Menurut Henry Guntur Tarigan (1983:15) dalam bukunya Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, mengatakan serta menyatakan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Menurut Arsjad dan Mukti U. S. (1993:23) mengemukakan bahwa kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kalimat-kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Menurut penulis, berbicara adalah kemampuan seseorang dalam menyampaikan bunyi-bunyi bahasan dengan baik sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Jadi, dalam kegiatan keterampilan berbahasa berbicara ini, sangat diperlukan menggunakan bahasa yang efektif sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan oleh pembicara tersebut.
Dalam dunia perkuliahan tidak ada satu jurusan pun yang tidak memerlukan keterampilan berbahasa berbicara ini, bahkan dalam segala hal di dunia ini sekalipun. Jika keterampilan berbahasa berbicara seseorang itu baik maka ia akan mudah untuk berkomunikasi dengan siapa pun dan ini sangat diperlukan bukan hanya bagi mahasiswa program studi Bahasa Indonesia tapi juga semua mahasiswa. Jika keterampilan berbahasa berbicara ini tidak penting maka pelatihan-pelatihan public speaking tidak akan dilakukan dimana-mana dengan menghadirkan para pembicara yang berkompeten.
- Keterampilan Berbahasa MembacaÂ
Menurut Henry G. Tarigan dalam buku berjudul Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa (1987), membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Menurut Gorys Keraf dalam buku berjudul Kosakata Bahasa Indonesia (1996), membaca adalah sebuah proses fisik dan mental yang memberikan makna pada simbol-simbol visual. Menurut Dalman (2014:5) menyatakan membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan. Menurut penulis, membaca adalah sebuah proses menangkap makna tersurat maupun tersirat dari  sebuah tulisan yang ditulis oleh seorang penulis. Jadi, dalam kegiatan membaca terdapat proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Dan tentu yang memerlukan keterampilan berbahasa membaca ini bukan hanya mahasiswa program studi Bahasa Indonesia tapi juga semua mahasiswa yang ada. Karena selain dari bahasa lisan, seorang mahasiswa juga harus mampu mendapatkan ilmu melalui literatur-liratur  tulisan berupa buku maupun jurnal. Dan untuk mendapatkan ilmu dari literatur-liratur tertulis tersebut tentu seorang mahasiswa harus mampu menangkap makna tersurat dan tersirat dari bahan bacaan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua mahasiswa perlu menguasai keterampilan berbahasa membaca ini.                  Â
- Keterampilan Berbahasa Menulis
Menurut Henry Guntur Tarigan (2008), menulis ialah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif untuk berkomunikasi, baik secara langsung maupun tak langsung.Â
Menurut Nurgiyantoro (2001: 273), menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa.
Menurut penulis, menulis adalah suatu proses menyampaikan ide atau informasi melalui media tulis kepada orang lain dengan bahasa yang efektif dan mudah dimengerti. Jadi, dengan kita menulis kita dapat membagikan ide dan juga informasi yang kita punya kepada orang lain. Dengan menulis juga bisa membuat kita menguasai lebih banyak kosa kata karena kita selalu melatih otak kita untuk merangkai kata sebaik mungkin agar orang lain dapat memahami apa yang ingin kita sampaikan. Keterampilan berbahasa menulis ini sangat bermanfaat untuk semua mahasiswa, bukan hanya mahasiswa program studi Bahasa Indonesia.Â
Keterampilan berbahasa menulis akan sangat terasa manfaatnya bagi seorang mahasiswa pada saat penulisan tugas kuliah, apalagi penulisan skripsi. Jadi, akan sangat salah jika kita beranggapan bahwa yang perlu menguasai keterampilan berbahasa menulis hanyalah mahasiswa program studi Bahasa Indonesia saja. Selain itu, banyak para penulis yang terlahir bukan dari program studi Bahasa Indonesia, jadi bagi mahasiswa lain tidak boleh merasa acuh tak acuh terhadap keterampilan berbahasa menulis ini, karena ini akan sangat membantunya dalam dunia pendidikan maupun dunia pekerjaan.
KESIMPULAN
Menurut Tarigan (Latif, 2007) keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yang saling berhubungan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap aspek keterampilan berbahasa ini memiliki karakteristik, tujuan, dan manfaat yang berbeda. Akan tetapi keempat keterampilan berbahasa ini sangat berkaitan erat. Jadi, sebagai seorang mahasiswa yang akan melanjutkan peradaban bangsa, keempat keterampilan berbahasa ini akan sangat penting untuk dikuasai, bukan hanya oleh mahasiswa program studi Bahasa Indonesia saja tapi semua mahasiswa yang ada.