Beberapa pabrik pun mengurangi tenaga kerja manusia dan menggantinya dengan mesin. Komputer diciptakan dengan perintah terprogram yang dapat memberikan hasil banyak dengan waktu yang singkat.
Artificial Intelligence vs Manusia
Maka, ketika Se Dol berhadapan dengan AI, langkah-langkahnya bisa di-counter AI dengan baik. Se Dol bisa melihat beberapa langkah antisipasi, bahkan sebelum dirinya memindahkan batu miliknya. Dalam waktu berjam-jam, Se Dol dikalahkan robot AI sebanyak 2 kali.
Pada kesempatan ke-3, Se Dol yakin tidak akan bisa mengalahkan robot AI. Tanpa sengaja, Se Dol melakukan langkah acak. Langkah-langkah tanpa pola tersebut, tidak bisa dideteksi segera oleh robot AI. Spontanitas Se Dol terus berlanjut. Langkah-langkah yang diambil tidak terduga. Sekalipun membutuhkan waktu berjam-jam, Se Dol berhasil mengalahkan robot AI.
Tidak ada ruang untuk kesalahan
Manusialah yang memiliki ruang kesalahan dalam otaknya. Manusialah yang punya potensi melakukan kesalahan. Dalam banyaknya kemungkinan salah atas apa yang telah dilakukan tersebut, manusia memilliki kehendak dan kemauan bebas dalam melakukan sesuatu.
Komputer tidak memiliki spontanitas karena sistemnya telah diprogram. Faktor x dalam manusialah yang terus menjadi variabel yang sangat berpengaruh sehingga semua teknologi secanggih apapun tidak bisa menandinginya. Sudah semestinya, kita menggunakan semua ruang tersebut dengan sebaik-baiknya. :) (RS)
***