Mohon tunggu...
Nesya Amalia
Nesya Amalia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

MARKETING EXECUTIVE PT PEGADAIAN (PERSERO) OPEN SHARING, PARTNERSHIP, SPONSORSHIP at PT PEGADAIAN (PERSERO). /08116502817 (WA). JAKARTA - TANGERANG.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Setahun bersama Banci

16 November 2018   21:48 Diperbarui: 16 November 2018   22:16 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hela nafas yang panjang menyertai kabutku malam ini

Berulang kali aku melihat ke punggung telapak tanganku yang saling aku rapatkan

Ah,,, rasanya perih sekali

Bukan karena luka yang tergoreskan, namun karena hati yang terkhianati.

Sesekali mata melirik pada jam yang detaknya menguasai malam sepiku.

Sambil berkata-kata pada penguasa malam.

Seharusnya pada malam ini, bibirku tak henti-hentinya melekukkan senyuman

Memandangi indahnya lukisan mahendi pada kedua tangan dan kaki.

Seharusnya malam ini menjadi malam paling menegangkan 

yang kehadirannya sudah aku tunggu sejak tahun lalu

atau mungkin juga sejak bertahun-tahun lalu

saat kasih terbagi dengan penghuni-penghuni hatiku sebelumnya.

Nyaman terakhir berhenti pada orang yang sama, sama salahnya pada penghuni sebelumnya.

Aku lagi-lagi diberi kepalsuan yang tersamarkan selama ini.

Kepalsuan yang tersamarkan oleh sikap manisnya.

Ya, tepat 10 jam kedepan dari jam 00.01 WIB pada 17 November 2018. 

Seharusnya aku sudah berganti status dalam ikatan yang Allah cintai

Seharusnya ratusan pasangan mata tersenyum lebar memandangku  bak ratu sejagad sehari.

Dan seharusnya posisi alm. ayah yang selama ini menjadi pelindungku sudah ditempati olehnya.

Aku menjadikannya raja dan dia menjadikanku ratu di istananya.

Namun, sang Khalid menginginkan lain, 

6 bulan sebelum hari ini

Ia melupakan segalanya, seakan tak ada janji yg terikrar selama hubungan ini terjalin.

Tepat setahun pertemuan kami, Ia memutuskan segalanya. 

Tanpa alasan jelas, Ia mengambil sikap sendiri.

Tanpa ku tau dimana salahku hingga detik ini.

Tanpa bertanya apakah aku mampu menjalani hari setelah keputusannya itu?

Apakah aku sanggup menyembunyikan rasa malu yang sudah menyelimuti wajahku

Apakah aku sanggup melihat kekecewaan yang terbesit di benak keluarga besarku

Apakah aku sanggup menahan kekecewaan ketika aku tau, jauh sebelum 6 bulan itu Ia telah memulai sandiwara dengan wanita lain?

Kemana hatinya, ketika aku dan keluargaku sibuk mempersiapkan persiapan untuk acara baik itu 

dan di saat yang sama Ia menghadirkan hati lain dihidupnya.

Dengan alasan penghianatan itu, Ia mengkambinghitamkan alasan yang benar-benar sangat melukaiku lebih dari kekecewaan ini

Alasan karena Ia tidak pernah memiliki perasaan sejak awal padaku 

Dan itu menjadi jawaban atas penilaianku terhadapnya

Bahwa Ia adalah seorang pengecut melebihi banci yang hanya membuang-buang waktu berhargaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun