Mohon tunggu...
Nesosmedia
Nesosmedia Mohon Tunggu... Penulis - Ruang Bumi Nusantara

Media ini sebagai wadah menampung dan menyambung ide dan gagasan tentang isi dari bumi Indonesia 🇮🇩.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jejak Penaklukan Armada Majapahit ke Indonesia Timur

15 Maret 2022   10:21 Diperbarui: 15 Maret 2022   10:29 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Facebook Dudy Lewar

bera-bera mi go dibela/Libu lego Java/pae mala fajo saja/fajo oli nuleng pali (lekaslah engkau makan hingga kenyang/hai Libu berkampung di Jawa/kemarilah/lihatlah di pantai ikan paus sudah ada).

"Libu adalah nama Tuan Tanah," ungkap Bona Beding. 

Libu lego Java...Libu berkampung di Jawa.

Suku atau marga adalah kelompok-kelompok atau komunitas yang memiliki sistem kekerabatan. Orang Lamalera bukan merupakan penduduk asli Pulau Lembata. Orang Lamalera merupakan pendatang yang berasal dari berbagai daerah di luar pulau Lembata. Dalam sejarah orang Lamalera dapat dirunut melalui benda-benda peninggalan dan syair (floklore) yang diwariskan secara turun temurun.

Dari benda-benda peninggalan dan syair-syair tersebut dituturkan bahwa orang Lamalera yang dikenal sebagai masyarakat pemburu ikan paus secara tradisional ini datang dan menetap di pantai selatan Pulau Lembata dalam beberapa kelompok gelombang eksodus. Kelompok eksodus yang pertama memiliki sejarah perjalanan yang cukup panjang, mereka berasal dari daerah Kerajaan Luwuk di Sulawesi Selatan yang terpaksa melakukan eksodus saat penaklukan kerajaan-kerajaan besar di Sulawesi oleh Kerajaan Majapahit semasa Pemerintahan Prabu Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada yang pada masa itu terdapat 3 Kerajaan besar yang disegani adalah Kerajaan Bone, Kerajaan Luwuk dan Kerajaan Sopeng. Ketiga kerajaan tersebut melalukan eksodus keluar Sulawesi, dan dari ketiga kelompok tersebut kelompok kerajaan Luwuk inilah yang kemudian menurunkan orang-orang di Pantai Lamalera Pulau Lembata. Yang kemudian menetap dan tinggal disitu lalu mulai membangun komunitas suku-suku di Lamalera, yakni suku Bataona, Blikololo, Lamanudek, Tanahkrofa dan Lefotuka.

Hal tersebut dapat diketahui melalui syair yang sering dinyanyikan dalam upacara adat suku Bataona.

Feffa belaka bapa Raja Hayam Wuruk, pasa-pasa pekka lefuk lau Luwuk. Fengngi baata Gajah Mada lali Jawa, hida-hida hiangka tana lau Beru

Demi kehendak Bapak Raja Hayam Wuruk terpaksa kutinggalkan desaku di Luwuk sana. Atas perintahnya melalui Patih Gajah Mada dari Jawa, ku lepaskan humaku yang makmur Tanah Beru.

Geri tena, bua-bua laja, kai lulu laja teti Sera. Gafi lefa Halmahera kai kebongka teti Gora. 

Kutumpangi perahu lalu turut berlayar, lalu menurunkan layar di Pulau Seram. Pergi mengarungi laut Halmahera akhirnya jangkar di Pulau Gorom.

Geri tena narang Tena Sera, sapek teti Abo teti Moa. Hekka lajak diketebu koli mea sigak teti Nua Fatu Bela.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun