Mengunjungi Samosir, selain menikmati pemandangan bentang alam Danau Toba dan mengagumi rumah tradisional, aku menikmati kuliner yang ada. Samosir juga tentang makanan dan minuman yang ada di sana.Â
Ada begitu banyak makanan khas seperti sayur ubi tumbuk, dengke (baca: dekke) arsik, dengke na tinombur, manuk na pinadar, dengke na niura dan saksang yang merupakan lauk pauk pada jamuan untuk tamu.Â
Lauk pauk tersebut sering juga disertakan dalam jamuan besar pada acara adat, baik acara pernikahan, acara kedukaan maupun acara (yang melibatkan adat) yang mengundang banyak kerabat dan saudara.
Selain makanan pendamping nasi yang aku tuliskan beberapa di atas, ada juga camilan atau makanan minuman ringan khas lokal yang pernah aku cicip dan menjadi akrab di kemudian hari. Hehehe.. Makanan dan minuman tersebut antara lain:
Bagot ni horbo. Susu kerbau (bagot ni horbo) adalah susu kerbau yang direbus. Warnanya putih kekuningan dengan tekstur lembut seperti tahu. Kadang direbus dengan tambahan garam. Lebih sering dihangatkan saja. Rasanya manis.Â
Bogot ni horbo ini adalah lauk yang bisa langsung dimakan dengan nasi. Bahkan tanpa sayur pun tak apa. Karena ketidaktahuanku, aku mengira bagot ni horbo adalah camilan. Ternyata, bagot ni horbo ini diperlakukan sebagai lauk oleh oppung boru. 😄 Oppung boru punya penjual langganan yang selalu lewat di depan rumah setiap pagi.Â
Ombus-ombus. Ombus-ombus adalah kuweh berwarna putih dengan gula merah di bagian tengahnya. Terbuat dari tepung beras, bentuknya kecil, rasanya gurih. Tidak pernah cukup jika hanya memakan 2 ombus-ombus.. 😄
Saking enaknya, ada yang menciptakan lagu karena terinspirasi dari penganan ini. Untuk pertama kalinya makan ombus-ombus ketika kami menunggu waktunya untuk sarapan. Jadi, ombus-ombus adalah camilan pengantar ke sarapan. 😃
Mie gomak. Mie gomak adalah mie kuah yang dimakan dengan bumbu kacang yang sangat melimpah. Kacang tanah yang menjadi bahan bumbunya ditumbuk kasar. Bahan dasar mie gomak adalah mie berbentuk lidi yang harus direbus dulu sebelum dimasak sesuai selera.Â
Gomak adalah kegiatan yang melibatkan jemari tangan untuk mengambil sesuatu. Pada masanya, mie yang sudah dimasak diambil menggunakan jemari tangan secara langsung.
Kue ketawa. Kue ketawa adalah kue berwarna coklat, berbentuk seperti bunga dengan taburan wijen. Pertama kali makan kue ketawa, gigi-gigiku melakukan perjuangan hebat karena kue terasa agak alot. Kini, kue ketawa lebih mudah dikunyah dan sudah ada yang berukuran mini. 😄
Sasagun. Sasagun adalah makanan yang terbuat dari tepung beras dengan campuran gula, entah gula pasir maupun gula merah.
Aku melihat namboruku menumbuk beras yang sudah dijemur sebelumnya. Setelah cukup halus, tepung beras tersebut diayak. Kemudian digongseng sampai berubah warna menjadi coklat halus nan pucat. Sebelum dimakan, biasanya dicampur dengan gula pasir atau irisan gula merah.
Kecintaan terhadap sasagun buatan namboru ada sampai sekarang. Sekalipun sudah banyak yang menjual sasagun, namboru (punya 4 orang namboru) selalu menyiapkan dan mengerjakan sendiri sasagun buatannya. Dan, aku sangat menghargai cinta mereka untuk kami karena sasagun. 😄
Nira. Nira adalah hasil dari pohon nira (aren). Warnanya coklat gelap, aromanya manis. Rasanya sangat manis.Â
Untuk pertama kalinya meminum nira, aku harus menahan rasa manis yang sangat kuat menerpa lidah dan langit-langit mulut. Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan.
Tipatipa. Tipatipa atau kadang disebut juga tinipa adalah makanan yang terbuat dari beras yang ditumbuk. Bentuknya agak keras, warnanya putih.
Tuak. Well, siapa tak kenal tuak. Hehehe.. Minuman hasil olahan nira ini terasa sedikit pahit namun mampu menghangatkan perut dan tubuh.
Disi do pusokhi, pardengkeanhu haumangki. Gok disi hansang, nang eme nang bawang; rarak do pinahan di dolok i. Gok disi hansang, nang eme nang bawang; rarak do pinahan di dolok i. (Lagu: Pulo Samosir)
Arti lirik bagian ke-2 lagu Pulo Samosir adalah: Di sini (pulo Samosir) pusat hidupku, ikan juga sawah milikku. Di sini banyak kacang, juga padi dan bawang; babi pun banyak di bukit-bukit sana.Â
Memang benar. Ada begitu banyak bahan pangan yang tersedia karena kesuburan tanah pulau Samosir juga limpahan ikan dari danau Toba untuk dinikmati.
Tanah yang subur, bukit-bukit dipenuhi ternak, perairan dilimpahi ikan-ikan dan pemandangan indah yang tak pernah habis untuk dikisahkan. Samosir. (RS)
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H