Sasagun. Sasagun adalah makanan yang terbuat dari tepung beras dengan campuran gula, entah gula pasir maupun gula merah.
Aku melihat namboruku menumbuk beras yang sudah dijemur sebelumnya. Setelah cukup halus, tepung beras tersebut diayak. Kemudian digongseng sampai berubah warna menjadi coklat halus nan pucat. Sebelum dimakan, biasanya dicampur dengan gula pasir atau irisan gula merah.
Kecintaan terhadap sasagun buatan namboru ada sampai sekarang. Sekalipun sudah banyak yang menjual sasagun, namboru (punya 4 orang namboru) selalu menyiapkan dan mengerjakan sendiri sasagun buatannya. Dan, aku sangat menghargai cinta mereka untuk kami karena sasagun. 😄
Nira. Nira adalah hasil dari pohon nira (aren). Warnanya coklat gelap, aromanya manis. Rasanya sangat manis.Â
Untuk pertama kalinya meminum nira, aku harus menahan rasa manis yang sangat kuat menerpa lidah dan langit-langit mulut. Sungguh pengalaman yang sangat menyenangkan.
Tipatipa. Tipatipa atau kadang disebut juga tinipa adalah makanan yang terbuat dari beras yang ditumbuk. Bentuknya agak keras, warnanya putih.
Tuak. Well, siapa tak kenal tuak. Hehehe.. Minuman hasil olahan nira ini terasa sedikit pahit namun mampu menghangatkan perut dan tubuh.
Disi do pusokhi, pardengkeanhu haumangki. Gok disi hansang, nang eme nang bawang; rarak do pinahan di dolok i. Gok disi hansang, nang eme nang bawang; rarak do pinahan di dolok i. (Lagu: Pulo Samosir)
Arti lirik bagian ke-2 lagu Pulo Samosir adalah: Di sini (pulo Samosir) pusat hidupku, ikan juga sawah milikku. Di sini banyak kacang, juga padi dan bawang; babi pun banyak di bukit-bukit sana.Â
Memang benar. Ada begitu banyak bahan pangan yang tersedia karena kesuburan tanah pulau Samosir juga limpahan ikan dari danau Toba untuk dinikmati.
Tanah yang subur, bukit-bukit dipenuhi ternak, perairan dilimpahi ikan-ikan dan pemandangan indah yang tak pernah habis untuk dikisahkan. Samosir. (RS)