Mentari pagi yang mengusir pergi embun di dahan penuh duri mawar, menemani kabut yang datang.
Namun, mawar-mawar itu tetap ada. Matahari, datang dan pergi; mawar-mawar tetap ada di sana.
Pun rembulan yang datang di waktu setelahnya. Keindahan yang hanya bisa disaingi oleh mawar.
Semua puisi dengan malam dan rembulan, hanya untuk menceritakan keindahan mawar-mawar.
Keindahan yang adalah milik-Nya. Kupu-kupu, mawar, malam, rembulan yang diciptakannya untuk dinikmati.
Pada kesempatan untuk terus takjub pada alam sekitar.
***
Sepasang kupu-kupu dengan warna kekuningan di bagian sayap, terbang mendekati bunga-bunga  mawar yang sedang mekar. Aroma mawar-mawar berwarna merah itu, menebar wangi di udara.
...angin yang tadinya tidak berhembus, bertiup sangat kuat. Batang-batang tanaman mawar bergerak dan berbenturan satu dengan lain.
Apa mungkin kupu-kupu manyapa lebah yang murung tersebut?
Angin lembut yang bergerak tenang tersebut menggerakkan kepak kupu-kupu tersebut. Seolah bertanya, bagaimanakah hasil diskusi kupu-kupu tersebut.