Setelah 2 Ratu [Ratu Yoo, Ratu Hwangbo, Selir Oh] dan 29 selir, Hae Soo diharapkan menikahi Raja Taejo untuk kepentingan politik bersekutu dengan mempertahankan kerajaan dari serbuan kerajaan lain. Sudah pangeran, sekarang raja. Hih!
***
Demi kekuasaan yang lebih besar, Yeon Hwa, putri kerajaan memiliki rencana untuk menikahi saudara laki-laki (lain ibu) yang berpotensi menjadi Raja. Wang Yo (Pangeran ke-3), yang sangat ambisius dan juga mencintai Yeon Hwa dan ibunya (Ratu Yo), memahami rencana Yeon Hwa. Tetapi Yeon Hwa menyukai Wang So (pangeran ke-4).
Mencoba mendapatkan perhatian dari ibunda terkasih, malah mendapatkan hinaan dan cemoohan sebagai balasannya. Sang ibu malah menyakiti hati Wang So dengan menyinggung luka di wajahnya. Setelah berhasil menjalankan ritual memanggil hujan, yang gagal dilakukan oleh Wang Yo, Ratu Yoo menunggu waktu yang tepat sambil merencanakan pemberontakan yang dipimpin oleh Wang Yo.
Perebutan tahta dimulai setelah Raja Taejo mangkat, kematian Pangeran Mahkota yang diracun merkuri dan pemberontakan keluarga bangsawan dari sudut-sudut negeri. Pangeran Wang So pun menjadi Raja setelah kematian Pangeran Wang Yo. Tekad Wang So mempersunting Hae Soo dengan menjadi Raja mengalami lika liku tiada akhir.
Tidak tahan dengan konflik tajam diantara para pangeran, Hae Soo memutuskan meninggalkan istana demi ketenangan hatinya. Pangeran Wang Wook menjalani hidupnya dengan tenang di lingkungan istana setelah bertahun-tahun mencoba menjadi Raja dan tidak berhasil. Akhirnya Pangeran Wook memahami, sekuat apa pun mencoba, tidak akan pernah ada kemungkinannya menjadi Raja.
What's on my thought!
1. Kemarahan ibu pada ayah
Ratu Yoo tidak setuju jika Raja Taejo menikah lagi dengan kekuatan dan kekuasaan politik. Namun, yang terluka karena kemarahan tersebut justru anaknya, pangeran Wang So. Dengan menggunakan pisau, Ratu Yoo menyayat wajah anaknya.
2. Cinta tak Berimbang Ibu kepada anak-anaknya
Betapa berbahayanya ketika seorang ibu memuji salah seorang anaknya di hadapan yang lain. Atau bahkan mengabaikan salah seorang anaknya. Kebutuhan kasih sayang dari ibu berupa pengakuan mengakibatkan pangeran Wang So mencari segala cara agar sang ibu memandang ke arahnya.