Edukasi pada masyarakat yang masih dikatkan awan juga menjadi faktor penting, karena ketika kurangnya edukasi, otomatis mereka tidak tahu harus berbuat apa dalam menyikapi problem lingkungan. Edukasi tidak harus secara face to face (bertatap muka secara langsung) namun bisa disampaikan lewat pembuatan konten berplatform instagram atau TikTok, dengan hal tersebut informasi lebih praktis tersampaikan dan mudah disampaikan dengan menarik minat baca khalayak umum.
Bagi yang memiliki daya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi, hal yang dirasa sudah tidak berguna lagi menjadi suatu barang yang memiliki nilai jual menguntungkan dengan sentuhan seni dari pegiat kreasi mereka mampu menyulap sebuah karya menjadi barang yang ekonomis misalnya karya dari seorang tokoh terkenal misalnya Gabriel Dishaw menyusun beberapa perangkat keras komputer menjadi robot. Yang mendatangkan keuntungan multifungsi dalam kehidupan manusia yang rumit.
Dari pernyataan yang sudah terpampang di atas, dapat kita ambil garis bawah kesimpulan yang mana elektronik waste (e-waste) sangat berpengaruh signifikan bagi laju perkembangan lingkungan. Karena kita juga telah memasuki era yang mana apapun serba cepat sehingga harus pandai memanage diri demi keberlangsungan kehidupan yang lebih baik. Peran serta pelajar generasi penerus negeri adalah menyikapi dan memberi sebuah solusi inovatif yang relevan dengan tujuan memberikan ilmu serta pemahaman yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H