Mohon tunggu...
Nesa Nestita
Nesa Nestita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya yaitu berenang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori empati dari Martin Hoffman

18 Januari 2025   13:54 Diperbarui: 18 Januari 2025   13:54 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mekanisme Pengembangan Empati

Hoffman juga mengidentifikasi beberapa mekanisme yang memungkinkan empati berkembang secara optimal:

  1. Empathy Arousal (Kebangkitan Empati): Respons emosional yang langsung muncul ketika seseorang menyaksikan atau mendengar tentang penderitaan orang lain. Misalnya, merasa tergerak saat melihat seseorang terluka.
  2. Perspektif Kognitif: Kemampuan untuk menempatkan diri dalam posisi orang lain, sehingga dapat memahami apa yang mereka rasakan secara lebih mendalam.
  3. Pengaturan Emosi: Seseorang yang mampu mengelola emosinya akan lebih mudah menyalurkan empati secara efektif tanpa merasa kewalahan oleh penderitaan orang lain.

Empati dan Perilaku Prososial

Bagi Hoffman, empati merupakan landasan utama dari perilaku prososial, yaitu tindakan yang bertujuan untuk membantu atau memberikan manfaat bagi orang lain. Ketika seseorang merasa tergugah oleh penderitaan orang lain, mereka cenderung terdorong untuk membantu. Namun, Hoffman juga menekankan bahwa empati dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti norma sosial, budaya, pengalaman keluarga, dan pola asuh.

Kritik terhadap Teori Empati Hoffman

Meskipun teori Hoffman sangat dihargai, beberapa kritik mengemukakan bahwa empati saja tidak cukup untuk memastikan seseorang bertindak secara moral. Empati sering kali bersifat bias, misalnya seseorang lebih mudah merasakan empati terhadap orang yang dianggap serupa dengannya atau yang memiliki hubungan dekat. Selain itu, empati yang berlebihan dapat menyebabkan kelelahan emosional, terutama bagi mereka yang bekerja di bidang yang melibatkan perawatan atau bantuan, seperti tenaga medis dan pekerja sosial.

Kesimpulan

Teori empati Martin Hoffman memberikan gambaran yang mendalam tentang perkembangan empati dari usia dini hingga dewasa. Empati adalah kemampuan yang penting untuk memahami dan merespons emosi orang lain, sekaligus menjadi dasar perilaku moral dan prososial. Namun, agar empati dapat mendorong tindakan yang benar-benar etis, ia perlu diimbangi dengan elemen moral lainnya, seperti keadilan dan rasionalitas. Dengan demikian, empati bukan hanya sekadar respons emosional, tetapi juga alat penting untuk membangun hubungan yang sehat dan masyarakat yang lebih peduli.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun