The Veil berkisah tentang kembalinya seorang agen elit badan intelijen biro luar negeri dari koma demi menemukan pengkhianat dalam institusi BIN yang menghancurkan reputasi terbaiknya.Â
Han Ji Hyuk (Nam Goong Min) adalah seorang agen lapangan terbaik yang diduga telah tewas dalam misi terakhir. Akan tetapi, agen hitam BIN justru ini ditemukan di sebuah kapal terapung di Pantai Barat diantara mayat-mayat bergelimpangan penuh luka dan genangan darah.Â
Setahun sebelumnya, dalam misi ke Tiongkok, Ji Hyuk bersama 2 orang partnernya sudah mengintai sindikat narkoba terorganisir selama 10 bulan.Â
Namun, suatu malam mereka bertiga terperangkap dalam baku tembak yang menewaskan 2 partnernya. Sedangkan Ji Hyuk mengalami koma. Ketika akhirnya Ji Hyuk kembali dari koma, ingatannya selama setahun sebelumnya tidak ada lagi di sana.Â
Jin Hyuk mendapati bahwa ingatan yang hilang itu dilakukannya sendiri secara sadar. Sebelum Jin Hyuk melakukannya, dia meninggalkan pesan untuk dirinya sendiri pada sebuah rekaman yang disimpan di sebuah loker.Â
Dengan ingatan yang hilang selama setahun ke belakang, Ji Hyuk berjuang mencari tahu siapa di balik kematian 2 partnernya, pengkhianat dalam biro dan gagalnya misi mereka di Tiongkok. Kemanakah perginya ingatan yang menghilang selama setahun?Â
Sekalipun ingatan Ji Hyuk hilang, namun kemampuan dan kecakapannya sebagai agen lapangan terbaik tidak luntur sedikitpun. Demi keselamatannya, seorang mentornya menarik Ji Hyuk untuk bekerja di kantor dan gerak-geriknya akan selalu diawasi oleh agen-agen BIN yang lain.Â
Ada beberapa hal menarik yang bermunculan di sepanjang 2 episode awal drama ini. Hal-hal menarik yang muncul pada drama The Veil antara lain:
1. Pekerja dengan kursi roda (diffable worker). Sesekali, muncul juga tokoh dalam drama Korea, tokoh yang berperan sebagai pribadi yang cacat atau menderita secara fisik, mental maupun emosi. Pada drama The Veil ini, salah satu pekerja di BIN adalah seorang yang menggunakan kursi roda.Â
Terasa sangat menggugah jika isu sosial tentang daya serap pekerja difabel dalam dunia kerja dimunculkan dengan baik dalam drama. Tentu saja berharap di waktu mendatang, daya serap mengakomodir para pekerja difabel yang lain.
Pertanyaannya, seberapa serius isu ini menggugah rasa peduli kita terhadap serapan difabel di dunia kerja?
2. Filter tipis sensor pada adegan kekerasan dan penuh darah. Di menit-menit awal episode 1, tampak satu tubuh ditenggelamkan setelah dilakukan operasi illegal terhadap tubuhnya. Luka memanjang terlihat di bagian depan badannya seperti operasi pengambilan organ dalam tubuh.Â
Tampak sekali filter sensor sangat tipis sehingga tidak melakukan pemotongan terhadap adegan-adegan awal yang sangat mengerikan dan penuh kengerian.Â
Foto-foto mayat dengan luka tembak di kepala dan genangan darah, adegan tabrakan pada seorang muda, tebasan senjata tajam yang mengenai leher, orang-orang dengan wajah babak belur lebam berdarah yang berada dalam drum, penangkapan di lapangan.Â
Nyaris tidak ada gambar buram dan atau hitam putih sama sekali. Â
Di sisi lain, jika sejumlah adegan tersebut dihilangkan, diburamkan bisa jadi malah tidak bisa dipahami alur ceritanya. Atau malah mengurangi pesan yang hendak disampaikan dalam drama itu. Untuk itu perlu sekali ada himbauan bahwa drama ini tidak untuk tontonan semua umur.
Â
3. Aktor dan aktris pendukung (familiar supporting actors/actresses). Barisan aktor dan aktris pendukungnya adalah pemeran antagonis di kebanyakan karya mereka yang lain.Â
Jikapun bukan pemeran antagonis, penampilan mereka di karya mereka yang lain sangat memikat. Sehingga, kualitas akting mereka sungguh tidak diragukan.Â
Beberapa dari mereka terlihat akrab di mataku. Antara lain: Kim Jong Tae (Something in the Rain, One Spring Night), Jung Moon Sung (The Cursed, Hospital Playlist), Jang Young Nam (It's Okay to Not be Okay, The Devil Judge, 7th Grade Civil Servant) , Yu Oh Seong (Spy, Are You Human?), Lee Gyeung Young (Tomorrow with You), Jo Bok Rae (Navillera), Kim Min Sang (Rugal, Tunnel).
4. Teknologi dalam keseharian. Pada banyak draKor sesekali muncul teknologi dalam keseharian. Yang banyak sering terlihat adalah mesin kopi yang sangat kewren dan tampak futuristik; juga pintu masuk yang hanya bisa dibuka dengan sandi tertentu.Â
Untuk drama The Veil yang sedang ongoing ini ada loker yang dibuka menggunakan pin yang terhubung dengan sebuah mesin di samping barisan loker yang tertutup.
Drama The Veil ini memperlihatkan upaya-upaya badan intelijen menghancurkan kartel narkotika. Ketegangan masih akan berlanjut di episode-episode selanjutnya. Setelah Beyond Evil dan Mouse, penyuka genre thriller, crime and suspense harus nonton drama ini. (RS)
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H