Hwang Kyung Min diduga melakukan pembunuhan terhadap istrinya setelah dirinya melakukan bunuh diri. Pada jendela kaca apartemen kediaman Kyung Min, ada pesan tertulis Kyung Min kepada sahabat SMP-nya  yang bernama Jeong Jong Suk.
Setelah diselidiki, kematian istrinya ada hubungannya dengan peristiwa perundungan yang dialami Kyung Min 20 tahun sebelumnya.
Istri Kyung Min mengetahui trauma yang dialam Kyung Min saat remaja. Maka istrinya mendorong Kyung Min untuk mulai berkonsultasi ke psikolog. Keadaan membaik, sampai suatu kali, ada sesuatu yang mendorong Kyung Min melakukan tindakan ekstrem.
Dua-puluh tahun sebelumnya
Kyung Min bersahabat dengan Jong Suk. Sama-sama menjadi bahan lelucon teman-teman sekelas mereka, membuat 2 remaja ini saling menjaga.
Dibandingkan Jong Suk, Kyung Min cenderung membiarkan dirinya dirundung oleh teman sekelas. Pada masa-masa sulit tersebut, seorang teman sekelas yang tampak tak peduli justru menunjukkan kepedulian. Kim Cheol. Kepedulian tersebut ditunjukkan dengan melawan setiap anak yang melakukan perundungan pada Kyung Min dan Jong Suk.
Pada suatu hari, Cheol melakukan bunuh diri disaksikan oleh teman-temannya. Setelah insiden tersebut, Kyung Min dan Jong Suk berpisah.
Kini
Kyung Min memiliki kehidupan yang sangat baik. Memiliki keluarga dan tinggal di sebuah apartemen. Sekalipun hubungannya dengan ayahnya tidak pernah membaik, Kyung Min menjalani hidup dengan baik.
Jong Suk menjadi seorang polisi, seperti cita-citanya dulu.
Kyung Min dan Jong Suk kembali bertemu setelah 20 tahun, setelah Kang Jin Ah --seorang detektif, senior Jong Suk di kepolisian - menemukan nama Jong Suk di kaca apartemen Kyung Min. Â Namun, Jong Suk tidak mengingat Kyung Min.
Sesuatu di 20 tahun lalu telah menutup ingatan Jong Suk akan ingatannya di masa-masa remajanya dulu.
Setahun sebelum eksekusi
Kyung Min mendatangi gudang kediamannya dulu dan melihat sebuah bola baseball di ruang basement. Baseball tersebut membawa ingatannya pada Kim Cheol, sahabat sekaligus pahlawan bagi Kyung Min.
Namun, sebuah kebenaran tentang apa yang terjadi dengan Cheol menempelaknya keras. Sejak saat itu, Kyung Min mulai merencanakan secara bertahap dan mendekati semua teman-teman SMP nya dulu. Kyung Min melakukan balas dendam. Balas dendam atas setiap perlakuan jahat dan kejam yang diterimanya dulu!
***
Entah sudah berapa banyak judul drama Korea yang mengangkat isu tentang perundungan di sekolah. Hal tersebut membuktikan bahwa isu ini masih terus ada dan masih sangat menjadi perhatian. Sekalipun banyak dari para pelaku kekerasan yang yang tidak bisa meloloskan diri setelah mereka dewasa. Namun, edukasi tentang perundungan dan apa yang menjadi pemicunya masih terus digali untuk diketahui.
Sebelum menjadi drama 12 episode dan tayang di tahun 2022, The King of Pigs adalah drama animasi Korea yang rilis tahun 2011. Ada beberapa hal yang bisa diambil dari drama The King of Pigs ini, antara lain:
1. Tidak menganggap remeh
Kadangkala, para remaja belum memahami dengan baik sampai di mana batasan bercanda dengan teman sebaya mereka. Terutama sekali canda yang sampai melibatkan kekerasan fisik. Sedih sekali sekaligus marah, waktu menonton adegan percakapan Kyung Min dengan salah satu pelaku perundungan yang mengatakan apa yang pernah dilakukannya pada Kyung Min hanyalah candaan belaka. Teman-teman Kyung Min menganggap remeh tindakan penganiayaan psikis dan fisik yang mereka lakukan pada Kyung Min. Dan mengira tidak ada dampaknya sama sekali. Sampai tiba masa Kyung Min melakukan pembalasan!
2. Dampak perundungan
Akhir trauma korban perundungan tidak pernah memiliki batas waktu yang pasti! Bahkan, ada korban yang terus membawa traumanya seumur hidupnya.
Setelah 20 tahun, tidak ada hal apapun yang bisa menghapus trauma yang dialami Kyung Min. Sebagai korban pelecehan seksual, dipaksa untuk menunjukkan kelaminnya; dan juga korban kekerasan, traumanya terus tersimpan.
Trauma yang seiring waktu berubah bentuk menjadi kemarahan, dendam dan rencana menuntut balas.
Â
3. Manipulasi orang dewasa
Orang dewasa sangat bisa mengambil bagian untuk makin membuat seorang anak terpuruk. Hal ini terlihat ketika Kim Cheol kehilangan ayahnya.
Wali kelas Cheol, Cho Suk Gi, memberikan kata-kata penghiburan yang tidak terdengar tulus karena menunjukkan betapa miskinnya ayahnya Cheol dan betapa akan kasihannya kehidupan Cheol kemudian. Lalu, seluruh teman sekelasnya, yang juga pelaku kekerasan, memeluk Cheol secara menghibur.
Betapa kejamnya manipulasi  yang Suk Gi lakukan terhadap Cheol. Ketulusan yang pura-pura yang diperlihatkan Suk Gi dan teman-teman Cheol, yang bahkan dirasakan oleh Jung Suk dan Kyung Min.
4. Dewasa tanpa bijaksana
Sungguh memprihatinkan ketika seorang dewasa menganggap perundungan di SMP adalah bahan bercanda belaka.
Hal tersebut muncul pada percakapan-percakapan Kyung Min dengan para pelaku kekerasan, ketika mereka berjumpa lagi saat dewasa. Entah karena pemahaman yang kurang atau karena pengetahuan yang cukup, namun setelah dewasa pun, mereka tidak menjadi bijak.
Apakah kita akan menganggap lucu hal-hal tersebut?
5. Penjara digital
Bahkan ketika penjara fisik belum bisa memenjarakan para pelaku kekerasan di sekolah, teknologi di sana memperlihatkan aplikasi yang barnama Penjara Digital. Nama dan foto pelaku kekerasan diletakkan di sana. Sehingga, setiap orang bisa melihat wajah mereka dan sanksi sosial pun dijatuhkan.
***
Semakin banyaknya informasi tentang perundungan di sekolah yang disampaikan melalaui drama, semoga saja semakin tinggi kesadaran untuk mengedukasi para orang tua, guru  dan remaja bagaimana mengatasi masalah ini.
Tentu saja, banyak pendekatan bisa dilakukan demi siapnya remaja menghadapi kehidupan sekolah mereka. (RS)
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H