Dalam kehidupan sehari-hari mustahil untuk tidak berkomunikasi, manusia pasti melakukan percakapan baik secara langsung maupun tidak lengsung ( melalui media ). Komunikasi merupakan proses pertukaran dan pemahaman informasi antara dua pihak atau lebih. Proses ini melibatkan pengirim pesan, penerima pesan, dan saluran komunikasi. Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk verbal (dalam bentuk kata-kata) dan nonverbal (melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh). Komunikasi cukup sulit untuk dilakukan, karena dalam komunikasi melibatkan 2 atau lebih orang di dalamnya. Karena untuk memahami apa yang di pikirkan orang lain tidaklah mudah. Komunikasi harus mencapai tujuannya yaitu pertukaran informasi atau berita, namun sering terjadi kesalahfahaman antara kedua belah pihak karena kurang memahami antara satu sama lain. Hal ini bisa menimbulkan konflik atau pertengkaran yang bisa berakibat fatal. Namun hal ini bisa diatasi dengan menerapkan empati ketika proses komunikasi, hal  ini dapat lebih memudahkan kedua belah pihak untuk saling memahami satu sama lain. Keterampilan berkomunikasi yang dilandasi empati disebut komunikasi efektif. Komunikasi tersebut lebih menjamin pesan (isi komunikasi) tersampaikan dan dimengerti sehingga tujuan menggali informasi terlaksana dengan efektif.
APA SIH Â EMPATI ITU?
       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasakan keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Asal kata empati berawal dari bahasa Jerman einfuhlung, yang secara harfiah artinya adalah "memasuki perasaan orang lain". Sedangkan empati menurut Goleman (2005) Empati adalah kemampuan membaca emosi dari sudut pandang orang lain dan peka terhadap perasaan orang lain, empati tidak hanya melibatkan pemahaman kognitif, tetapi juga mencakup perasaan yang sejalan dengan emosi orang lain. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, menempatkan diri dalam situasi mereka.
      Seseorang memiliki empati sejak masih bayi dan semakin berkembang seiring bertambahnya umur. Di masa kanak-kanak, empati yang rendah dikaitkan dengan hubungan teman sebaya yang buruk, permusuhan, dan perundungan. Di masa remaja, empati yang rendah terwujud dalam agresi dan perilaku antisosial. Di masa dewasa, empati yang rendah dapat dikaitkan dengan pelecehan anak, kekerasan, dan psikopat. Namun sebaliknya seseorang dengan empati yang tinggi dikaitkan dengan berjiwa sosial, memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, dan merawat orang lain yang sedang dalam kesulitan, hal ini terjadi baik dikalangan anak -- anak maupun orang dewasa.  Â
     Umumnya empati muncul secara alami pada beberapa orang, namun sangat sulit juga pada beberapa orang lain dan terdapat juga yang enggan menunjukkan sikap empati. Banyak orang yang menyamakan antara empati  dan simpati. Simpati dan empati memang saling berhubungan tetapi keduanya memiliki perbedaan. Simpati adalah merasa peduli kepada orang lain tanpa ikut merasakan apa yang orang rasakan,  hal ini lebih difokuskan pada kepedulian dan kasih sayang. Sedangkan empati lebih melibatkan emosional yang mendalam. Berikut ini  beberapa cara agar lebih ber empati pada orang lain saat berkomunikasi.
BAGAIMANA CARA MENUNJUKAN EMPATI DALAM PERCAKAPAN?
      Untuk menjaga ataupun membangun hubungan yang baik seseorang harus dapat menerapkan empati dalam berkomunikasi. Empati dapat ditunjukan melalui ungkapan kata (verbal) maupun non verbal.
Berikut ini cara menunjukkan empati dalam percakapan melalui ungkapan kata (verbal) :
1. Menjadi pendengar yang baik
Menurut Cambridge Dictionary, "good listener" atau pendengar yang baik adalah seseorang yang memberikan perhatian ketika kita berbicara tentang masalah kita dan apa yang membuat kita khawatir. Artinya seseorang mencoba ikut merasakan apa yang sedang di alami orang yang bercerita. Pendengar yang baik merupakan seseorang yang mampu memberikan respon kepada orang yang bercerita.
Bagaimana caranya menjadi pendengar yang baik?
Yaitu dengan menjadi pendengar yang aktif seperti memberi respon bertanya, namun jangan menyela  di tengah - tengah pembicaraan karena hal seperti  itu terkesan tidak sopan, kita dapat bertanya secara berkala untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, dengan bertanya menunjukkan bahwa kita menaruh perhatian kepada lawan bicara selain itu dengan bertanya kita juga dapat mengklarifikasi sesuatu yang belum jelas.
Memberikan respon mendukung juga diperlukan dalam komunikasi, sebagai pendengar yang baik kita tidak boleh menjudge atau mengkritik lawan bicara, kita harus bersikap suportif agar lawan bicara merasa lebih percaya diri dan merasa lebih di dukung.
Tetap fokus ketika lawan bicara sedang bercerita merupakan bagian dari pendengar yang aktif. Terkadang seseorang hanya sekedar mendengarkan padahal  pikiran mereka sedang memikirkan hal lain, sikap seperti ini membuat lawan bicara merasa tidak dihargai.
 Selain itu ketika menjadi pendengar yang aktif kita juga dapat memberikan feedback  atau saran  kepada lawan bicara apabila dibutuhkan, apabila lawan bicara hanya ingin didengar maka jangan memberikan saran atau feedback cukup berikan support dan validasi perasaan lawan bicara ketika bercerita.
2. Mengelolah perasaan
Ketika lawan bicara menunjukkan berbagai emosi seperti sedih, marah, kesal, kecewa, kita tidak boleh menjudge perasaan tersebut apalagi  sampai terpancing ke dalam emosi tersebut. Kita harus mencoba mengerti perasaan lawan bicara dengan cara mencoba  menempatkan diri kita pada dirinya dan cobalah merasakan perasaannya. Dengan hal ini kita menjadi tahu alasan dibalik sesuatu yang terjadi.
Contoh : dina jarang masuk sekolah dia selalu bolos. cobalah untuk menempatkan diri  pada posisi dina, kita akan tahu bahwa dina melakukan hal itu karena orang tuanya yang sedang sakit dirumah, yang membuat dina harus menggantikan orang tuanya bekerja, karena jika tidak bekerja dina tidak akan bisa makan.
3. Mencoba memahami pesan tersirat lawan bicara
Pertama dengarkan apa yang lawan bicara ungkapkan, lalu perhatikan perubahan gestur tubuh, pandangan mata serta nada bicaranya. Lalu coba fahami  perasaan apa yang menggambarkan perilaku non verbal tersebut. Dari hal ini kita juga dapat mengetahui  kebohongan yang diucapkan lawan bicara. Misalnya dia mengungkapkan bahwa harinya cukup bahagia namun matanya mencoba menahan air mata, artinnya lawan bicara mencoba membohongi kita tentang perasaan yang dia rasakan.
Selain dengan verbal kita juga dapat menunjukkan empati dengan non verbal. Berikut ini cara menunjukkan empati dalam percakapan melalui non verbal :
1. Berupa sentuhan menenangkan
Kita dapat membantu orang lain menenangkan dirinya hanya dengan usapan di bagian tubuhnya, seperti mengusap tangannya atau memberikan pelukan hangat. Dengan hal ini lawan bicara akan merasa lebih dihargai dan merasa aman saat berkomunikasi dengan kita.
2. Menunjukkan Bahasa tubuh yang terbuka atau menerima
Empati non verbal dapat dikomunikasikan melalui beberapa bentuk isyarat tubuh. Ketika berkomunikasi pandangan mata harus mengarah kepada lawan bicara, lalu posisi badan harus mengarah kepada lawan bicara, badan sedikit condong ke depan dan tidak bersandar ke belakang, lalu posisi tangan harus menunjukkan bahwa kita menerima, tangan tidak boleh bersedeku, lalu ekspresi wajah juga penting dalam komunikasi non verbal, kita harus bisa mengendalikan mimik wajah sesuai dengan keaadaan yang terjadi. Hal seperti ini akan membuat lawan bicara merasa didengarkan dan dihargai  ceritanya.
Untuk mengimplementasikan hal-hal yang sudah saya sebutkan diatas memanglah tidak mudah, namun karena kita adalah makluk sosial sudah seharusnya kita belajar untuk mengerti dan memahami orang lain. sekian yang dapat saya jelaskan, terimakasih telah membaca artikel ini dan semoga bermanfaat. Ayo melihat edukasi menarik lainnya dalam website https://bk.fip.unesa.ac.id/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H