Mohon tunggu...
Amanda Nesya Aulia
Amanda Nesya Aulia Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mengisi waktu luang dengan menulis. Suka membagikan beberapa tips random.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Berawal dari Limbah Kertas Menjadi Peluang Bisnis Ramah Lingkungan

21 September 2023   15:20 Diperbarui: 21 September 2023   16:38 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penggunaan kertas saat ini sudah mencakup berbagai aspek dalam kehidupan sehari-hari. Mulai  dari tulisan, cetak, kemasan, koran, majalah, kertas toilet, tissue dan masih banyak lagi. Oleh karena itu limbah kertas di indonesia sudah jadi salah satu jenis limbah yang cukup umum. 

Menurut World Atlas, penggunaan kertas saat ini sudah meningkat sebesar 400 persen sejak beberapa dekade yang lalu dikarenakan hampir 14 persen hutan dialihfungsikan untuk industri kertas dan limbah kertas yang dihasilkan akan meningkat terus-menerus.

Kertas yang sudah tak terpakai dianggap sebagai limbah kertas, limbah kertas merupakan salah satu limbah yang saat ini banyak dihasilkan karena penggunaannya yang masih mendunia. Tumpukan kertas akan menimbulkan permasalahan jika sudah menjadi limbah tanpa diiringi dengan sistem pengelolaan yang tepat. Bahkan kebanyakan limbah kertas pun berakhir menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut.

Sebenarnya limbah kertas ini dapat terurai dengan tanah, tetapi harus membutuhkan waktu lama untuk membuatnya terurai permanen. Meskipun kertas dibuat dari pohon, namun untuk menjadi kertas tentunya membutuhkan bahan lain salah satunya yaitu bahan kimia. 

Nah, oleh karena itu kalau proses penguraian kertas nya tanpa pemilahan terlebih dahulu, bisa jadi bahan kimia nya yang akan berakhir di TPA nanti dan bercampur dengan limbah lainnya.

Terus gimana nih caranya supaya limbah kertas ini enggak mencemari bumi kita?

Nah Rubah Kertas punya solusi nya yaitu dengan mendaur ulang limbah kertas.

Afifah Luthfiya Hanum, namanya. Bermula dari rasa keresahan saat menemukan banyak tumpukan kertas di kamarnya ia yang saat itu masih berstatus sebagai mahasiswa teknik lingkungan di fakultas teknik, Universitas Indonesia terinspirasi untuk mendaur ulang tumpukan kertas tersebut menjadi produk baru yang dapat menjadi peluang bisnis.

Ia membawa ide mendaur ulang kertas tersebut ke dalam perhelatan pekan wirausaha mahasiswa yang diselenggarakan kampus nya. Ternyata, pihak kampus tertarik dengan ide bisnis yang Afifah usungkan hingga berkenan mendanai untuk ide tersebut.

Pada mulanya, bisnis ramah lingkungan ini hanya berfokus menghasilkan kertas daur ulang mentah, tetapi seiring berjalannya waktu bisnis ini merambah ke produk lanjutan yang masih berhubungan dengan pengelolaan limbah kertas. Sedikitnya ada 10 produk lanjutan yang sudah mereka produksi dari kertas daur ulang ini, seperti label tab, kartu nama, undangan, flyer, dan poster. Bahan daur ulangnya ia dapatkan dari donasi, kantor-kantor, atau teman-teman mahasiswanya.

Tepat pada bulan Mei 2018, Afifah berhasil merilis Rubah Kertas, yaitu sebuah unit usaha yang ia fokuskan pada daur ulang kertas bekas. Harapan Afifah usaha daur ulang rintisannya ini bisa membantu untuk mengurangi timbulan limbah kertas khususnya di Kota Jakarta.

Nama Rubah Kertas ini ia ambil dari nama hewan cerdik, yang kemudian ia jadikan sebagai logo dari usaha sosial nya.

"Rubah Kertas inspirasinya muncul sebenarnya dari kata merubah atau mengubah. Jadi maksudnya itu mengubah kertas tapi supaya lebih gampang  jadinya kita pakai 'Rubah Kertas' saja, dengan logonya hewan rubah." Jelas Afifah.

Rubah Kertas ini juga membuka donasi kertas bekas bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi  dalam gerakan daur ulang kertas bekas tersebut. Selain kertas bekas, mereka juga membuka kanal donasi baru yaitu donasi bunga untuk digunakan sebagai material tambahan kertas daur ulangnya.

Afifah menceritakan untuk memproses kertas bekas, biasanya kertas tersebut direndam ke dalam air terlebih dahulu selama sehari semalam. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan tinta. Setelah itu, kertas-kertas tersebut ia hancurkan menjadi bubur kertas. Setelah jadi bubur kertas, kertas tersebut dicetak lagi menjadi lembaran-lembaran kertas baru pakai alat cetak seperti saringan, setelahnya baru dipindah ke tripleks untuk dijemur. 

Dengan cara yang masih tergolong tradisional itu, Rubah Kertas dapat memproduksi sekitar 100-150 lembar kertas daur ulang, yang siap diolah menjadi berbagai produk lanjutan.

Bukan hanya diorientasikan pada keuntungan semata, Rubah Kertas juga difungsikan sebagai sarana edukasi lingkungan. Ia gencar mengampanyekan gerakan mengurangi penggunaan kertas dengan mengusung tagline Go Paperless.

Melalui kampanye ini Afifah sangat menyarankan agar masyarakat mau mulai mengurangi penggunaan kertas. Melalui edukasi yang dilakukan oleh Rubah Kertas, harapan Afifah limbah kertas bekas yang selama ini menjadi beban di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kedepannya bisa tersaring dan sampai ke tangan pihak-pihak yang bergerak di bidang daur agar dapat diolah kembali menjadi produk dengan nilai guna tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun