3. Pakan
Jenis pakan pada ikan dibagi menjadi dua, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami contohnya cacing sutra, kutu air, jentik nyamuk, dll. Sedangkan pakan buatan contohnya pelet.
4. Pilih Calon Indukan Ikan
Indukan ikan  menjadi hal yang sangat berpengaruh pada budidaya ikan hias. Pilihlah calon indukan yang sehat dan bebas dari hama dan penyakit. Dalam memilih calon indukan jantan dan betina dapat dilihat dari umur dan tingkat kematangan gonad ikan.
Pada beberapa jenis ikan memiliki ciri- ciri yang unik dalam menandakan bahwa gonad telah matang. Pada betina, genital akan menonjol dan ketika diraba akan keluar telurnya. Selain itu, perut betina juga membesar ke arah genital dan lembek ketika di raba. Sedangkan pada jantan, ketika diraba dan diurut ke arah genitalnya maka akan mengeluarkan sperma dari dalamnya.
5. Pemijahan
Proses pemijahan ada dua yaitu internal dan eksternal, hal ini dikarenakan tidak semua ikan hias bertelur tetapi ada juga yang beranak. Sehingga perlu dilakukan pemijahan yang berbeda. Umumnya ikan hias tidak bisa melakukan pemijahan sendiri, sehingga perlu diberi suntikan hormon perangsang agar mampu berpijah secara alami. Selain itu, siapkan wadah/media tambahan, bahan, dan lainnya untuk membantu proses pemijahan.
6. Penetasan Telur
Proses penetasan telur ikan hias berbeda-beda sesuai dengan jenis ikannya. Pada umumnya, telur menetas setelah 24 jam dan berubah menjadi larva ikan.
7. Perawatan Larva hingga Dewasa
Perawatan dimulai dengan memberi larva makan. Untuk minggu pertama tidak perlu diberi pakan, karena larva memakan cadangan makanannya yang berupa kuning telur. Pemberian pakan dimulai di minggu kedua dengan pemberian pakan alami seperti kutu air dan cacing sutra. Ketika sudah mulai dewasa, pemberian pakan bisa dari pakan alami yang lebih besar atau pakan buatan, seperti serangga dan pelet. Kondisi kualitas air pada tahapan ini harus diperhatikan dengan baik. Karena pemberian pakan sangat memengaruhi kualitas air di dalamnya.