Mohon tunggu...
Nesya Puspyta Sary
Nesya Puspyta Sary Mohon Tunggu... Aktris - pelajar SMA

hiduplah untuk sebuah petulangan dalam mencari pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teenager Peduli E-Waste untuk Mewujudkan Terobosan Inovatif

25 Agustus 2023   20:56 Diperbarui: 26 Agustus 2023   00:06 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memasuki era society 5.0 ini, keunggulan teknologi digital semakin merambat dengan sangat cepat, kemudahan mengakses informasi sangat menguntungkan berbagai pihak yang memiliki jam terbang tinggi dan kesibukan pribadi. Namun dibalik pesatnya laju perkembangan. Tidak dapat dipungkiri juga, banyak pro kontra terkait kemajuan tersebut membuat begitu banyak kerugian terutama pada masalah lingkungan hidup.

Perkembangan digitalisasi seolah mengejar waktu, bahkan yang paling dekat dengan kita saat ini adalah internet yang menyajikan berbagai keunggulan, sehingga membuat banyak perubahan di era dewasa saat ini. Singkat cerita, dulunya televisi tabung banyak digemari dan dimiliki oleh berbagai kalangan. Namun, seiring berjalanya waktu semakin banyak televisi yang lebih praktis, efisien,  jernih dan modern dengan harga terjangkau yang mudah didapatkan sehingga banyak yang mulai abai dan memutuskan untuk menjual televisi tabung miliknya.

Begitupun pada barang lain seperti Radio Mesin Cuci atau Handphone yang sudah rusak namun dibuang ke tempat yang tidak tepat  Menurut data dari UNEP (Program Lingkungan Hidup PBB) secara global e-waste tumbuh 40 juta ton setiap tahunnya. Sampah ponsel dan komputer personal sebagai penyumbang terbesar. Limbah emas dan perak 3%, palladium 13% dan kobalt 15%, setiap tahunnya dan akan terus bertambah seiring waktu berjalan

Sumber : Canva.Com
Sumber : Canva.Com

Menurut Laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), risiko kesehatan dapat terjadi akibat kontak langsung dengan bahan beracun yang terlepas dari limbah elektronik. Ini termasuk mineral seperti timbal, kadmium, kromium, penghambat api terbrominasi, atau bifenil poliklorin (PCB). Terlebih lagi jika barang elektronik yang sudah lama tertimbun itu sudah berkarat

Menyikapi segala simpang siur informasi diatas, saatnya bagi kita untuk sadar bahwa bukan hanya pemerintah saja yang harus bergerak, namun remaja sebagai agent of change  juga harus mampu melakukan sebuah tindakan dan terobosan kreatif dalam upaya mengintegrasi perubahan.


Sejalan dengan slogan "orientasi bergerak, remaja berdampak!" dalam esai ini kita akan menelusuri jejak yang melatar belakangi teknologi serta pemanfaatan e waste untuk solusi sebuah pencegahan penanggulangan  sisa limbah produksi yang dapat mengganggu keberlangsungan makhluk hidup untuk upaya menumbuhkan generasi sadar ekosistem lingkungan sekitar.

Misalnya dengan pengunaan alat khusus yang  menghacurkan barang hingga menjadi kepingan kecil. Seperti pada penerapan teknologi mesin shredder yang dapat meluluh lantakkan barang barang besar hanya dengan memasukan benda kedalam mesin. Tapi sebelum benar-benar dihancurkan, sampah lebih dulu melewati proses manufakturisasi

Beberapa langkah lainnya yang dapat menguatkan jati diri kita sebagai agent of change adalah  mendukung gerakan kampanye pengelolaan limbah elektronik misalnya dengan ikut serta bergabung dalam suatu komunitas pemuda sadar lingkungan seperti "Green Generation" yang kini terdapat di berbagai wilayah.

Green Generation merupakan induk dari Green Grid yang didirikan oleh founder dari peserta Jambore Nasional Generasi Hijau. Harapan dalam kegiatan ini, kita dapat sadar akan pentingnya lingkungan yang inklusif dan kegiatan yang bermanfaat seperti penanaman tumbuhan, mengelola sampah menjadi 3 bagian antar organik, elektronik dan anorganik serta inovasi yang mampu membuat bumi pulih melalui hal kecil bersama pemuda lainnya.

Sumber : Canva.Com
Sumber : Canva.Com


Edukasi pada masyarakat yang masih dikatkan awan juga menjadi faktor penting, karena ketika kurangnya edukasi, otomatis mereka tidak tahu harus berbuat apa dalam menyikapi problem lingkungan. Edukasi tidak harus secara face to face (bertatap muka secara langsung) namun bisa disampaikan lewat pembuatan konten berplatform instagram atau TikTok, dengan hal tersebut informasi lebih praktis tersampaikan dan mudah disampaikan dengan menarik minat baca khalayak umum.

Bagi yang memiliki daya imajinasi dan kreatifitas yang tinggi, hal yang dirasa sudah tidak berguna lagi menjadi suatu barang yang memiliki nilai jual menguntungkan dengan sentuhan seni dari pegiat kreasi mereka mampu menyulap sebuah karya menjadi barang yang ekonomis misalnya karya dari seorang tokoh terkenal misalnya Gabriel Dishaw menyusun beberapa perangkat keras komputer menjadi robot. Yang mendatangkan keuntungan multifungsi dalam kehidupan manusia yang rumit.

Dari pernyataan yang sudah terpampang di atas, dapat kita ambil garis bawah kesimpulan yang mana elektronik waste (e-waste) sangat berpengaruh signifikan bagi laju perkembangan lingkungan. Karena kita juga telah memasuki era yang mana apapun serba cepat sehingga harus pandai memanage diri demi keberlangsungan kehidupan yang lebih baik. Peran serta pelajar generasi penerus negeri adalah menyikapi dan memberi sebuah solusi inovatif yang relevan dengan tujuan memberikan ilmu serta pemahaman yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun