Rencana pencegahan kekambuhan
Terapis akan memberikan umpan balik terhadap terapi yang telah dilakukan oleh pasien dengan mengevaluasi lembar kerja online. Pasien dapat melaporkan kegiatan sehari-hari yang relevan untuk pengobatan, seperti pikiran dan emosi dalam situasi tertentu. Lembar kerja juga menyediakan sumber informasi yang penting bagi terapis yang dapat menggunakan ini untuk mengikuti perkembangan terapi.
Prosedur pelaksanaan ICBT tidak jauh beda dengan CBT konvensional, bahkan lebih statis, perubahan terapi sangat kecil terjadi. Sehingga kunci utama keberhasilan terapi ini adalah proses penegakan diagnose awal dengan benar. Pengkajian terhadap ansietas dilakukan oleh pasien sebagai “self identified” dengan menggunakan instrument yang terstandart seperti GAD/MDD dan ICD-10 Revisi.
Selama terapi berlangsung pasien memiliki kontak teratur dengan terapis secara online yang memberikan panduan, umpan balik pada latihan pekerjaan, edukasi tentang bagaimana untuk melakukan terapi, dan menjawab atas pertanyaan pasien. Terapis juga memberikan pengawasan terhadap kemajuan terapi dan memberikan akses modul teks. Istilah "self-help terpandu” mengacu pada relatif terbatas kontak terapis dari ICBT, sehingga tanggung jawab penuh ada di tangan pasien. Kontak dengan terapis disediakan secara online melalui sistem pesan seperti e–mail.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan ICBT adalah ICBT mungkin tidak cocok untuk pasien dengan gangguan atau kondisi tambahan, seperti gangguan kepribadian borderline, gangguan kepribadian antisosial atau ketergantungan zat. Pemberian terapi pada kondisi-kondisi tersebut perlu penanganan yang cepat dan secara langsung, abaikan saran untuk pemberian ICBT. Terapis harus mengidentifikasi dan menilai risiko menyakiti diri atau bunuh diri sebelum merekomendasikan ICBT. Terapis juga harus waspada pasien yang menggunakan ICBT untuk melaporkan kurangnya perbaikan atau penurunan ansietas atau depresi.
C.KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN
Keuntungan:
1.Memberikan dampak yang signifikan dan lebif efektif dalam menurunkan ansietas
2.Waktu yang dibutuhkan dalam terapi sangat efisien baik bagi pasien maupun terapis. Terapis menghabiskan 5-10 menit per minggu setiap pasien, yaitu sekitar 10% - 20% dari waktu yang dibutuhkan oleh CBT konvensional.
3.Biaya terapi ini lebih sedikit dibandingkan dengan cara konvensional karena sumber daya manusia terapis relative terbatas
4.ICBT bisa dijangkau atau diakses dimanapun saat dibutuhkan oleh pasien, meskipun jarak antara klinik atau rumah sakit dengan pasien sangat jauh.
Kelemahan:
1.Komponen terpenting dalam terapi ICBT adalah computer dan jaringan internet. Di Negara berkembang seperti Indonesia masih sangat minim kepemilikan computer dan akses internet hanya dinikmati oleh orang yang berada didaerah tertentu. Pada kondisi saat ini mungkin kelemahan yang satu ini bisa teratasi, dengan perkembangan mobile internet yang tersedia melalui ponsel.
2.Kendala bahasa antara perawat/terapis dengan pasien
3.Kesalahan klasifikasi diagnose akan mempengaruhi terapi yang diberikan
4.Penguatan dari terapi sangat minim sehingga mengurangi insentif yang diterima oleh terapis, hal ini lebih kecil dari pekerja klinis yang berada di rumah sakit.
D.PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN ICBT
ICBT tidak menuntut pertemuan face to face antara perawat/terapis dengan pasien. Hubungan antara perawat dan pasien sangat mempengaruhi keberhasilan terapi. ICBT menyertakan kontak terapis yang diinginkan oleh pasien. Terapis ini memiliki banyak peran, sebagai berikut:
1.Komunikasi via email
2.Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengerjakan modul terapi
3.Memandu pasien dalam mengerjakan lembar kerja
Perawat harus memiliki kriteria yang memadai dan terampil dalam memberikan terapi tersebut. Hiedman (2013) menyebutkan terapis dalam terapi ICBT ini adalah seorang perawat spesialis jiwa atau psikolog yang terlisensi, memiliki pengetahuan dan ketrampilan tetnang CBT dan memiliki e-mail. Kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat, yaitu:
1.Therapeutic skills
2.Treatment adderence
3.Kemampuan komunikasi interpersonal online
4.Pengetahuan tentang teori dan praktik CBT harus adekuat.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan kemudahan bagi perawat khususnya perawat jiwa dalam menjalankan perannya memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan ansietas. Penggunaan teknologi informasi dalam pemberian asuhan keperawatan memberikan dampak yang cukup besar terhadap penurunan tingkat ansietas. Terapi kognitif-perilaku berbasis internet (ICBT) bisa diterapkan untuk lebih efektif menurunkan ansietas. Kontak face-to-face antara perawat dengan pasien dalam terapi ini sangat kecil, komunikasi yang dilakukan melalui e-mail. ICBT terdiri dari 6 modul, latihan kerja dan lembar kerja pasien.
Kriteria yang harus dimiliki oleh perawat atau terapis yang memberikan ICBT adalah perawat spesialis jiwa/psikolog berlisensi, mengetahui dan terampil memberikan CBT, dan ahli berkomunikasi via internet. Peran terapis sebagai fasilitator dan motivator, memandu pasien mengatasi masalah secara mandiri (Self-help). Kemampuan yang harus dimiliki terapis adalah therapeutic skill, treatment adherence dan kemampuan komunikasi interpersonal secara online.
ICBT lebih efektif dibandingkan dengan CBT. Keuntungan-keuntungan pemberian ICBT pada pasien dengan ansietas adalah keefektivan dalam menurunkan ansietas, waktu dan biaya yang dibutuhkan dalam proses terapi relative kecil, kontak dengan perawat terapis sedikit. Terapi ini bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun pasien membutuhkan bantuan untuk mengatasi masalah ansietas.
Memperhatikan keefektivan dari pemberian ICBT, perawat Indonesia perlu mengaplikasikan terapi ini untuk mengatasi ansietas. Perawat dapat mendaftarkan diri untuk menjadi terapis secara online, dan akan dipandu untuk menjadi terapis. Perawat klinis bisa mendaftarkan pasien untuk melakukan terapi secara online dalam mempertahankan kesehatan jiwa.
Refferensi:
Andrews, Gavin, Pim Cuijpers, Michelle G C, Peter McEvoy & Nickolai T. (2010). Computer Therapy for the Anxiety and Depressive Disorders Is Effective, Acceptable and Practical Health Care: A Meta-Analysis. PLoS One, 5(10), e13196
Calear AL, Christensen H. (2010). Review of internet-based prevention and treatment programs for anxiety and depression in children and adolescents. Med J Aust. 2010;192:S12-S14
Glasziou P, et all (2013). Internet-Based Cognitive Behaviour Therapy For Depression And Anxiety. Australian Family Physician Vol. 42, No. 11, November 2013
Griffiths KM, Farrer L, Christensen H. (2010). The Efficacy Of Internet Interventions For Depression And Anxiety Disorders: A Review Of Randomised Controlled Trials. Med J Aust. 2010;192:S4-S11.
Hedman E, Andersson, G., Ljótsson, B., Andersson, E., Rück, C., Mörtberg, E., & Lindefors, N. (2011). Internet-based cognitive behavior therapy vs. Cognitive behavioral group therapy for social anxiety disorder: A randomized controlled non-inferiority trial. PLoS One, 6(3) doi:http://dx.doi.org/10.1371/journal.pone.0018001
Hedman, E, et all. (2013). Effectiveness of Internet-based cognitive behavior therapy for depression in routine psychiatric care. Journal of Affective Disorders 155(2014)49–58. www.elsevier.com/locate/jad
Lindefors , E. Hedman, and B. Ljótsson. (2012). Internet-Based Cognitive Behavior Therapy for Anxiety and Depression. Medicographia. 2012;34:346-351
Mackenzie, JMN, A., A, D. W., McIntyre, K., Watts, S., Wong, N., & Andrews, G. (2013). Internet Cognitive Behavioural Therapy For Mixed Anxiety And Depression: A Randomized Controlled Trial And Evidence of Effectiveness in Primary Care. Psychological Medicine, 43(12), 2635-48. doi:http://dx.doi.org/10.1017/S0033291713000111
Sharf, RS.(2012). Theories of Psychotheraphy and Counceling: Concept and Cases. 5th edition. Nelson Education Ltd: USA
Spek, V, Pim Cui Jpers, Ivan Nykli´CˇEk, Heleen Riper, Jules Keyzer And Victor Pop. (2007). Internet-Based Cognitive Behaviour Therapy For Symptoms Of Depression And Anxiety: A Meta-Analysis. Psychological Medicine, 2007, 37, 319–328. doi:10.1017/S0033291706008944. United Kingdom: Cambridge University Press
Stuart, G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 10th ed. St. Louis: Mosby.
Van Ingen, Daniel J, PSYD, & Novicki, D. J., P.H.D. (2009). An effectiveness study of group therapy for anxiety disorders. International Journal of Group Psychotherapy, 59(2), 243-51. Retrieved from http://search.proquest.com/docview/194784383?accountid=17242
Varcarolis, Elizabet M dan Halter, Margaret J. (2010). Foundations of Psychiatric Mental Health Nursing : A Clinical Approach. 6th Edition. Elsevier Inc-New York
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H