatur ini, Muara Takus terletak sekira 118 km di sebelah barat Pekanbaru. Waoow.
Aku terus menelusuri bagian lantai bawah Museum Sang Nila Utama. Aku disuguhi banyak rak kaca. Rak-rak ini menyimpan sejumlah barang, yang berusaha mendokumentasikan adat budaya yang dimiliki suku Melayu. Khususnya suku Melayu yang ada di wilayah Riau.
Aku sungguh kagum dengan aneka baju adat yang terpampang di sini. Seingatku, baju-baju adat ini mereprentasikan setiap kabupaten dan kota yang terdapat di Riau. Bahkan juga masih ada baju adat dari daerah Kepulauan Riau, yang saat ini telah berdiri sebagai provinsi tersendiri.
Wah, sungguh kaya suku Melayu. Aku benar-benar terpukau dengan aneka baju adat, yang mana setiap daerah memiliki ciri khasnya masing-masing. Di tengah lantai bawah museum, terdapat wahana yang menunjukkan panggung pelaminan suku Melayu. Menarik.
Mataku kemudian dimanjakan oleh berbagai replika rumah adat yang ada di wilayah Riau. Sama seperti baju adatnya. Rumahnya pun mempunyai ciri khas yang berbeda di setiap daerah atau kabupaten.