Kesehatan jiwa adalah kondisi seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga bisa menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
 Sehingga bisa disebutkan bahwa tiada kesehatan tanpa kesehatan jiwa. Jadi, jangan pernah meremehkan kesehatan jiwa, seringan apapun harus mendapat perhatian sebelum mengarah menjadi gangguan jiwa.Â
Banyak kasus kesehatan jiwa yang sekarang perlu perhatian khusus seperti kecemasan (anxiety), depresi, psikosis bahkan sampai bunuh diri.
Saat ini, kasus bunuh diri sangat santer disemua kalangan, tidak hanya orang dewasa, remaja bahkan anak-anak rentan untuk melakukan percobaan bunuh diri.Â
Bunuh diri sebagai penyebab kematian nomor dua pada usia 15 sampai 29 tahun. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada satu juta jiwa melakukan upaya bunuh diri setiap tahun, dengan estimasi setiap satu detik ada satu orang bunuh diri.Â
Di Indonesia sendiri, lebih dari seperempat penduduk (27%) pernah memiliki pikiran untuk bunuh diri dan lebih dari sepertiga orang Indonesia (36%) pernah melukai diri sendiri.
Fenomena tersebut menegaskan bahwa siapa saja bisa mengalami masalah kesehatan jiwa bahkan melakukan bunuh diri yang erat kaitannya dengan faktor risiko. So, siapa saja yang berisiko melakukan bunuh diri?Â
Sebuah penelitian menyebutkan sekitar 46% orang yang melakukan bunuh diri berada pada kondisi gangguan kesehatan mental, yang popular adalah depresi.Â
Beberapa hal yang mungkin bisa menyebabkan upaya bunuh diri, yaitu keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri, penggunaan alcohol dan zat adiktif lain, menderita penyakit kronik, riwayat traumatic dan korban pelecehan/kekerasan, berada pada kondisi penuh stress yang lama dan riwayat percobaan bunuh diri yang berulang.Â
Gender/ jenis kelamin juga memiliki konstribusi yang tinggi  untuk melakukan bunuh diri, disebutkan bahwa perempuan lebih sering melow daripada laki-laki, tapi kalau bunuh diri laki-laki berisiko 4x lebih sering daripada perempuan.
Melihat begitu seriusnya masalah kesehatan jiwa, harusnya mendapat perhatian yang lebih dari semua kalangan.Â
Nyatanya masih dipandang sebelah mata. WHO mengajak semua kalangan untuk bersama-sama mencegah bunuh diri.Â
Siapa saja bisa, sekecil apapun aksi yang kita lakukan untuk mencegah akan berarti dan menyelamatkan nyawa seseorang. Lalu, bagaimana caranya?Apa yang bisa dilakukan?
- Care dan aware. Perhatikan perubahan sikap orang-orang yang disekitar seperti mengkonsumsi alcohol atau zat adiktif lain secara berlebihan, bersikap agresif, mood swing, menarik diri dari lingkungan dan mulai menjauhi teman-teman. Lebih baik tanyakan saja "apakah ada keinginan untuk mengakhiri hidup?"Jika memiliki masalah, beranikan diri untuk mencari bantuan, sadari bahwa butuh seseorang untuk membantu walau hanya sekedar teman bicara.
- Jangan anggap remeh setiap perkataan. Hampir setiap orang yang mencoba bunuh diri telah memberikan isyarat, entah secara tersyirat dalam bentuk gurauan atau nyata-nyata dikatakan. Pernyataan yang diucapkan seperti "rasanya mati saja lebih baik" jangan abaikan!! Ada tiga bentuk bunuh diri yaitu ancaman, isyarat dan percobaan bunuh diri. Jangan sesekali menantang seseorang yang sudah menunjukkan gelagat bunuh diri untuk melakukannya, karena Anda merasa itu hanya candaan dan tidak mungkin dilakukan.Jika bingung menghadapi orang yang ingin bunuh diri cukup dengarkan saja keluh kesah mereka.
- Jauhkan benda-benda yang berpotensi digunakan sebagai alat bunuh diri, seperti pestisida, pil, pisau, pisau cukur atau senjata api. Jika mereka menggunakan obat-obatan, dampingi dan berikan sesuai kebutuhannya untuk mencegah overdosis.
- Be proactive. Hampir semua orang yang pernah melakukan bunuh diri tidak percaya ada cara untuk menolong mereka. Jangan menunggu, Anda bisa melakukan hal-hal sepele seperti hanya menanyakan kabar, apakah sudah makan?, melakukan kegiatan apa hari ini? Bisa membuat seseorang merasa "ada" dan dipedulikan oleh orang lain. Menawarkan bantuan kepada orang yang Kita rasa membutuhkan.
- Â Menjadi pendengar yang baik. Biarkan mereka menumpahkan keluh kesahnya, jangan pernah menghakimi atau mengkaitkan dengan agama bahwa upaya bunuh diri tidak takut Tuhan, mereka adalah orang yang lemah iman. Hal tersebut akan memperburuk keadaan. Mereka merasa tidak memiliki harapan lagi dalam hidup sehingga mati adalah jalan keluar. Cobalah untuk empati, bantu mereka menemukan harapan-harapan yang masih dimiliki yang mungkin menurutnya sudah tidak mungkin lagi dapat diwujudkan. Motivasi mereka untuk berjanji tidak akan mengulangi upaya bunuh diri.
- Hubungi tenaga professional kesehatan jiwa. Menyusun langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk mencegah bunuh diri. Mengidentifikasi setiap pemicu yang bisa menyebabkan bunuh diri, simpan kontak teman dan keluarga. Ajaklah orang yang dicurigai mengalami masalah kesehatan jiwa untuk melakukan konseling dengan perawat jiwa, psikolog, psikiater atau volunteer/kader kesehatan jiwa.
Kepedulian kita terhadap sesama dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa sangat berarti. Jangan tunggu lagi, mulai dari diri kita sendiri. Mari bersama-sama mencegah bunuh diri, seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Wujudkan Indonesia SEHAT JIWA.
Suicide is not the answer. There is hope.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H