Kemudian terdapat kebiasaan di makam Sunan Sendang atau Sayid Nur, yaitu setiap malam Jumat Kliwon selalu berziarah ke makam tersebut. Lalu kebiasaan tersebut ditiru oleh masyarakat Batang untuk berziarah ke makam.
Dalam Tradisi Kliwonan, masyarakat Kota Batang sering melakukan tradisi Ngalap Berkah (mencari berkah) dan untuk penyembuhan serta kesehatan bagi anak-anak kecil dengan melakukan beberapa ritual seperti ritual Gulingan, dimandikan oleh Tetua Adat atau Kyai, membuang pakaian bekas yang digunakan setelah melakukan ritual Gulingan, serta membagi-bagikan uang logam dan makanan khas pasar (jajanan pasar).
Ritual Gulingan dimulai dengan mengguling-gulingkan anak yang sering sakit-sakitan di sekitar Alun-alun Kota Batang. Setelah itu pakaian yang digunakan ketika melakukan ritual Gulingan harus dibuang di Alun-alun tersebut. Selanjutnya anak kecil tersebut dimandikan di air sumur yang ada di Masjid Agung Kota Batang. Lalu anak tersebut diberi pakaian baru dan kembali ke sekitar Alun-alun untuk menyebar (melempar) sejumlah uang yang dipercaya sebagai ucapan rasa syukur.
Namun seiring perkembangan zaman, Tradisi Kliwonan tersebut kini bergeser menjadi Pasar Malam saja. Sehingga sampai saat ini tujuan diadakannya Tradisi Kliwonan yaitu hanya untuk hiburan dan berdagang untuk mencari rejeki bagi masyarakat Batang maupun luar Batang. Saya sendiri sebenarnya jarang datang ke Pasar Malam, karena disana benar-benar penuh dan sesak karena banyaknya pengunjung yang datang.Â
Saya datang ke Pasar Malam ketika saya ingin membeli sesuatu atau ingin menikmati wahana permainan. Dahulu Tradisi Kliwonan dilakukan masyarakat untuk tolak balak, mencari jodoh, mencari keberkahan, memohon keselamatan dan kesejahteraan. Namun sekarang proses Tradisi Kliwonan tersebut sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Kota Batang, karena sebagian masyarakat Kota Batang kurang setuju dengan proses tersebut. Sehingga takut jika akan menimbulkan pro dan kontra mengenai proses tradisi lantaran seperti mengagungkan air yang dianggap sirik oleh masyarakat.
Lalu setahu saya ada beberapa mitos yang dipercaya sebagian masyarakat Kota Batang mengenai Tradisi Kliwonan tersebut. Dahulu ketika saya masih Sekolah menengah pertama (SMA), ada peristiwa dimana Tradisi Kliwonan tidak dilaksanakan dan ada wacana untuk memindahkan tradisi tersebut di tempat lain. Namun ternyata terdengar suara ledakan dari pohon beringin yang terletak di Alun-alun Kota Batang.Â
Masyarakat setempat mempercayai bahwa ledakan beringin tersebut terjadi karena para makhluk halus tidak setuju dengan wacana pemindahan tersebut. Lalu mitos yang lain yaitu sebagian masyarakat percaya jika pengunjung yang datang ke acara Pasar Malam di mlam Jumat Kliwon tersebut tidak hanya masyarakat local saja. Akan tetapi sebagian makhluk halus menyamar menjadi masyarakat Kota Batang dan ikut memeriahkan acara Pasar Malam tersebut. Entah itu benar atau tidak, karena saya sendiri juga mengetahui mitos-mitos tersebut dari ibu saya.