Mohon tunggu...
Roneva Sihombing
Roneva Sihombing Mohon Tunggu... Guru - pendidik

Penyuka kopi, gerimis juga aroma tanah yang menyertainya. Email: nev.sihombing@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Melatih Diri Menjadi Saudara yang Baik untuk Saudara Tersayang

4 April 2022   02:47 Diperbarui: 5 April 2022   02:46 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi interaksi adik-kakak. Sumber: Pexels via Kompas.com

2. Cara meminta maaf

Meminta maaf, harus dimulai dengan pengertian tentang benar dan salah; adil dan tidak adil; siapa yang melakukan kesalahan dan siapa yang menerima dampaknya (baik terluka, maupun perasaan sedih yang muncul kemudian).

Teman bertengkar pertama setiap anak, biasanya adalah saudara-saudara yang serumah dengan mereka. Ada begitu banyak perihal yang bisa dijadikan alasan untuk bertengkar.  

Dalam banyak kejadian, si kakak dan atau si sulung dalam keluarga akan disalahkan terlebih dulu jika terdengar suara tangisan dari saudara yang lebih muda. Tanpa penjelasan, orangtua punya kecenderungan meminta yang lebih tua untuk mengalah pada yang lebih muda. Tanpa mendengarkan cerita dari dua belah pihak, teguran jatuh pada yang lebih tua. Tanpa melihat kejadian yang sesungguhnya, seolah-olah si kakaklah yang bertanggung jawab menjaga kedamaian di muka bumi ini. Eh?

3. Hal-hal yang biasa diperbincangkan antar saudara kandung

Ada berapa banyak hal yang bisa kita ceritakan secara terbuka dengan saudara kandung kita? Aku tidak sedang membahas pribadi-pribadi yang adalah anak tunggal dalam keluarga.

Hal-hal apa yang secara leluasa bisa diperbincangkan anak-anak dalam sebuah keluarga? Hal-hal apa, yang bisa didiskusikan secara terbuka? Hal-hal apa, yang tak bisa didiskusikan secara terbuka? Jika banyak hal bisa dibicarakan dengan mudah, kebiasaan tersebut menjadi awal dari latihan mengkomunikasikan sesuatu. Selain itu, dapat dijadikan salah satu warisan nilai dari orangtua untuk anak-anak mereka.

4. Berbagi lelucon

Memahami lelucon dan menertawakan lelucon tersebut bisa jadi pengalaman yang berbeda antara individu satu dengan yang lain. Namun, momen-momen yang paling menyenangkan adalah ketika kami sedang berkumpul dan menertawakan lelucon yang dilontarkan salah satu diantara kami.

Untuk bisa tertawa bersama pada cerita lucu tertentu, tentu saja butuh latihan dalam waktu yang sangat panjang.

Itu juga salah satu pesan emak. Emak berharap kami memelihara kebiasaan ini. Untuk tetap meluangkan waktu duduk bersama, berbincang dan berbagi cerita lucu yang kami miliki. Untuk mengupayakan berbagi cerita lucu dan tertawa bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun