Tak terasa, bulan Ramadan sudah berjalan separuh. Semoga aku, kamu, dan semua yang membaca tulisan ini bisa menjalankan puasa dengan lancar, hingga selesai sebulan penuh. Mengingat sudah berada di sepuluh hari kedua, barangkali tubuh kita sudah mulai terbiasa dengan pola puasa.
Ya, mungkin ada di antara kita yang saat berada di hari-hari awal puasa, badan terasa letih. Mungkin tubuh sedang beradaptasi. Yang biasanya kita sarapan di pagi hari, lalu sekarang harus bergeser lebih awal di jam sahur. Siang kita bisa lunch dengan teman-teman, sekarang tidak bisa.
Namun itulah berpuasa. Tentu ada sejuta hikmah dari ibadah yang satu ini. Dari sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, kita diwajibkan untuk berhenti makan. Untuk itu, diperlukan asupan makanan yang pas, agar tubuh tetap terjaga selama sebulan menjalankan puasa Ramadan.
Aku mengikuti sejumlah akun yang membahas soal pola makan dan gizi di instagram. Sengaja aku mengikuti mereka, tentu sebagai referensi perihal makanan dan bagaimana memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Apalagi di bulan puasa seperti ini.
Di antaranya adalah menjaga tubuh dari risiko kolesterol. Salah satu yang bisa dilakukan adalah tidak berlebihan dalam memakan makanan yang digoreng. Tetapi mau bagaimana ya...? Berbuka adalah saat yang kita tunggu-tunggu setelah seharian berpuasa. Di momen berbuka ini, kerap kita melahap makanan yang kita inginkan, atau makanan yang mengundang selera.
Salah satu makanan yang memang harus diakui amat mengundang selera adalah, gorengan. Yap, gorengan adalah makanan berbuka yang barangkali menjadi favorit dari kita semua. Sluurrp... bakwan, tahu isi, pastel, pisang goreng, dan aneka gorengan lainnya, seolah menjadi takjil yang kudu tersedia kala membatalkan puasa.
Hikkss, yang kutakutkan, gorengan harus selalu ada untukku berbuka puasa. Padahal jika dipikir-pikir, hal ini kurang sehat 'kan? Aku merasa, aku cenderung lebih banyak memakan makanan gorengan selama bulan puasa ini, jika dibandingkan di hari biasa.
Baiklah. Apabila aku sedang tidak khilaf, aku akan berusaha mencari makanan takjil di luar gorengan. Roti misalnya. Atau, kue basah yang dikukus dan tak lupa mengonsumsi buah-buahan. Pun, tatkala ingin meminum sup buah untuk menyegarkan badan, aku akan mengurangi es-nya. Barangkali cara-cara inilah yang bisa dilakukan, agar tubuh tetap terjaga selama bulan Ramadan.
Meski sedang berpuasa, bukan berarti kita tidak berolahraga 'kan? Olahraga tetap perlu dijalankan, supaya badan tetap fit. Energi otomatis terkuras lebih cepat kala kita berpuasa, karena di siang hari tidak ada asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Untuk itu, kita bisa melakukan gerak tubuh yang sesuai dengan kondisi badan masing-masing.
Kalau aku, aku akan menghindari menggunakan lift selama di kantor. Aku lebih memilih berjalan kesana kemari, agar setidaknya kaki lebih banyak bergerak. Setidaknya, dengan naik turun tangga, aku tidak mager selama berpuasa. Aku masih berusaha bergerak, supaya tubuh tetap bugar.