Hela nafas yang panjang menyertai kabutku malam ini
Berulang kali aku melihat ke punggung telapak tanganku yang saling aku rapatkan
Ah,,, rasanya perih sekali
Bukan karena luka yang tergoreskan, namun karena hati yang terkhianati.
Sesekali mata melirik pada jam yang detaknya menguasai malam sepiku.
Sambil berkata-kata pada penguasa malam.
Seharusnya pada malam ini, bibirku tak henti-hentinya melekukkan senyuman
Memandangi indahnya lukisan mahendi pada kedua tangan dan kaki.
Seharusnya malam ini menjadi malam paling menegangkanÂ
yang kehadirannya sudah aku tunggu sejak tahun lalu
atau mungkin juga sejak bertahun-tahun lalu
saat kasih terbagi dengan penghuni-penghuni hatiku sebelumnya.
Nyaman terakhir berhenti pada orang yang sama, sama salahnya pada penghuni sebelumnya.
Aku lagi-lagi diberi kepalsuan yang tersamarkan selama ini.
Kepalsuan yang tersamarkan oleh sikap manisnya.
Ya, tepat 10 jam kedepan dari jam 00.01 WIB pada 17 November 2018.Â
Seharusnya aku sudah berganti status dalam ikatan yang Allah cintai
Seharusnya ratusan pasangan mata tersenyum lebar memandangku  bak ratu sejagad sehari.
Dan seharusnya posisi alm. ayah yang selama ini menjadi pelindungku sudah ditempati olehnya.
Aku menjadikannya raja dan dia menjadikanku ratu di istananya.
Namun, sang Khalid menginginkan lain,Â
6 bulan sebelum hari ini
Ia melupakan segalanya, seakan tak ada janji yg terikrar selama hubungan ini terjalin.
Tepat setahun pertemuan kami, Ia memutuskan segalanya.Â
Tanpa alasan jelas, Ia mengambil sikap sendiri.
Tanpa ku tau dimana salahku hingga detik ini.
Tanpa bertanya apakah aku mampu menjalani hari setelah keputusannya itu?
Apakah aku sanggup menyembunyikan rasa malu yang sudah menyelimuti wajahku
Apakah aku sanggup melihat kekecewaan yang terbesit di benak keluarga besarku
Apakah aku sanggup menahan kekecewaan ketika aku tau, jauh sebelum 6 bulan itu Ia telah memulai sandiwara dengan wanita lain?
Kemana hatinya, ketika aku dan keluargaku sibuk mempersiapkan persiapan untuk acara baik ituÂ
dan di saat yang sama Ia menghadirkan hati lain dihidupnya.
Dengan alasan penghianatan itu, Ia mengkambinghitamkan alasan yang benar-benar sangat melukaiku lebih dari kekecewaan ini
Alasan karena Ia tidak pernah memiliki perasaan sejak awal padakuÂ
Dan itu menjadi jawaban atas penilaianku terhadapnya
Bahwa Ia adalah seorang pengecut melebihi banci yang hanya membuang-buang waktu berhargaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H