“Konversi itu tidak dirancang dengan teliti dan baik, tapi mau
cepat-cepat supaya pemerintah dapat citra. Ini pemerintahan yang jaim
(jaga image). Jadi, mereka tidak peduli bahwa kebijkan itu seharusnya
dengan persiapan yang baik,” kata Wardah.
Senada dengan Wardah, Koordinator Divisi Pusat Data dan Analisa
Indonesia Corruption Watch Firdaus Ilyas menilai konversi minyak tanah
ke gas dapat dimanfaatkan demi kepentingan elite. Lubang yang rawan
adalah penciptaan rantai distribusi yang panjang dengan banyak anak
tangga. “Ini menimbulkan politik rente,” katanya.
Kesan ketergesa-gesaan demi mendapatkan citra itu kian tampak saat PT
Pertamina tertatih-tatih memenuhi target konversi pada akhir tahun