Mohon tunggu...
Nery
Nery Mohon Tunggu... Guru - Guru

Baru Belajar Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Model Problem Based Learning dan Windows Shopping pada Pembelajaran SD

4 Desember 2023   20:10 Diperbarui: 4 Desember 2023   20:44 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangka peningkatan mutu guru, Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi membuat Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan. Program ini bertujuan menghasilkan guru-guru profesional agar dapat merancang pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.

Selain motivasi belajar peserta didik yang rendah, masalah lain yang sering dialami oleh guru adalah tidak tercapainya tujuan pembelajaran. Saat ini, banyak model dan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dengan meningkatnya motivasi belajar peserta didik, diharapkan tujuan pembelajaran dapat dicapai.

Salah satu model yang dapat digunakan adalah Problem Based Learning (PBL). Dalam model ini, peserta didik diajak untuk berdiskusi memecahkan masalah dan menyajikannya dalam bentuk laporan. Peserta didik dilatih untuk bekerja sama dalam kelompok dan berbicara di depan orang banyak.

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) dan model pembelajaran Windows Shopping untuk pelajaran IPAS di kelas IV, peserta didik lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan hasil penilaian mandiri peserta didik meningkat. Oleh karena itu penulis melaporkan pencapaikan hasil pembelajaran tersebut sebagai kegiatan Best Practice yang berjudul "Implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Metode Windows Shopping untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas IV A di SD Plus Setia Budi"

Beberapa manfaat implementasi model pembelajaran Problem Based Learning dan Windows Shopping bagi peserta didik yaitu kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga meningkatkan motivasi belajar peserta didik, meningkatkan keaktifan peserta didik pada proses pembelajaran mengembangkan keterampilan peserta didik dalam berbicara di depan orang banyak serta dapat mempertahankan argumentasi hasil diskusi kelompok, serta meningkatkan kemampuan kerja sama yang menimbulkan rasa saling menghargai sesama teman.

Selain bermanfaat bagi peserta didik, kegiatan pembelajaran yang menerapkan model Problem Based Learning dan Windows Shopping juga bermanfaat bagi guru, antara lain tercapainya tujuan pembelajaran, guru hanya bertugas sebagai fasilitator yang tugasnya mendampingi setiap kegiatan pembelajaran, guru termotivasi untuk mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

 

Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki 5 tahap pelaksanaan, yaitu:

1. Mengorientasikan Peserta Didik kepada Masalah

2. Pengorganisasian Peserta Didik

3. Melakukan penyelidikan atau penelusuran untuk menjawab permasalahan

4. Menyusun hasil karya dan mempresentasikannya

5. Melakukan evaluasi dan refleksi proses dan hasil penyelesaian masalah

Hasil Kegiatan

Peserta didik memperhatikan penyajian masalah melalui video pembelajaran dengan seksama sehingga dapat mendemonstrasikan jenis-jenis gaya yang ada di sekitar kita dan menjelaskan materi tentang pengaruh gaya terhadap benda dalam kehidupan sehari-hari. Proses diskusi berlangsung aktif karena semua peserta didik terlibat dalam penyelesaian masalah pada LKPD Kelompok. Proses penyajian masalah dengan menerapkan metode pembelajaran window shopping berlangsung aktif. Peserta didik menjadi aktif menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain. Aktivitas pembelajaran yang dirancang sesuai tahapan pembelajaran mengharuskan peserta didik aktif selama proses pembelajaran Metode pembelajaran window shopping meningkatkan kemampuan peserta didik dalam cara belajar aktif, mempertahankan hasil diskusi dengan argumentasi yang tepat, serta kecakapan berbicara dalam penyampaian hasil diskusi.

Ada beberapa masalah yang dihadapi pada pelaksanaan kegiatan yaitu diperlukan waktu yang lebih banyak untuk persiapan pembelajaran dengan membuat video pembelajaran yang relevan. Karena proses penyajian hasil diskusi dilakukan secara bersamaan, guru tidak dapat mendampingi/mengamati secara langsung proses penjelasan yang dilakukan oleh peserta didik dan bagi peserta didik yang kurang aktif, hanya dapat mengamati proses pembelajaran.

Cara mengatasi masalah yang timbul adalah untuk menghemat waktu, guru dapat menggunakan video pembelajaran yang tersedia pada internet dengan penyesuaian materi yang relevan dengan tujuan pembelajaran. Peserta didik dapat membuat tulisan singkat untuk setiap pertanyaan dari kelompok lain sehingga guru dapat menilai hasil diskusi kelompok berdasarkan catatan pada LKPD kelompok. Guru memberikan kesempatan kepada semua peserta didik untuk aktif memberikan atau menjawab pertanyaan dari kelompok lain sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model PProblem Based Learning dapat meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik (persentase ketercapaian 93%), peserta didik lebih aktif selama proses pembelajaran, mengembangkan keterampilan peserta didik dalam berbicara di depan orang banyak. 

Meningkatkan kemampuan kerja sama yang menimbulkan rasa saling menghargai sesama teman, dan guru termotivasi untuk mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Faktor penunjang keberhasilan strategi yang digunakan antara lain penggunaan media yang tepat guna, kondisi kelas yang kondusif, peserta didik berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran, dan instrumen penilaian yang efektif

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial dengan model Problem Based Learning, maka penulis merekomendasikan beberapa hal yang relevan. Guru harus berani mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga pembelajaran lebih bermakna. Peserta didik tampak lebih bersemangat dengan adanya video pembelajaran yang menarik dan lebih aktif dalam berdiskusi memecahkan masalah dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Sebagai bahan refleksi bagi pendidik dan menjadi referensi bagi pendidik lainnya karena metode ini terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun