Tepat pada bulan Mei 2018, Afifah berhasil merilis Rubah Kertas, yaitu sebuah unit usaha yang ia fokuskan pada daur ulang kertas bekas. Harapan Afifah usaha daur ulang rintisannya ini bisa membantu untuk mengurangi timbulan limbah kertas khususnya di Kota Jakarta.
Nama Rubah Kertas ini ia ambil dari nama hewan cerdik, yang kemudian ia jadikan sebagai logo dari usaha sosial nya.
"Rubah Kertas inspirasinya muncul sebenarnya dari kata merubah atau mengubah. Jadi maksudnya itu mengubah kertas tapi supaya lebih gampang  jadinya kita pakai 'Rubah Kertas' saja, dengan logonya hewan rubah." Jelas Afifah.
Rubah Kertas ini juga membuka donasi kertas bekas bagi siapa saja yang ingin berpartisipasi  dalam gerakan daur ulang kertas bekas tersebut. Selain kertas bekas, mereka juga membuka kanal donasi baru yaitu donasi bunga untuk digunakan sebagai material tambahan kertas daur ulangnya.
Afifah menceritakan untuk memproses kertas bekas, biasanya kertas tersebut direndam ke dalam air terlebih dahulu selama sehari semalam. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan tinta. Setelah itu, kertas-kertas tersebut ia hancurkan menjadi bubur kertas. Setelah jadi bubur kertas, kertas tersebut dicetak lagi menjadi lembaran-lembaran kertas baru pakai alat cetak seperti saringan, setelahnya baru dipindah ke tripleks untuk dijemur.Â
Dengan cara yang masih tergolong tradisional itu, Rubah Kertas dapat memproduksi sekitar 100-150 lembar kertas daur ulang, yang siap diolah menjadi berbagai produk lanjutan.
Bukan hanya diorientasikan pada keuntungan semata, Rubah Kertas juga difungsikan sebagai sarana edukasi lingkungan. Ia gencar mengampanyekan gerakan mengurangi penggunaan kertas dengan mengusung tagline Go Paperless.
Melalui kampanye ini Afifah sangat menyarankan agar masyarakat mau mulai mengurangi penggunaan kertas. Melalui edukasi yang dilakukan oleh Rubah Kertas, harapan Afifah limbah kertas bekas yang selama ini menjadi beban di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kedepannya bisa tersaring dan sampai ke tangan pihak-pihak yang bergerak di bidang daur agar dapat diolah kembali menjadi produk dengan nilai guna tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H